Friday, January 30, 2015

Referat Parese Nervus Fasialis (Bagian 6)


2.1  Penatalaksanaan
Pengobatan terhadap parese nervus VII dapat dikelompokkan dalam 3 bagian : 1,2

1.      Pengobatan terhadap parese nervus fasialis
A.    Fisioterapi
1.      Heat Theraphy, Face Massage, Facial Excercise
Basahkan handuk dengan air panas, setelah itu handuk diperas dan diletakkan dimuka hingga handuk mendingin. Kemudian pasien diminta untuk memasase otot-otot wajah yang lumpuh terutama daerah sekitar mata, mulut dan daerah tengah wajah.Masase dilakukan dengan menggunakan krim wajah dan idealnya juga dengan menggunakan alat penggetar listrik. Setelah itu pasien diminta untuk  berdiri didepan cermin dan melakukan beberapa latihan wajah seperti mengangkat alis mata, memejamkan kedua mata kuat-kuat, mengangkat dan mengerutkan hidung, bersiul, menggembungkan pipi dan menyeringai.
Kegiatan ini dilakukan selama 5 menit 2 kali sehari.3

2.      Electrical Stimulation
Stimulasi energi listrik dengan aliran galvanic berenergi lemah.2 Tindakan ini bertujuan untuk memicu kontraksi buatan pada otot-otot yang lumpuh dan juga berfungsi untuk mempertahankan aliran darah serta tonus otot.9


B.     Farmakologi
Obat-obatan yang dapat diberikan dalam penatalaksanaan parese nervus fasialis antara lain:9
1.      Asam Nikotinik
Pada parese nervus fasialis yang dikarenakan iskemiaAsam nikotinik dan obat-obatan yang bekerja menghambat ganglion simpatik servikal digunakan untuk memicu vasodilatasi sehingga dapat meningkatkan suplai darah ke nervus fasialis.
2.      Vasokonstriktor, Antimikroba
Obat ini diberikan pada kelumpuhan nervus fasialis yang disebabkan oleh kompresi nervus fasialis pada kanal falopi. Obat ini bekerja mengurangi bendungan , pembengkakkan, dan inflamasi pada keadaan diatas.
3.      Steroid
Obat ini diberikan untuk mengurangi proses inflamasi yang menyebabkan Bell’s Palsy.
4.      Sodium Kromoglikat
Diberikan pada parese nervus fasialis jika dipikirkan adanya reaksi alergi.
5.      Antivirus
Baru-baru ini antivirus diberikan dengan atau tanpa penggunaan prednisone secara simultan.

C.    Pengobatan Psikofisikal
 Akupuntur, biofeedback, dan electromyographic feedback dilaporkan dapat membantu pentembuhan Bell’s Palsy.9

2.    Pengobatan Sekuele ( Gejala Sisa )
  Pengobatan terhadap gejala sisa yang dapat dilakukan antara lain:9

a.      Depresi
     Pasien dengan parese nervus fasialis memiliki ketakutan bahwa mereka memiliki penyakit yang mengancam jiwa ataupun penyakit yang melibatkan pembuluh darah otak. Konseling dan terapi kelompok yang melibatkan penderita dengan usia yang sama terbukti efektif untuk mengatasi depresi tersebut.

b.      Nyeri
     Sebagian pasien dengan Bell’s Palsy dan hampir seluruh pasien dengan Herpes Zooster Cephalic merasakan nyeri. Nyeri ini dapat diatasi dengan analgesic non-narkotik. Dapat diberikan steroid dengan dosis awal 1 mg/ kg BB/ hari dan tapering off setelah 10 hari penggunaan.

c.       Perawatan Mata
     Secara umum, Perawatan mata ditujukan untuk menjaga kelembaban mata agar tidak terjadi keratitis dan kerusakan kornea. Pasien diminta untuk meengedipkan mata 2 sampai 4 kali permenit disamping penggunaan obat tetes mata.
3.    Indikasi Untuk Operasi
Pada kasus dengan gangguan hantaran berat atau sudah terjadi denervasi total, tindakan operatif segera harus dilakukan dengan teknik dekompresi nervus fasialis transmastoid.1

2.2           DIAGNOSIS BANDING
Tabel 3: Beberapa diagnosis banding berdasarkan Metode Kitten5
Kongenital
Möbius syndrome
Myotonic
Dystrophy
Infeksi dan idiopatik
Idiopathic facial paralysis
Melkersson-Rosenthal syndrome
Ramsay-Hunt syndrome
Otitis media/mastoiditis
Necrotizing otitis externa
Meningitis
Lyme disease
Tetanus
TB, HIV, EBV, syphilis
Toksin dan trauma
Head trauma
Temporal bone trauma
Iatrogenic injuries
Birth trauma
Neoplasma
Parotid tumors
Facial neuromas
Acoustic neuromas
Cholesteatoma
Gliomas
Meningioma
Temporal bone tumors
Endokrin
Diabetes mellitus
Pregnancy
Hyper-thyroidism
Neurologi
Guillain-Barré
Multiple sclerosis
Myasthenia gravis
Stroke
Sistemik
Sarcoidosis
Amyloidosis
Hyperostoses
(Paget’s disease, osteopetrosis)


2.3  Komplikasi
Setelah  kelumpuhan fasial perifer, regenerasi saraf yang rusak, terutama serat otonom dapat sebagian atau pada arah yang salah. Serat yang terlindung mungkin memberikan akson baru yang tumbuh ke dalam bagian yang rusak. Persarafan baru yang abnormal ini, dapat menjelaskan kontraktur atau sinkinesis (gerakan yang berhubungan) dalam otot-otot mimik wajah8.

Sindrom air mata buaya (refleks gastrolakrimalis paradoksikal) tampaknya didasarkan oleh persarafan baru yang salah. Di perkirakan bahwa serat sekretoris untuk kelenjar air liur tumbuh ke dalam selubung Schwann dari serat yang cedera yang berdegenerasi dan pada asalnya serat tersebut bertanggung jawab untuk  glandula lakrimalis8.


Referat Lengkap 
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7

No comments:

Post a Comment

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...