1.5.1. PENYEBAB
KEMATIAN PADA LUKA BAKAR LISTRIK
Arus
listrik bisa menyebabkan terjadinya cedera atau kematian melalui 3 cara:
1.
Henti jantung (cardiac arrest) akibat
efek listrik terhadap jantung.
2.
Perusakan otot, saraf dan jaringan oleh arus
listrik yang melewati tubuh.
3.
Luka bakar termal akibat kontak dengan sumber
listrik
Pada kasus kematian pada luka bakar listrik mekanisme
kematian dapat disebabkan oleh beberapa hal:9
a.
Fibrilasi
ventrikel
Pada manusia arus yang mengalir
sedikitnya 70 mA dalam waktu 5 detik dari lengan ke tungkai akan menyebabkan
fibrilasi. Yang paling berbahaya adalah jika arus listrik masuk ke tubuh
melalui tangan kiri dan keluar melalui kaki yang berlawanan/kanan. Kalau arus
listrik masuk ke tubuh melalui tangan yang satu dan keluar melalui tangan yang
lain maka 60% yang meninggal dunia. 9
Paralisis respiratorik merupakan akibat spasme dari otot-otot pernafasan, sehingga korban meninggal karena
asfiksia. Paralisis
respiratorik terjadi bila arus
listrik yang memasuki tubuh korban di atas nilai ambang yang membahayakan,
tetapi masih di batas bawah yang dapat menimbulkan fibrilasi ventrikel. Menurut
Koeppen, spasme otot-otot pernafasan terjadi pada arus 25-80 mA, sedangkan
ventrikel fibrilasi terjadi pada arus 75-100 mA. 9
c.
Paralisis
pusat nafas
Paralisis
pusat nafas terjadi jika arus
listrik masuk melalui pusat di batang otak, disebabkan juga oleh trauma pada
pusat-pusat vital di otak yang terjadi koagulasi dan akibat efek hipertermis.
Bila aliran listrik diputus, paralisis pusat pernafasan tetap ada, jantung pun
masih berdenyut, oleh karena itu dengan bantuan pernafasan buatan korban masih
dapat ditolong. Hal tersebut bisa
terjadi jika kepala merupakan jalur arus listrik.9
Luka
listrik karena tegangan tinggi ataupun karena petir biasanya menyebabkan luka
bakar karena suhu yang mencapai 5000°C, dan luka bakarnya biasanya cukup berat.
Petir juga dapat menyebabkan henti jantung secara tiba-tiba yang menyebabkan
asistolik atau henti napas. Depolarisasi pada jantung menyebabkan asistolik.
Depolarisasi otak dapat menyebabkan kehilangan kesadaran, amnesia, dan koma.
Luka listrik juga dapat menyebabkan disritmia jantung. Kematian mendadak juga
bisa diakibat arus listrik bolak balik
bertegangan tinggi karena
terjadinya fibrilasi ventrikel. Fibrilasi ventrikel 3 kali lebih sering terjadi
pada aliran yang melewati tangan ke tangan.7
(a) |
(b) |
Gambar 2.4. (a)
Luka listrik pada telapak tangan (b) luka lustrik pada daerah dada9
1.6.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Penunjang pada Trauma Listrik antara lainpemeriksaan
patologi anatomi pada electric mark. Walaupun pemeriksaan itu tidak spesifik
untuk tanda kekerasan oleh listrik tetapi sangat menolong untuk menegakkan
bahwa korban telah mengalami trauma listrik.
Hasil pemeriksaan akan terlihat adanya bagian sel yang
memipih, pada pengecatan dengan metoxyl lineosin akan bewarna lebih gelap dari
normal. Sel-sel pada
stratum korneum menggelembung dan vakum. Sel dan intinya dari stratum basalis
menjadi lonjong dan tersusun secara palisade. Ada sel yang mengalami karbonisasi
dan ada pula bagian sel-sel yang rusak
dari stratum korneum. Folikel rambut dan
kelenjar keringat memanjang dan memutar ke arah bagian yang terkena listrik.7
Gambar.2. 5. Gambaran histologis luka petir7 |
Referat Lengkap
No comments:
Post a Comment