Thursday, February 5, 2015

Referat Anemia Hemolitik Autoimun (Bagian 5)

2.6  Diagnosis Banding
1.7.1.      Evan’s syndrome
Evan’s syndrome adalah kelainan autoimun yang ditandai kombinasi perkembangan dari AIHA dan ITP (Idiopathic Thrombocytopenia Purpura) dan atau neutropenia tanpa adanya faktor penyebab. Penyakit ini jarang (0,8%-1,3%), biasanya ditemukan pada anak-anak, dan terjadi peningkatkan kasus pada keadaan gangguan regulasi dari sistem imun. Evan’s syndrome dapat diklasifikasikan atas primer dan sekunder. Evan’s syndrome primer merupakan bentuk yang idiopatik, dan Evan’s syndrome sekunder berhubungan dengan beberapa jenis penyakit seperti Evan’s syndrome dengan SLE, incomplete lupus, sindrom antifosfolipid primer, sindrom Sjogren, variasi imunodefisiensi, defisiensi IgA, limfoma maligna non-Hodgkins sel B dan sel T, dan leukemia limfositik kronik.17
1.7.2.      Sferositosis herediter
Sferositosis herediter adalah salah satu jenis anemia hemolitik yang disebabkan oleh kerusakan membran eritrosit. Kerusakan ini terjadi akibat dari defek molekuler pada satu atau lebih protein sitoskeletal sel darah merah yang terdiri dari spektrin, ankirin, band 3 protein dan protein 4.2. Defek selular primer pada sferositosis herediter adalah berkurangnya luas permukaan membran relatif terhadap volume intraselular sel eritrosit, sehingga menyebabkan morfologi eritrosit mikrosferositik dan deformabilitas sel menjadi berkurang. Selain itu defek protein pada membran sel meningkatkan fragilitas membran, sehingga sel menjadi mudah lisis. Lien mempunyai pH dan kadar glukosa yang rendah serta kadar toksin radikal bebas yang tinggi yang dapat menyebabkan kerusakan pada membran eritrosit. Gejala klinis sferositosis herediter dapat berupa anemia ringan sampai berat disertai ikterus dan splenomegali.18
Sferositosis herediter adalah kelainan herediter yang diturunkan secara autosomal dominan yang ditandai dengan adanya defek membran protein yang diturunkan. Kelainan ini umumnya terjadi pada populasi kaukasia. Biasanya pasien mengalami hemolisis ringan sampai sedang. 75% kasus mempunyai riwayat keluarga dengan sferositosis herediter. Jika tidak ditemukan adanya riwayat keluarga dengan sferositosis herediter, maka perlu didiagnosis banding dengan AIHA. Begitu juga pada AIHA dengan coombs test yang negatif, maka didiagnosis banding dengan sferositosis herediter. Untuk memastikannya dapat dilakukan pemeriksaan RIA/ELISA untuk melihat antibodi anti eritrosit.19,20


No comments:

Post a Comment

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...