DEFINISI
Akne
adalah reaksi peradangan dalam folikel sebasea yang pada umumnya dan biasanya
disertai dengan pembentukan papula, pustula, dan abses terutama di daerah yang
banyak mengandung kelenjar sebasea, seperti muka, dada, dan punggung bagian
atas.
Akne
vulgaris adalah peradangan folikel sebasea yang ditandai oleh komedo, papula,
pustula, kista dan nodulus ditempat predileksinya, wajah, leher, badan atas,
dan lengan atas. Ialah terutama pada remaja yang biasanya berinvolusi sebelum
usia 25 tahun namun bisa berlanjut sampai usia dewasa. Ia terutama timbul pada
kulit yang berminyak berlebihan aikbat produksi sebum berlebihan ditempat
glandula sebaseanya banyak. Acne adalah suatu keadaan dimana pori-pori kulit
tersumbat sehingga timbul beruntus-beruntus dan abses (kantong nanah)
yang meradang dan terinfeksi.
ETIOLOGI
Berbagai faktor. Penyebab
akne sangat banyak (multifaktorial), antara lain : genetik, endokrin (androgen,
pituitary sebotropic factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar
sebasea sendiri, faktor psikis, musim, infeksi bakteri (Propionibacterium
acnes), kosmetika, dan bahan kimia lainnya.
Penyebab yang pasti belum diketahui,
tetapi banyak faktor yang berpengaruh:
- Sebum
sebum merupakan faktor
utama penyebab timbulnya akne. Akne yang keras selalu disertai pengeluaran
sebore yang banyak
2. Bakteria
Mikroba yang terlibat
pada terbentuknya akne adalah corynebacterium acnes, Stafilococcus
epidermidis, dan pityrosporum ovale.Dari ketiga mikroba ini yang terpenting
yakni C. Acnes yang bekerja secara tidak langsung.
3.
Herediter
Faktor herediter yang
sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas kelenjar palit (glandula sebasea).
Apabila kedua orang tua mempunyai parut bekas akne, kemungkinan besar anaknya
akan menderita akne.
4. Hormon
Hormon androgen.
Hormon ini memegang peranan yang penting karena kelenjar palit sangat sensitif
terhadap hormon ini. Hormon androgen berasal dari testes dan kelenjar anak
ginjal (adrenal). Hormon ini menyebabkan kelenjar palit bertamabah besar dan
produksi sebum meningkat.
Pada penyelidikan Pochi,
Frorstrom dkk. & Lim James didapatkan bahwa konsentrasi testosteron dalam
plasma penderita akne pria tidak berbeda dengan yang tidak menderita
akne.Berbeda dengan wanita, pada testosteron plasma sangat meningkat pada
penderita akne.
Estrogen.
Pada keadaan fisiologi, estrogen tidak berpengaruh terhadap produksi sebum.
Estrogen dapat menurunkan kadar gonadotropin yang berasal dari kelenjar
hipofisis. Hormon gonadotropin mempunyai efek menurunkan produksi sebum.
Progesteron.
Progesteron, dalam jumlah fisiologik tak mempunyai efek terhadap efektivitas
terhadap kelenjar lemak. Produksi sebum tetap selama siklus menstruasi, akan
tetapi kadang-kadang progesteron dapat menyebabkan akne premenstrual.
Hormon-hormon
dari kelenjar hipofisis. Pada tikus, hormon tirotropin, gonadotropin,
dan kortikotropin dari kelenjar hipofisis diperlukan untuk aktivitas kelenjar
palit. Pada kegagalan dari kelenjar hiopofisis, sekresi sebum lebih rendah
dibandingkan dengan orang normal. Penurunan sebum diduga disebabkan oleh adanya
suatu hormon sebotropik yang berasal dari baga tengah (lobus intermediate)
kelenjar hipofisis.
5. Diet
Beberapa pengarang
terlalu membesar-besarkan pengaruh makanan terhadap akne, akan tetapi dari
penyidikan terakhir ternyata diet sedikit atau tidak berpengaruh terhadap akne.
Pada penderita yang makan banyak karbohidrat dan zat lemak, tidak dapat
dipastikan akan terjkadi perubahan pada pengeluaran sebum atau komposisinya
karena kelenjar lemak bukan alat pengeluaran lemak yang kita makan.
Di daerah yang mempunyai
empat musim, biasanya akne bertambah hebat pada musim dingin, sebaliknya
kebanyakan membaik pada musim panas.
Sinar ultraviolet (UV)
mempunyai efek membunuh bakteri pada permukaan kulit. Selain itu, sinar ini
juga dapat menembus epidermis bagian bawah dan bagian atas dermis sehingga
berpengaruh pada bakteri yang berada dibagian dalam kelenjar palit. Sinar UV
juga dapat mengadakan pengelupasan kulit yang dapat membantu menghilangkan
sumbatan saluran pilosebasea.
Menurut Cunliffe, pada
musim panas didapatkan 60% perbaikan akne, 20% tidak ada perubahan, dan 20%
bertambah hebat. Bertambah hebatnya akne pada musim panas tidak disebabkan oleh
sinar UV melainkan oleh banyaknya keringat pada keadaan yang sangat lembab dan
panas tersebut.
7. Psikis
Pada beberapa
penderita, stress dan gangguan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi akne. Mekanisme yang pasti mengenai hal
ini belum diketahui. Kecemasan menyebabkan penderita memanipulasi aknenya
secara mekanis, sehingga terjadi kerusakan pada dinding folikel dan timbul lesi
yang beradang yang baru, teori lain mengatakan bahwa eksaserbasi ini disebabkan
oleh meningkatnya produksi hormon androgen dari kelenjar anak ginjal dan sebum,
bahkan asam lemak dalam sebum pun meningkat.
8. kosmetika
Pemakaian bahan-bahan
kosmetika tertentu, secara terus menerus dalam waktu lama, dapat menyebabkan
suatu bentuk akne ringan yang terutama terdiri dari komedo tertutup dan
beberapa lesi papulopustular pada pipi dan dagu. Bahan yang sering menyebabkan
akne ini terdapat pada berbagai krem muka seperti bedak dasar (faundation),
pelembab (moisturiser), krem penahan sinar matahari (sunscreen), dan krem
malam. Yang mengandung bahan-bahan, seperti lanolin, pektrolatum, minyak
tumbuh-tumbuhan dan bahan-bahan kimia murni (butil stearat, lauril alcohol, dan
bahn pewarna merah D &C dan asam oleic).
Jenis kosmetika yang
dapat menimbulkan akne tak tergantung pada harga, merk, dan kemurnian bahannya.
Suatu kosmetika dapat bersifat lebih komedogenik tanpa mengandung suatu bahan
istimewa, tetapi karena kosmetika tersebut memang mengandung campuran bahan
yang bersifat komedogenik atau bahan dengan konsentrasi yang lebih besar.
Penyelidikan terbaru diLeeds tidak berhasil menemukan hubungan antara lama
pemakaian dan jumlah kosmetika yang diapai dengan hebatnya kane.
9. Bahan-bahan Kimia
Beberapa macam bahan
kimia dapat menyebabkan erosi yang mirip dengan akne (akneform eruption),
seperti yodida, kortikosteroid, INH, obat anti konvulsan (difenilhidantoin,
fenobarbital dan trimetandion), tetrasiklin, vitamin B 12.
10. Reaktivitas
Disamping faktor-faktor
diatas masih ada factor “X” pada kulit yang merupakan factor penting yang
menentukan hebatnya akne.
KLASIFIKASI
Klasifiksi yang dibuat oleh Plewig dan
Kligman dalam buku Acne : Morphogenesis and Treament (1975) :
Akne : A. Akne vulgaris
dan varietasnya :
§ Akne tropikalis
§ Akne fulminan
§ Pioderma fasiale
§ Akne mekanika dan lainnya
B. Akne venenata akibat
kontaktan eksternal dan varietasnya :
§ Akne kosmetika
§ Pomeda acne
§ Akne klor
§ Akne akibat kerja
§ Akne deterjen
C.
Akne komedonal akibat agen fisik dan varietasnya :
§ Solar comedones
§ Akne radiasi (sinar x, kobal)
Erupsi
Akneiformis
Menurut Frank
(1979) erupsi akneformis ada berbagai macam:
1.
Akne komedonal tak meradang
2.
Akne komedonal meradang
3.
Akne papula ringan
4.
Akne papulo-pustular
5.
Akne berat: lesi agak banyak
6.
Akne berat: nodus, kista, banyak komedo, papul, pustul.
7.
Akne konglobata.
Strauss dalam buku Dermatology in General
Medicine (1993) menulis akne terdiri atas : 1. Akne vulgaris dan 2. Miscellaneous
types of acne yang terdiri atas akne neonatal, acne excoriae des jeunes filles,
drug acne, akne akibat kerja, akne tropikalis, akne stivalis, akne kosmetika,
pomade acne, akne deterjen, akne mekanika, acne with facial edem, akne
konglobata, akne fulminan, dan steatoma multipleks.
PATOGENESIS
Patogenesis akne vulgaris sangat kompleks
dipengaruhi banyak faktor dan kadang-kadang masih controversial. Asam lemak
bebas yang terbentuk dari trigliserida dalam sebum menyebabkan kekentalan sebum
bertambah dan menimbulkan sumbatan saluran pilosebasea serta reaksi radang
disekitarnya (komedogenik). Pembentukan pus, nodus, dan kista terjadi
sesudahnya.
- kenaikan sekresi sebum
- Adanya keratinisasi folikel
- Bakteri
- Peradangan (inflamasi).
1. Kenaikan sekresi sebum
Akne biasanya mulai timbul pada masa
pubertas pada waktu kelenjar sebasea membesar dan mengeluarkan sebum lebih
banyak. Terdapat korelasi antara hebatnya akne dan produksi sebum. Pertumbuhan kelenjar
palit dan produksi sebum dibawah pengaruh hormon androgen. Pada penderita akne
terdapat peningkatan konversi hormon androgen yang normal berada dalam darah
(testosteron) kebentuk metabolit yang lebih aktif (5-alfa dihidrotestosteron).
Hormon ini mengikat reseptor androgen di sitoplasma dan akhirnya menyebabkan
proliferasi sel penghasil sebum.
Meningkatnya produksi sebum pada penderita
akne disebabkan oleh respon organ akhir yang berlebihan (end-organ
hyperresponse) pada kelenjar palit terhadap kadar normal androgen dalam
darah. Terbukti bahwa, pada kebanyakan penderita, lesi akne hanya ditemukan
dibeberapa tempat yang kaya akan kelenjar palit.
Akne mungkin juga berhubungan dengan
komposisi lemak. Sebum bersifat komedogenik tersusun dari campuaran skualen,
lilin (wax), ester dari sterol, kholesterol, lipid polar, dan trigliserida.
Pada penderita akne terdapat kecenderungan mempunyai kadar skualen dan ester
lilin (wax) yang tinggi, sedangkan kadar asam lemak terutama asam leinoleik,
rendah. Mungkin hal ini ada hubungan dengan terjadinya hiperkeratinisasi pada
kelenjar sebasea.
2. Keratinisasi folikel
Keratinisasi pada saluran pilosebasea
disebabkan oleh adanya penumpukan korniosit dalam saluran pilosebasea.
Hal ini dapat
disebabkan :
- bertambahnya erupsi korniosis pada saluran pilosebasea
- Pelepasan korniosit yang tidak adekuat
- Kombinasi kedua faktor diatas.
Bertambahnya produksi
korniosit dari sel keratinosit merupakan salah satu sifat komedo.
Terdapat hubungan
terbalik antara sekresi sebum dan konsentrasi asam linoleik dalam sebum.
Menurut Downing, akibat dari meningkatnya sebum pada penderita akne, terjadi
penurunan konsentrasi asam lenolik. Hal ini dapat menyebabkan defisiensi asam
lenoleik pada epitel folikel, yang akan menimbulkan hiperkeratosis folikuler
dan penurunan fungsi barier dari epitel. Dinding komedo lebih mudah ditembus
bahan-bahan yang menimbulkan peradangan. Walaupun asam lenoleik merupakan unsur
penting dalam seramaid-1, lemak lain mungkin juga berpengaruh pada patogenesis
akne. Kadar sterol bebas juga menurun pada komedo sehingga terjadi ketidak
seimbangan antara kholesterol bebas dengan kholesterol sulfat sehinggga adhesi
korneosit pada akroinfundibulum bertambah dan terjadi hiperkeratosis folikel.
3. Bakteri
Tiga macam mikroba yang terlibat dalam
patogenesis akne adalah corynebakterium Acne, Stafylococcus epidermidis,
dan pityrosporum ovale (malazzea furfur). Adanya sebore pada pubertas
biasanya disertai dengan kenaikan jumlah corynebacterium acne, tetapi tidak ada
hubungan dengan jumlah bakteri pada permukaan kulit atau dalam saluran
pilosebasea dengan derajat hebatnya akne. Tampaknya ketiga macam bakteri ini
bukanlah penyebab primer pada proses patologis akne. Beberapa lesi mungkin
timbul tanpa ada mikroorganisme yang hidup, sedangkan pada lesi yang lain
mikroorganisme mungkin memegang peranan penting. Bakteri mungkin berperan pada
lamanya masing-masing lesi. Apakah bakteri yang berdiam dalam folikel (residen
bacteria) mengadakan eksaserbasi tergantung pada lingkungan mikro dalam folikel
tersebut. Menurut hipotesis Saint-Leger skualen yang dihasilkan oleh kelenjar
palit dioksidasi dalam kelenjar folikel dan hasil oksidasi ini dapat
menyeebabkan terjadinya komedo. Kadar oksigen dalam folikel berkurang dan
akhirnya menjadi kolonisasi C..Acnes. bakteri ini memproduksi
porfirin, yang bila dilepaskan dalam folikel akan menjadi katalisator untuk
terjadinya oksidasi skualen, sehingga oksigen dalam folikel tambah berkurang
lagi. Penurunan tekanan oksigen dan tingginya jumlah bakteri ini dapat
menyebabkan peradangan folikel. Hipotesis ini dapat menerangkan mengapa akne
hanya dapat terjadi pada beberapa folikel, sedangkan folikel yang lain tetap
normal
4. Peradangan
Faktor yang menyebabkan peradangan pada
akne belumlah diketahui dengan pasti. Pencetus kemotaksis adalah dinding sel
dan produk yang dihasilkan oleh C.Acnes seperti lipase, hialuronidase,
protease, lesitinase dan nioranidase, memegang peranan penting dalam proses
peradangan.
Factor kemotaktik yang berberat molekul
rendah (tidak memerlukan komplemen untuk bekerja aktif), bila keluar dari
folikel, dapat menarik leukosit nucleus polimorfi (PMN) dan limfosit. Bila
masuk kedalam folikel, PMN dapat mencerna C. Acnes dan mengeluarkan
enzim hidrolitik yang bisa menyebabkan kerusakan dari folikel sebasea. Limfosit
dapat merupakan pencetus terbentuknya sitokin.
Bahan keratin yang sukar larut, yang
terdapat di dalam sel tanduk serta lemak dari kelenjar palit dapat menyebabkan
reaksi non spesifik, yang disertai makrofag dan sel-sel raksasa.
Pada masa permulaan peradangan yang
ditimbulkan oleh C.Acnes, juga terjadi aktivasi jalur komplemen klasik
dan alternatif (classical and alternative complement pathways). Respon
penjamu terhadap mediator juga amat penting. Selain itu antibody terhadap C.Acnes
juga meningkat pada penderita akne hebat.
Terdapat
empat mekanisma utama kejadian jerawat.
· Kelenjar minyak menjadi besar (hipertropi) dengan
peningkatan penghasilan sebum (akibat rangsangan hormon androgen)
· Hiperkeratosis (kulit menjadi tebal) epitelium folikular
(pertumbuhan sel-sel yang cepat dan mengisi ruang folikel polisebaceous dan
membentuk plug).
· Pertumbuhan kuman, propionibacterium acnes yang cepat
(folikel pilosebaceous yang tersumbat akan memerangkap nutrien dan sebum serta
menggalakkan pertumbuhan kuman.
· Inflamasi
(radang) akibat hasil sampingan kuman propionibacterium acnes.
Proses terbentuknya dimulai
dengan adanya radang saluran kelenjar minyak kulit, kemudian dapat menyebabkan
sumbatan aliran sebum yang dikeluarkan oleh kelenjar sebasea di permukaan
kulit, sehingga timbul erupsi ke permukaan kulit yang dimulai dengan komedo.
Proses peradangan selanjutnya akan membuat komedo berkembang menjadi papul,
pustul, nodus dan kista. Bila peradangan surut terjadi jaringan parut.
Sumbatan
saluran kelenjar minyak dapat terjadi karena:
1. Perubahan jumlah dan konsistensi kelenjar
minyak dalam kulit yang terjadi karena berbagai faktor, antara lain: genetik,
rasial, hormonal, cuaca, makanan, stress fisik, dll. Terjadi pada acne
vulgaris. Banyak terdapat di muka, leher, punggung, bahu dan lengan atas.
2. Tertutupnya saluran keluar kelenjar sebasea
oleh masa eksternal, baik dari kosmetik, bahan kimia, detergen. Akne jenis ini
disebut akne venenata. Hanya terdapat pada daerah yang terpapar,
biasanya di muka, lengan atas dan bawah, serta betis.
3. Saluran keluar kelenjar sebasea menyempit
akibat radiasi sinar ultra violet atau sinar radioaktif, dikenal sebagai akne
fisik.
No comments:
Post a Comment