Saturday, February 7, 2015

Referat Anemia Hemolitik Autoimun (Bagian 7)

2.9  Komplikasi
2.9.1        Tromboemboli
Menurut Allgood dkk, pada pasien AIHA penyebab kematian yang paling sering adalah emboli paru (4 dari 47 pasien). Semua pasien ini mendapatkan terapi kortikosteroid dan splenektomi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Pullarkat dkk, 8 dari 30 pasien (27%) mengalami episode tromboemboli vena. Faktor  yang berperan dalam trombosis pada AIHA adalah cytokine-induced expression of monocyte atau faktor endothelial tissue. Hoffman (2009) berpendapat bahwa antikoagulan lupus yang terdeteksi pada pasien AIHA beresiko tinggi untuk terjadinya tromboemboli vena dan pasien sebaiknya diberikan antikoagulan untuk profilaksis. Penelitian yang dilakukan Kokori dkk pada pasien AIHA dengan sistemik lupus erythematosus ditemukan resiko trombosis meningkat lebih dari 4 kali lipat.23
Pada penelitian yang dilakukan oleh Hendrick, disimpulkan bahwa pasien AIHA memiliki risiko tromboemboli yang cukup tinggi. Hendrick meneliti pada 23 pasien dengan AIHA tipe hangat, didapatkan 6 pasien mengalami tromboemboli vena, dan 5 diantaranya cukup fatal.23

2.9.2        Kelainan limfoproliferatif
Pasien dengan kelainan limfoproliferatif dapat berkembang menjadi AIHA. Begitu juga sebaliknya, pada pasien AIHA terjadi peningkatan resiko kelainan limfoproliferatif. Sallah dkk melaporkan 18% pasien AIHA berkembang menjadi kelainan limfoproliferatif maligna. Faktor resiko perkembangan AIHA menjadi keganasan limfoproliferatif adalah usia, adanya penyebab penyakit autoimun, dan serum gammophaty. Perkembangan menjadi keganasan lymphoid membutuhkan proses yang bertahap, pada fase awal proliferasi termasuk stimulasi antigen kronik hingga terjadinya mutasi yang menyebabkan perubahan menjadi keganasan. Dari analisis terakhir ditemukan peningkatan sel T lymphoma dan zona marginal lymphoma, serta ditemukan juga peningkatan sel B lymphoma non Hodgkin 2-3 kali lipat, khususnya tipe diffuse large cell lymphoma.23

2.10 Prognosis
            Prognosis anemia hemolitik autoimun pada anak-anak biasanya baik kecuali yang diikuti penyakit penyerta (misalnya, imunodefisiensi kongenital, acquired immunodeficiency syndrome [AIDS], lupus erythematosus). Secara umum anak-anak dengan anemia hemolitik autoimun tipe hangat berisiko tinggi untuk menderita penyakit yang lebih parah dan kronis dengan  mortalitas yang lebih tinggi. Pada pasien anemia hemolitik autoimun tipe dingin lebih sering bersifat akut, self-limited (<3 bulan). Anemia hemolitik autoimun tipe dingin hampir selalu berhubungan dengan infeksi (misalnya, infeksi Mycoplasma, CMV, dan EBV). Prognosis baik pada anemia hemolitik autoimun akibat obat yaitu dengan penghentian obat penyebab yang mengakibatkan resolusi dari proses hemolitik yang terjadi.10

Referat lengkap 


No comments:

Post a Comment

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...