Monday, May 25, 2015

BST : Acne Bagian 2

GEJALA KLINIK

Keluhan yang sering timbul biasanya lebih karena gangguan estetik atau keindahan yang dirasakan oleh penderita, bukan karena gangguan fisik kesehatan secara umum. Memang kadang-kadang jerawat menyebabkan rasa gatal yang mengganggu atau bahkan rasa sakit, tetapi umumnya tidak ada efek menyeluruh pada tubuh yang ditimbulkan.
Penderita biasanya mengeluh adanya erupsi kulit pada tempat-tempat predileksi, yakni di muka, bahu, leher, dada, punggung bagian atas, dan lengan bagian atas. Dapat disertai rasa gatal. Erupsi kulit berupa komedo, papul, pustula, nodus, atau kista. Isi komedo ialah sebum yang kental atau padat. Isi kista biasanya pus dan darah.


Nomenklatur diagnosis akne vulgaris dapat dilakukan menurut :
  1. Berat ringannya penyakit
Akne vulgaris ringan, berat, dan sedang. Akne vulgaris I, II, III, IIV.
  1. Morfologi klinis
Akne vulgaris komedonal, papulosa,pustulosa, nodulo-kistik.
Akne vulgaris komedonal dan papulosa disebut juga tanpa inflamasi. Akne vulgaris nodulosa-kistik disebut sebagai yang ada inflamasi.
  1. Kombinasi 1 & 2
Akne vulgaris papulosa ringan
Akne vulgaris pustulosa berat.
Penentuan berat ringan penyakit atau tingkat I – II – III – IV berbeda diantara para penyelidik satu dengan yang lainnya.
Berikut ini dicantumkan empat gradasi menurut PILL SBURY (1963)
I. Komedo di muka
II. Komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih dalam di muka
III. Komedo, papul, pustul, dan lebih dalam peradangan di muka, punggung, dan dada.
IV. Akne konglobata.
Bentuk lesi akne vulgaris adalah polimorf. Lesi yang khas adalah komedo. Bila terjadi peradangan akan terbentuk papula, pustula, nodul, dan kista. Bila sembuh, lesi dapat meninggalkan eritem dan hiperpigmentasi pasca inflamasi, bahkan dapat terbentuk sikatrik seperti cetakan es yang atrofik ( Ice pick lilac atropic scar) dan keloid. Lesi terutama timbul di daerah yang banyak mempunyai kelenjar palit seperti muka, punggung dan dada.
Komedo lazim dikenal senagai kepala hitam (komedo terbuka) dan kepala putih (komedo tertutup). Komedo dapt menjadi lesi dasar pada akne. Ia akibat fungsi lobang folikular sebasea yang salah maupun oleh proses hiperkeratinisasi yang salah pada lubah folikular. Sumbat yang dihasilkan komedo mendilatasi mulut folikel dan papula dibentuk oleh peradangan sekeliling komedo. Kista kecil, pustula, atau papula yang telah terinfeksi bisa terbentuk disekeliling komedo. Selain itu bisa terlihat nodulus, infiltrasi granulomatosa dalam peradangan karena asam lemak atau piokokus, jaringan parut dan keloid.


 DIAGNOSIS
Walaupun satu macam lesi lebih dominan daripada lesi yang lain, umumnya diagnosis akne vulgaris didasarkan pada campuran lesi terbentuk komedo, papula, nodul pada muka, punggung, dan dada.
Diagnosis akne vulgaris ditegakkan atas dasar klinis dan pemeriksaan ekskokleasi sebum, yaitu pengeluaran sumbatan sebum dengan komedo ekstraktor (sendok Unna). Sebum yang menyumbat folikel tampak sebagai massa padat seperti lilin atau massa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya kadang berwarna hitam.
Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan gambaran yang tidak spesifik berupa sebukan sel radang kronis di sekitar folikel sebasea dengan massa sebum di dalam folikel. Pada kista, radang sudah menghilang di ganti dengan jaringan ikat pembatas massa cair sebum yang bercampur dengan darah, jaringan mati, dan keratin yang lepas.
Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad renik yang mempunyai peran pada etiologi dan patogenesis penyakit dapat dilakukan laboratorium mikrobiologi yang lengkap untuk tujuan penelitian, namun hasilnya sering tidak memuaskan.
Pemeriksaan susunan dan kadar lipid permukaan kulit (skin surface lipids) dapat pula dilakukan untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris kadar asam lemak bebas (free fatty acid) meningkat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan digunakan cara untuk menurunkannya.
Diagnosis pasti menurut Orkins (1991)
  • Penyakit pleomorfik dengan campuran dari komedo terbuka (“blackheads”), komedo tertutup (“white heads”), papula, pustula, nodul,dan mungkin luka bekas (scar)
  • Sebagian besar menyerang remaja
  • Umumnya paling banyak di muka, juga di punggung dan dada, lebih banyak di tengah-tengah (pusat)
Menurut Andrianto dan Sukardi (1988)
Diagnosis akne sebagai berikut :
  • Harus dicari faktor penyebab atau pencetusnya termasuk umur penderita
§  Klinis ditemukan adanya komedo dan lokalisasi yang khas.
DIAGNOSIS BANDING
  1. Erupsi akneiformis yang disebabkan oleh obat misalnya kortikosteroid, INH, barbiturat, yodida, bromida, difenilhidantoin, trimetadion, ACTH, dan lain-lainya. Klinis berupa erupsi papul-papul yang timbul diberbagai tempat pada kulit tanpa adanya komedo, timbul mendadak, dan kadang-kadang disertai demam. Dapat terjadi pada segala usia.
  2. True Akne lain, misalnya akne venenata dan akne komedonal oleh rangsangan fisis. Umumnya lesi monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksi di tempat kontak zat kimia atau rangsangan fisisnya.
  3. Rosasea (dulu:akne rosasea). Merupakan penyakit peradangan kronik di aerah muka dengan gejala eritem, pustul, teleangiektasis dan kadang-kadang disertai hipertrofi kelenjar sebasea di hidung, pipi, dagu, dan dahi. Dapat disertai papul, pustul, dan nodulus, atau kista. Komedo tidak terdapat, faktor penyebab adalah makanan atau minuman panas.
  4. Dermatitis Perioral yang terjadi terutama pada wanita. Klinis berupa polimorfi eritema, papul, dan pustul disekitar mulut yang terasa gatal.

 PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif). Kedua usaha tersebut harus dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh berbagai faktor (multifaktorial), baik faktor internal dari dalam tubuh sendiri (ras, familial, hormonal), maupun faktor eksternal (makanan, musim, stres) yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita.
PENGOBATAN AKNE
Tujuan pengobatan akne adalah mencegah timbulnya sikatrik serta mengurangi frekuensi dan kerasnya eksaserbasi akne, untuk itu, selain diperlukan obat-obatan juga diperlukan kerjasama yang baik antar si penderita dengan dokter yang merawatnya.
A.Nasehat Umum dan Dorongan Mental
  1. Penerangan
    1. pada penderita harus diterangkan bahwa akne disebabkan oleh tipe kulit dan perubahan hormon pada masa pubertas, yang menyebabkan timbulnya sebore dan bertambahnya produksi bahan tanduk di dalam saluran kelenjar palit karena reaksi kelenjar palit yang berlebihan terhadap kadar hormon sex yang normal.
    2. Sifat akne adalah kumat-kumatan dan kita hanya bisa mengurangi dan mengontrol aknenya dan bukan menyembuhkannya.
    3. Pengobatan akne didasrkan pada tipe, kerasnya, lokalisasi, dan macam lesi. Pengobatan membutuhkan waktu lama dan kemungkinan diseratai efek samping.
    4. 92% penderita akne akan memberikan respon terhadap pengobatan.

  1. Perawatan
1) Perawatan di muka
Pemakaian sabun bakteriostatik dan deterjen tidak dianjurkan, bahkan pemakaian sabun berlebihan bersifat aknegenik dan dapat menyebabkan akne bertambah hebat (akne venenata).
Menurut Plewig Kligman tak terbukti bahwa muka kurang di cuci akan bertambah hebat atau terlalu seing mencuci muka ada gunanya. Mencuci muka hanya menghilangkan lemak yang ada dipermukaan kulit, tetapi tidak mempengaruhi lemak yang ada di dalam folikel.
2) Perawatan kulit kepala dan rambut
Seperti halnya membersihkan muka, perawatan kulit kepala juga tidak berpengaruh terhadap akne. Walaupun menurut banyak pengarang ketombe dan dermatitis seboroik lebih banyak terdapat pada penderita akne, penyelidikan Plewig dan Kligman gagal membuktikan hal itu. Pemakaian sampo yang mengandung obat untuk penderita akne dengan ketombe, sebaiknya dilarang sebab dapat memperhebat akne dan ketombenya dapat kumat kembali dalam beberapa minggu.
3) Kosmetika dan bahan-bahan lain
Bahan-bahn yang bersifat aknegenik lebih berpengaruh pada penderita akne. Bahan ini dapat membentuk komedo lebih cepat dan lebih banyak pada kulit penderita akne. Sebaiknya pasien dianjurkan untuk menghentikan pemakaian kosmetik yang tebal dan hanya memakai kosmetik yang ringan, yang tidak berminyak serta tidak mengandung obat (non medicated).
4) Diet
Menurut teori yang baru efek makanan terhadap akne diragukan oleh banyak penyelidik maka diet khusus tidak dianjurkan pada penderita akne.
5) Emosi dan faktor psikosomatik
Pada orang-orang yang mempunyai predisposisi akne stress dan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi atau aknenya bertambah hebat. Perlu pula dianjurkan untuk tidak memegang-megang, memijit dan menggosok akne, sebab dapat menyebabkan keadaan yang disebut “ akne mekanika”.
B. Obat-obatan
Ada tiga hal yang penting pada pengobatan akne:
  1. Mencegah timbulnya komedo : biasanya dipakai bahan-bahan pengelupasan kulit
  2. Mencegah pecahnya mikrokomedo atau meringankan reaksi keradangan.dalam hal ini, antibiotika mempunyai pengaruh.
  3. Mempercepat resolusi beradang.
Tiap-tiap bahan kimia atau iritan fisik dapat menambah aliran darah, dapat mempercepat regresi lesi yang beradang, karena dapat mempercepat hilangnya mediator perradangan dan bahan-bahan toksik:
Iritan fisik:
· Sinar UV
· Cryo Slush: CO2 padat, nitrogen cair, dan freon.
Iritan Kimiawi :
Resorsinol, sulfur, fenol, asam salisilat dan lain-lain.
Pengobatan akne memerlukan waktu yang lama berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun. Untuk mengontrol penyakitnya dan mencegah terjadinya sikatrik. Akne ringan hanya membutuhkan terapi topical, sedangkan penderita akne sedang dan berat membutuhkan terapi oral dan topical. Penderita mungkin membutuhkan antibiotika oral secara berkala selama 6 bulan, ssedangkan terapi topical diperlukan selama perjalanan penyakit.
 Pengobatan topikal
Pengobatan topical yang paling banyak adalah benzoil peroksida, vitamin A asam, dan antibiotika topical.
Sulfur dan resorsinol telah dipakai selama bertahun-tahun sebagai bahan yang mengadakan pengelupasan kulit (peeling) atau mengeringkan jerawat. Sulfur sampai sekarang masih dipakai. Zat dapat bersifat komedogenik dan komedolitik. Zat ini merupakan “ counter iritan” yang efektif. Asam salisilat dalam propelen – glikol dan etil laktat mungkin juga berguna.
1. Tretinoin (vitamin A asam)
Tretinoin adalah suatu obat kerass yang dapat menyebabkan eritema hebat dengan pengelupaan kulit, biasanya disertai rasa seperti tersengat atau terbakar, pada permulaan, penderita dianjurkan untuk memakai obat sekali sehari pada malam hari. Bila terjadi eritema dan diskuamasi setelah lima hari obat dpat dipakai untuk dua kali sehari. Efeknya tergantung pada konsentrasi, bahan dasar yang dipakai, jeniskulit yang diobati, dan umur penderita. Pada umumnya hasil terapi baru tampak setelah 8 minggu pengobatan.
Cara kerja tretinoin :
· Komedolitik: mencegah sel-sel tanduk melekat satu sama lain dengan menghambat pembentukan tonofilamen dan mengurangi ikatan antara sel-sel keratin
· Mempercepat pergantian sel epitel folikel
· Epitel folikel yang membentuk mikrokomedo menjadi lebih permiabel, sehingga bahan-bahan toksik dapat lebih mudah keluar dan komedo akan pecah.
· Sebagai “ counter-iritan”, karena menyebabkan vaskularisasi bertambah dan membantu resorpsi papula dan nodul yang sukar hilang.
Pada pemakaian tretinoin dianjurkan :
a. Menghindar dari sinar matahari
b. Tidak mencuci muka terlalu sering
c. Tidak memakai obat terlalu banyak
d. Hati-hati pemakaian disudut mulut, hidung, dan mukosa.
Iso tretinoin. Disbanding denga tretinoin, sifat komedogeniknya 80% dari tretinoin, anti-inflamasi lebih baik dan kurang ritatif.
2. Benzoil peroksida
zat ini tidak saja membunuh bakteri, melainkan juga menyebabkan deskuamasi dan juga timbulnya gumpalan di ddalm folikel. Pada permulaan pengobatan, pasien merasa seperti terbakar. Gejala ini akan berkurang dalam beberapa minggu. Sebaiknya dimulai dari dosis rendah dahulu, kemudian lambat laun diganti dengan dosis tinggi. Efek samping pada pemakaian lama adalah sensitisasi secara kontak (2,5 % dari kasus).
Cara kerja:
· Anti bakteri yang kuat
· Komedolitik
· “counter-iritan”
Dibanding dengan vitamin A asam benzoil peroksida
a. kurang menyebabkan iritasi dan rasa tak menyenangkan bagi penderita.
b. Tidak menyebabkan bertambah hebatnya (flare-up) akne pada bulan pertama pengobatan.
c. Mengeringkan pustula lebih tepat daripada tretinoin.
d. Pada bentuk komedo, kurang efektif dibandingkan dengan tretinoin.
Kombinasi vitamin A asam dengan benzoil peroksida. Bila vitamin A asam dan benzoil peroksida digunakan bersama-sama, diperoleh efek sinergistik, tetapi sayang keduanya tak dapat dipakai bersama-sama dalam satu bahan dasar. Vitamin A asam dapat menyebabkan kulit lebih permiabel sehingga meningkatkan konsentrasi benzoil peroksida dalam jaringan.
Antibiotika topical
Pemakaian bahan antimikroba dapat dibenarkan, bila mengurangi populasi C. Acnes atau hasil metabolismenya seperti lipase atau porfirin. Tetapi tak satupun bahan-bahanyang memiliki efek seperti ini terdapat dalam bentuk krem, larutan, jel, dan sabun.
Antibiotika yang sering dipakai :
Clindamisin 1 %: relatif stabil, kecuali pada beberapa kasus terjadi colitis pseudomembranosa.
Eritromisin 2 % : tidak mengadakan iritasi dan dapat menyebabkan suatu dermatitis kontak.
Tetrasiklin 0,5 % -5 % : sekarang jarang dipakai karena menyebabkan kulit berwarna kuning.
Aasam aseleik
Suatu dikarbosilisik yang dapat mengurangi jumlah C. Acnes.
Efeknya :
§ Sama dengan benzoil peroksida, vitamin A asam, eritromisi topical, tetrasiklin oral.
§ Mengurangi granula keratohialin pada saluran pilosebasea
§ Sifat iritasinya lebih kecil dan dapt ditolelir dengan baik
§ Mempunyai efek anti inflamasi
Asam-asam alfa hidroksi (AAAH)
Mekanisme kerja
Konsentrasi rendah : mengurangi kohesi korniosit berguna untuk lesi yang tidak beradang.
Konsentrasi tinggi :
§ Epidermolisis subkorneal atap pustula pecah.
§ Dermis : mensintesa kolagen baru.
Efek asam alfa hodroksi tergantung pada macam, konsentrasi, vehikulum, waktu pajanan dan kondisi-kondisi lain.

 Pengobatan Oral
Antibiotika Oral
Karena obat-obat ini digunakan dalam jangka waktu yang lama, toksisitasnya harus rendah. Dalam hal ini, tetrasiklin merupakan antibiotika primer, sebab sudah diketahui aktivitas dan toksisitasnya. Nampaknya eritromisin juga mempunyai efek terapi yang sama dan cukup aman.
Indikasi primer antibiotika oral adalah bentuk papulopustular sedang sampai berat akne konglobata.
Antibiotika tak pernah dipakai sendiri, tetapi bersama-sama dengan obat yang mengadakan pengelupasan kulit.
a. Tetrasiklin
Yang paling dikenal adalah tetrasiklin HCL, doksisiklin, minosiklin.
§ Efektif terhadap Corynebakterium Acnes invitro
§ Dapat menghambat lipase ekstra seluler yang dikeluarkan oleh bakteri.
§ Terkonsentrasi pada tempat peradangan.
Dosis konvensional: tetrasiklin 1 gram per hari diberikan setengah jam sebelum makan.
Minosiklin : diabsorbsi lebih bagus dan tidak dipengaruhi oleh makanan, akan tetapi mahal. Dosis 50-100 mg perhari.
Dimiklosiklin 600 mg perhari
b. Eritromisin
Eritromisin adalah obat pilihan untuk penderita yang sensitive terhadap tetrasiklin atau wanita hamil.
Eritromisin dan eritromisin stearat adalah bentuk yang dapat diterima.
§ Mempunyai efek bakterisida terhadap C. Acnes.
§ Tak menghambat lipase C. Acnes.
Dosis : 1 gr / hari
c. Linkomisin dan Klindamisin
Keduanya merupakan obat yang paling baru dan sama efektivitasnya. Sering menyebabka colitis pseudomembranosa.
Klindamisin :
§ Efektif untuk akne yang terbentuk kistik
§ Absorbsinya tak berpengaruh makanan
§ Dapat menghambat lipase C. Acnes.
d. Trimetoprim
Obat ini sama efektif dengan tetrasiklin, dapat diberikan pada penderita yang tidak respon / toleran terhadap tetrasiklin dan eritromisin. Berguna untuk folikulitis gram negatif.
D.DS (Diamino Difenil Sulfon)
Seperti sulfonamida, DDS dapat menghambat pemakaian PABA (Para Amino Benzoid Asid) oleh bakteri. Obat ini hanya digunaka untuk akne dengan peradangan yang hebat, seperti akne konglobata dan papulo pustula yang sukar diobati.
DDS tidak pernah dipakai sendiri, biasanya bersama-sama dengan antibiotika dan obat yang dapat mengadakan pengelupasan kulit.
Cara kerja DDS :
§ Anti inflamasi seperti kortikosteroid
§ Mustabilir lisosom.
§ Efek samping ; leukopeni, agranulositosis, nausea, muntah, kepala pusing dan reaksi pada kulit.

Hormon
Kortikosteroid
Kortikosteroid intra lesi berguna untuk lesi nodulokistik dan sinus pada akne konglobata. Cepat mengurangi peradangan dan mencegah timbulnya sikatrik. Dipakai larutan dengan konsentrasi 2,5 mg /ml dan menyuntikkan dapat diulangi tiap 1 sampai 2 minggu.

Estrogen dan pil antihamil
Diperlukan dosis estrogen relatif besar sehingga dapat menimbulkan efek feminisasi pada laki-laki dan gangguan menstruasi pada wanita. Hormon ini lebih baik diberikan dalam bentuk pil antihormon yang mengandung estrogen dan progesterone terutama untuk akne premenstrual. Kadang-kadang terlihat efek paradoksal dan terlihat pustula bertambah pada bulan-bulan pertama sampai bulan kedua.

Anti androgen
Hormon ini dapat mencegah kelenjar palit mengadakan reaksi terhadap[ testosteron, siproteron asetat bersama-sama esrogen hanya digunakan pada wanita dengan akne dan sebore yang hebat. Akne papulopustula yang resisten dan akne konglobata yang refrakter.
Akhir-akhir ini sudah diproduksi suatu pil antihamil dengan kadar estrogen rendah yang mengandung 2 mg siproteron asetat dan 35 mg etinilestradiol.
Efek sampingnya berupa penurunan libido, lesu, nausea, peningkatan berat badan dan perdarahan tak teratur.

Vitamin A
Bila diberikan peroral bersama-sama dengan antibiotika oral dan topical, vitamin A asam sangat efektif untuk akne bentuk nodul dan kistik yang hebat.
Diduga vitamin ini mempengaruhi produksi atau metabolisme androgen.
Dosis : 50.000 – 100.000 Iu/hari
Isoretinoit
Suatu bentuk 13-cis/asam retinoat digunakan untuk pengobatan akne bentuk kistik dan konglobata.
Pada kebanyakan kasus obat ini memberikan remisi sempurna selama berbulan – bulan dan sampai bertahun-tahun.
Dosis : 1 mg/kg/hari.
Efek samping : gangguan selapu lendir dan kulit seperti keilitis, serosis dan perdarahan hidung. Isoretinoit bersifat keratogenik.
Seng (Zink)
Efeknya belum diketahui dengan pasti, tetapi diduga mempunyai efek inflamasi. Unsure ini berpengaruh terhadap epitelisasi, aktiitas enzim pada metabolisme vitamin A, dan memperbaiki gangguan kemotaksis leukosit.
Dosis : 3 ´ 200 mg/ hari.
Diuretika
Sering terjadi eksaserbasi akne 7-10 hari sebelum menstruasi. Hal ini mungkin disebabkan karena adanya retensi cairan sebelum menstruasi, yang disertai dengan hidrasi dermis dan juga edema pada keratin. Kebanyakan penyelidik memberikan diuretika satu minggu sebelum haid. Cuncliff dan William menganjurkan kuarng dari satu minggu sebelum haid, tetapi Kligman sama sekali tidak menganjurkan pemberian diuretika itu.
C. Tindakan Khusus
1. Ekstraksi komedo
2. Insisi dan drainase
3. Eksisi
4. Krioterapi
5. Injeksi kolagen
6. Suntikan kortikosteroid dan intralesi
7. Laser CO2
8. Perbaikan jaringan parut
a. Dermabrasi
b. Pembedahan kimia
- tretinoin
- Asam Alfa Hidroksi berguna untuk menghaluskan sukatrik yang dangkal.
Menurut Adhi Djuanda (1999) pengobata akne Sebagai berikut:
1. Topikal :
  1. Bahan – bahan iritasi misalnya :
- resorsinol 3 %
- Asam salisilat 3-5 %
- Asam vit A 0,05 %
B.   Anti bakteri :
- Tetrasiklin 1 %
- Eritromoisin 1 %
- Klindamisin 1 %
- Peroksida benzoil 2,5 %
C.   Lain-lain :
- Sulfur 4-20%
- Kortikosteroid
- Etil laktat 10% dalam gliserin 5-10 % dan etanol 80-85 %.
II. Sistemik
  1. Antibakteri :
-tetrasiklin 3-4 ´ 250 mg sehari (merupakan obat pilihan )
-Minosiklin : 2 ´ 50 mg sehari
-Kotrimoksasol : 2 gr sehari, jika telah membaik diturunkan 1 gr sehari
-Linkomisin : 3 ´ 500 mg sehari
-Klindamisin : 4 ´ 150 mg sehari
B.  Hormonal :
- Estrogen
- Anti androgen
- Kortikosteroid intra lesi
C   Retinoid dan Vit A :
- Vitamin A 3 ´ 150.000 IU sehari
- Retinoit 1-2 mg/kgBB sehari
C    Lain-lain :
- Anti inflamasi non steroid (ibuprofen)
- Dapson 2 ´ 100 mg
Dapson (DDS) = diamino difenil sulfon mempunyai sifat anti radang sehingga dapat bermanfaat untuk pengobatan akne nodulokistik/ konglobata. Kombinasi DDS dengan antibiotika dapat mempercepat perbaikan lesi. Dosisnya, oral 2 ´ 100 mg/hari selam 4 minggu.
III. pengobatan lain
Misalnya tindakan pengeluaran sebum oleh alat ekstraktor komedo atau bedah listrik, bedah beku, dan suntikan intralesi.
IV. Perawatan kebersihan kulit dan diet bagi yang memerlukan dapat dianjurkan.
 PROGNOSIS
Umumnya prognosis penyakit baik, tetapi sebagian penderita sering residif. Akne vulgaris umumnya sembuh sebelum mencapai usia 30-40 an. Jarang terjadi akne vulgaris yang menetap sampai tua atau mencapai gradasi sangat berat sehingga perlu rawat inap di rumah sakit. Namun ada yang sukar diobati, mungkin ada faktor genetika. Bila banyak sikatrik bisa dilakukan dermabrasi oleh yang ahli.





Acne Lengkap

No comments:

Post a Comment

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...