2.9 Komplikasi
2.9.1
Tromboemboli
Menurut Allgood
dkk, pada pasien AIHA penyebab kematian yang paling sering adalah emboli paru
(4 dari 47 pasien). Semua pasien ini mendapatkan terapi kortikosteroid dan
splenektomi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Pullarkat dkk, 8 dari 30
pasien (27%) mengalami episode tromboemboli vena. Faktor yang berperan dalam trombosis pada AIHA
adalah cytokine-induced expression of
monocyte atau faktor endothelial
tissue. Hoffman (2009) berpendapat bahwa antikoagulan lupus yang terdeteksi
pada pasien AIHA beresiko tinggi untuk terjadinya tromboemboli vena dan pasien sebaiknya
diberikan antikoagulan untuk profilaksis. Penelitian yang dilakukan Kokori dkk
pada pasien AIHA dengan sistemik lupus erythematosus ditemukan resiko trombosis
meningkat lebih dari 4 kali lipat.23
Pada penelitian
yang dilakukan oleh Hendrick, disimpulkan bahwa pasien AIHA memiliki risiko
tromboemboli yang cukup tinggi. Hendrick
meneliti pada 23 pasien dengan AIHA tipe hangat, didapatkan 6 pasien mengalami
tromboemboli vena, dan 5 diantaranya cukup fatal.23
2.9.2
Kelainan
limfoproliferatif
Pasien dengan
kelainan limfoproliferatif dapat berkembang menjadi AIHA. Begitu juga
sebaliknya, pada pasien AIHA terjadi peningkatan resiko kelainan
limfoproliferatif. Sallah dkk melaporkan 18% pasien AIHA berkembang menjadi
kelainan limfoproliferatif maligna. Faktor resiko perkembangan AIHA menjadi
keganasan limfoproliferatif adalah usia, adanya penyebab penyakit autoimun, dan
serum gammophaty. Perkembangan
menjadi keganasan lymphoid membutuhkan proses yang bertahap, pada fase awal
proliferasi termasuk stimulasi antigen kronik hingga terjadinya mutasi yang
menyebabkan perubahan menjadi keganasan. Dari analisis terakhir ditemukan
peningkatan sel T lymphoma dan zona marginal lymphoma, serta ditemukan juga
peningkatan sel B lymphoma non Hodgkin 2-3 kali lipat, khususnya tipe diffuse large cell lymphoma.23
2.10
Prognosis
Prognosis
anemia hemolitik autoimun pada anak-anak biasanya baik kecuali yang diikuti penyakit penyerta (misalnya,
imunodefisiensi kongenital, acquired immunodeficiency syndrome [AIDS], lupus
erythematosus). Secara
umum anak-anak dengan anemia hemolitik autoimun tipe hangat berisiko tinggi untuk
menderita penyakit yang lebih parah dan kronis dengan mortalitas yang lebih tinggi. Pada pasien
anemia hemolitik autoimun tipe
dingin
lebih sering bersifat akut,
self-limited
(<3 bulan). Anemia hemolitik autoimun tipe dingin hampir selalu berhubungan dengan infeksi
(misalnya, infeksi Mycoplasma, CMV, dan EBV). Prognosis
baik pada anemia hemolitik autoimun akibat obat yaitu dengan penghentian obat
penyebab yang mengakibatkan resolusi dari proses hemolitik yang terjadi.10
Referat lengkap
No comments:
Post a Comment