1.5.
PATOFISIOLOGI
Energi listrik membutuhkan aliran energi
(elektron-elektron) dalam perjalanannya ke objek. Semua objek bisa bersifat konduktor (menghantarkan
listrik) atau resistor (menghambat arus listrik). Kulit
berperan sebagai penghambat arus listrik yang alami dari sebuah aliran listrik.
Selain itu pembuluh darah, sel
saraf, membran mukosa, dan otot adalah penghantar listrik yang baik. Dengan
adanya luka listrik , pada sayatan melintang akan memperlihatkan kerusakan
jaringan.1,9 Elektron
akan mengalir secara abnormal melewati tubuh yang menyebabkan perlukaan ataupun
kematian dengan cara depolarisasi otot dan saraf, menginisiasi aliran listrik
abnormal yang dapat menggangu irama jantung dan otak, atau produksi energi
listrik menyebabkan luka listrik dengan cara pemanasan yang menyebabkan
nekrosis dan membentuk porasi (membentuk lubang di membran sel).12 Aliran sel yang melewati otak, baik
tegangan tinggi atau tegangan rendah, dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan
secara langsung menyebabkan depolarisasi sel-sel saraf otak. Arus bolak balik
dapat menyebabkan fibrilasi ventrikel jika aliran listrik melewati daerah dada.
Hal ini dapat terjadi saat aliran listrik mengalir dari tangan ke tangan,
tangan ke kaki, atau dari kepala ke tangan/kaki. 10,11
a.
Jenis
/ macam aliran listrik
Arus
searah (DC) dan arus bolak-balik (AC). Suatu arus AC dengan intensitas 70-80 mA
dapat menimbulkan kematian, sedangkan arus DC dengan intensitas 250 mA masih
dapat ditolerir tanpa menimbulkan kerusakan.
b.
Tegangan
/ voltage
Tegangan
yang paling rendah yang sudah dapat menimbulkan kematian manusia adalah 50
volt. Makin tinggi tegangan akan menghasilkan efek yang lebih berat pada
manusia baik efek lokal maupun general. Arus listrik yang menyebabkan kematian adalah arus listrik dengan tegangan 115 volt. Kematian akibat aliran listrik
tegangan rendah terutama oleh karena terjadinya fibrilasi ventrikel, sementara
itu pada tegangan tinggi disebabkan oleh karena trauma elektrotermis.
Satuan
: volt. 1 volt = tenaga listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan intensitas
listrik sebesar 1 ampere melalui sebuah konduktor (penghantar) yangmemiliki
tahanan sebesar 1 ohm.
- Voltase
rendah (110-460 V) misalnya penerangan, pabrik,
tram listrik.
- Voltase
tinggi (= 1.000 V) misalnya transpor arus listrik.
- Voltase
sangat tinggi (20.000-1.000.000 V) misalnya deep X-rays therapy
dan diatermi. Diatermi
: frekuensi 1 juta Hz dan tegangan 20 ribu - 40 ribu
volt. Kuat arus yang
sering kita gunakan dibawah 6 ampere.
Let go current merupakan
kuat arus dari aliran listrik dimana korban masih bisa
melepaskan diri darinya.
c.
Tahanan
/ resistance
Tahanan
tubuh bervariasi pada masing-masing jaringan, ditentukan perbedaan kandungan
air pada jaringan tersebut. Tahanan yang terbesar terdapat pada kulit tubuh,
akan menurun besarnya pada tulang, lemak, urat saraf, otot, darah dan cairan
tubuh. Tahanan kulit rata-rata 500-10.000 ohm.
Derajat
resistensi di dalam kulit bervariasi,
hal ini bergantung pada ketebalan kulit dan jumlah relatif dari folikel rambut,
kelenjar keringat dan lemak. Kulit yang berkeringat lebih jelek daripada kulit
yang kering. Menurut hitungan Cardieu, bahwa berkeringat dapat menurunkan
tahanan sebesar 3000-2500 ohm. Pada kulit yang lembab karena air atau saline,
maka tahanannya turun lebih rendah lagi antara 1200-1500 ohm. Tahanan tubuh terhadap
aliran listrik juga akan menurun pada keadaan demam atau adanya pengaruh
obat-obatan yang mengakibatkan produksi keringat meningkat.
Tahanan yang menyertai akibat adanya bahan-bahan yang
berada di antara konduktor dengan tubuh atau antara tubuh dengan bumi, misalnya
baju, sarung tangan karet, sepatu karet, dan lain-lain disebut transitional resistance.
d.
Kuat
arus atau intensitas
Arus
yang di atas 60 mA dan berlangsung lebih dari 1 detik dapat menimbulkan
fibrilasi ventrikel.
Efek aliran
listrik terhadap tubuh :
mA
|
Efek
|
1,0
|
Sensasi, ambang
arus
|
1,5
|
Rasa yang jelas,
persepsi arus
|
2,0
|
Tangan mati rasa
|
4,0
|
Parestesia lengan
bawah
|
15,0
|
Kontraksi
otot-otot fleksor mencegah terlepas dari aliran listrik
|
40,0
|
Kehilangan
kesadaran
|
75-100
|
Fibrilasi ventrikel
|
e.
Adanya
hubungan dengan bumi / earthing
Sehubungan
dengan faktor tahanan, maka orang yang berdiri pada tanah yang basah tanpa alas
kaki, akan lebih berbahaya daripada orang yang berdiri dengan mengggunakan alas
sepatu yang kering, karena pada keadaan pertama tahanannya rendah.
f.
Lamanya
waktu kontak dengan konduktor
Makin
lama korban kontak dengan konduktor maka makin banyak jumlah arus yang melalui
tubuh sehingga kerusakan tubuh akan bertambah besar & luas. Dengan tegangan
yang rendah akan terjadi spasme otot-otot sehingga korban malah menggenggam
konduktor. Akibatnya arus listrik akan mengalir lebih lama sehingga korban
jatuh dalam keadaan syok yang mematikan.
Pada tegangan tinggi, korban segera terlempar atau
melepaskan konduktor atau sumber listrik yang tersentuh, karena akibat arus listrik dengan tegangan
tinggi tersebut dapat menyebabkan timbulnya kontraksi otot, termasuk otot yang
tersentuh aliran listrik tersebut.
g.
Aliran arus listrik (path of current)
Adalah
tempat-tempat pada tubuh yang dilalui oleh arus listrik sejak masuk sampai meninggalkan
tubuh. Letak titik masuk arus listrik (point of entry) & letak titik keluar
bervariasi sehingga efek dari arus listrik tersebut bervariasi dari ringan
sampai berat. Arus listrik masuk dari sebelah kiri bagiah tubuh lebih berbahaya
daripada jika masuk dari sebelah kanan. Bahaya terbesar bisa timbul jika
jantung atau otak berada dalam posisi aliran listrik tersebut. Bumi
dianggap sebagai kutub negatif. Orang yang tanpa alas kaki lebih berbahaya
kalau terkena aliran listrik, alas kaki dapat berfungsi sebagai isolator,
terutama yang terbuat dari karet.
Referat Lengkap
No comments:
Post a Comment