Gambaran Klinis
Gejala dan tanda anemia bergantung
pada derajat dan kecepatan terjadinya anemia, juga kebutuhan oksigen penderita.
Gejala akan lebih ringan pada anemia yang terjadi perlahan-lahan, karena ada
kesempatan bagi mekanisme homeostatik untuk menyesuaikan dengan berkurangnya kemampuan
darah membawa oksigen. Gejala anemia disebabkan oleh 2 faktor, yaitu berkurangnya
pasokan oksigen ke jaringan dan adanya hipovolemia (pada penderita dengan
perdarahan akut dan masif). Pasokan oksigen dapat dipertahankan pada keadaan
istirahat dengan mekanisme kompensasi peningkatan volume sekuncup, denyut
jantung dan curah jantung pada kadar Hb mencapai 5 g% (Ht 15%). Gejala timbul
bila kadar Hb turun di bawah 5 g%, pada kadar Hb lebih tinggi selama aktivitas
atau ketika terjadi gangguan mekanisme kompensasi jantung karena penyakit
jantung yang mendasarinya.15
Pada anemia hemolitik autoimun tipe
hangat, pasien mempunyai gejala khas anemia yang berkembang secara tersembunyi,
meliputi lemah, pusing, lelah, dan dispnea saat beraktifitas atau gejala lainnya
yang kurang khas yaitu demam, perdarahan, batuk, nyeri perut dan penurunan
berat badan. Pada pasien dengan hemolisis hebat, dapat terjadi ikterik, pucat,
edema, urin berwarna gelap (hemoglobinuria), splenomegali, hepatomegali dan
limfadenopati yang mengiringi anemia. Pada kasus yang lebih akut, dapat
mengancam nyawa, hal ini terkait dengan infeksi virus, terutama pada anak.16
Anemia
hemolitik autoimun tipe dingin, pasien biasanya mempunyai gejala anemia
hemolitik kronis berupa pucat dan lemah. Keadaan lingkungan yang dingin dapat
mencetuskan serangan, oleh karena itu episode hemolisis akut dengan
hemoglobinemia dan hemoglobinuria lebih sering terjadi di musim dingin. Darah
lebih mudah terpengaruh suhu pada ekstremitas, sehingga pasien lebih sering
mengalami akrosianosis (warna kebiru-biruan tanpa rasa sakit pada kedua tangan
dan kaki) saat serangan terjadi.16
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Kadar hemoglobin yang didapatkan berkisar 3-9 gr/dl,
jumlah leukosit bervariasi disertai gambaran sel muda (metamielosit, mielosit,
dan promielosit), kadang disertai trombositopenia. Selain itu juga bisa
ditemukan gambaran berupa sferositosis,
polikromasi ataupun poikilositosis, sel eritrosit berinti, retikulositopenia
pada awal anemia.
Kadar
bilirubin dapat meningkat, terutama kadar bilirubin indirek. ………………….
Pada pemeriksaan
sumsum tulang menunjukkan gambaran hiperplasia sel eritropoitik normoblastik.11
Coombs test yang positif menunjukkan adanya antibodi pada permukaan komplemen permukaan sel eritrosit.
Pada pemeriksaan ini terjadi reaksi aglutinasi sel eritrosit pasien dengan
reagen anti globulin yang dicampurkan. Tes aglutinasi oleh anti IgG menunjukkan
permukaan sel eritrosit mengandung IgG.11
No comments:
Post a Comment