Hematuria adalah keadaan ditemukannya darah di dalam urin baik secara mikroskopik maupun makroskopik. Hingga saat ini belum disepakati jumlah minimal eritrosit yang dapat di golongkan ke dalam hematuria. Hal tersebut dikarenakan metode yang digunakan berbeda. Apabila menggunaka metode kamar hitung dikatakan hematuria apabila ditemukan lebih atau sama dengan 10 eritrosit/ml, sedangkan apabila secara langsung dikatakan hematuria apabila ditemui eritrosit lebih atau sama dengan 5/LPB, namun ada pula yang berpendapat ditemukan lebih dari 1 sudah dapat dikatakan sebagai hematuria.
Pemeriksaan lain yang biasa digunakan adalah dengan menggunakan cara kimia. Cara ini cenderung lebih praktis dan cepat. Alat yang digunakan adalah kertas yang mengandung ortholuidin dan peroksidase. Apabila terdapat hemoglobin di dalam urin, maka akan Hb tersebut akan berikatan dengan peroksidase yang kemudian akan menginduksi oksidasi orthotoluidin. Proses oksidasi ini akan mengakibatkan terjadinya perubahan warna menjadi warna biru dalam 40 detik. Tingkat perubahan warna berbanding lurus dengan jumlah Hb atau eritrosit di dalam urin tersebut. Namun kelemahan cara ini yaitu tak dapat membedakan antara hhemoglobin dan mioglobin.
Pemeriksaan yang terakhir yaitu dengan menggunakan metode addis count. Prinsipnya yaitu dengan mengumpulkan urin selama 12 jam. Pada keadaan normal addis count berisi 600.000 silinder. Pemeriksaan ini sudah jarang digunakan karena terdapat banyak kesalahan dan banyak sel yang mengalami lisis,
Istilah dalam hematuria:
- Hematuria asimtomatik : hematuria yang merupakan gejala tunggal atau hematuria yang terjadi tanap rasa sakit.
- hematuria simptomatik : hematuria yang ditemukan bersama dengan gejala lain atau hematuria yang disertai dengan rasa sakit kalau miksi.
- hematuria persisten : hematuria yang timbul tiap kali miksi.
- hematuria rekuren : hematuria yang diselingi dengan urin normal
- hematuria makroskopik : terdapat darah dalam urin yang menyebabkan urin berwarna coklat atau merah.
- hameturia mikroskopik : terdapat eritrosit dalam urin tanpa perubahan warna urin yang diketahui dengan tes kimia atau dilihat dibawah mikroskopik.
Etiologi hematuria
|
|
1
|
Berasal dari ginjal
·
Pendarahan glomerulus
o Glomerulonefritis
akut
o Glomerulonephritis
kronik
o Nefritis
herediter
o Nefropati
IgA
o Hematuria
familial
o Hematuria
benigna rekuren atau persisten
·
Pendarahan ekstraglomerulus
o Pleonefritis
akut dan kronik
o Tbc
ginjal
o Tumor
ginjal
o Hemangioma
ginjal
o Ginjal
polikistik
o Hidronefrosis
o Nekrosis
papil ginjal
o Kelaianan
vascular
o Trauma
ginjal
o Hiperkalsiuri
idiopatik
|
2
|
Berasal dari luar ginjal
|
3
|
Penyakit sistemik
|
4
|
Penyakit darah
|
5
|
Olahraga
|
Zat dan obat yang
dapat menimbulkan hematuria
|
|
1
|
Metal
|
2
|
Obat kemoterapi
|
3
|
Obat biasa
·
Asetilsalisilat
·
Klorotiazid
·
Klorpromazin
·
Klonisin
·
Kortikosteroid
·
Siklofosfamid
·
Indometasin
·
Fenasetin
·
Fenilbutazon
·
Probenesid
·
Trifluperazin
|
4
|
Zat organik
|
5
|
Antikoagulan
|
Penatalaksanaan tergantung pada etiologi dan penyakit dasar. Oleh karenany diperlukan anamnesa dan pemeriksaan yang sistematik.
Daftar Pustaka : Rauf, Sarifuddin, 2002, Hematuria dalam Buku ajar nefrologi anak edisi dua ( Alatas ,dkk). Jakarta:Balai penerbit FKUI, hal.114-125.
No comments:
Post a Comment