GEJALA KLINIK
Keluhan yang sering timbul biasanya lebih karena gangguan
estetik atau keindahan yang dirasakan oleh penderita, bukan karena gangguan
fisik kesehatan secara umum. Memang kadang-kadang jerawat menyebabkan rasa
gatal yang mengganggu atau bahkan rasa sakit, tetapi umumnya tidak ada efek
menyeluruh pada tubuh yang ditimbulkan.
Penderita biasanya mengeluh adanya erupsi kulit pada
tempat-tempat predileksi, yakni di muka, bahu, leher, dada, punggung bagian
atas, dan lengan bagian atas. Dapat disertai rasa gatal. Erupsi kulit berupa
komedo, papul, pustula, nodus, atau kista. Isi komedo ialah sebum yang kental
atau padat. Isi kista biasanya pus dan darah.
Nomenklatur diagnosis akne vulgaris dapat
dilakukan menurut :
- Berat ringannya penyakit
Akne vulgaris ringan,
berat, dan sedang. Akne vulgaris I, II, III, IIV.
- Morfologi klinis
Akne vulgaris komedonal,
papulosa,pustulosa, nodulo-kistik.
Akne vulgaris komedonal
dan papulosa disebut juga tanpa inflamasi. Akne vulgaris nodulosa-kistik
disebut sebagai yang ada inflamasi.
- Kombinasi 1 & 2
Akne vulgaris papulosa
ringan
Akne vulgaris pustulosa
berat.
Penentuan berat ringan
penyakit atau tingkat I – II – III – IV berbeda diantara para penyelidik satu
dengan yang lainnya.
Berikut ini dicantumkan
empat gradasi menurut PILL SBURY (1963)
I.
Komedo di muka
II.
Komedo, papul, pustul, dan peradangan lebih dalam di muka
III.
Komedo, papul, pustul, dan lebih dalam peradangan di muka, punggung, dan dada.
IV.
Akne konglobata.
Bentuk
lesi akne vulgaris adalah polimorf. Lesi yang khas adalah komedo. Bila terjadi
peradangan akan terbentuk papula, pustula, nodul, dan kista. Bila sembuh, lesi
dapat meninggalkan eritem dan hiperpigmentasi pasca inflamasi, bahkan dapat
terbentuk sikatrik seperti cetakan es yang atrofik ( Ice pick lilac atropic
scar) dan keloid. Lesi terutama timbul di daerah yang banyak mempunyai kelenjar
palit seperti muka, punggung dan dada.
Komedo
lazim dikenal senagai kepala hitam (komedo terbuka) dan kepala putih (komedo
tertutup). Komedo dapt menjadi lesi dasar pada akne. Ia akibat fungsi lobang
folikular sebasea yang salah maupun oleh proses hiperkeratinisasi yang salah
pada lubah folikular. Sumbat yang dihasilkan komedo mendilatasi mulut folikel
dan papula dibentuk oleh peradangan sekeliling komedo. Kista kecil, pustula,
atau papula yang telah terinfeksi bisa terbentuk disekeliling komedo. Selain
itu bisa terlihat nodulus, infiltrasi granulomatosa dalam peradangan karena asam
lemak atau piokokus, jaringan parut dan keloid.
DIAGNOSIS
Walaupun satu macam lesi lebih dominan
daripada lesi yang lain, umumnya diagnosis akne vulgaris didasarkan pada
campuran lesi terbentuk komedo, papula, nodul pada muka, punggung, dan dada.
Diagnosis akne vulgaris ditegakkan atas
dasar klinis dan pemeriksaan ekskokleasi sebum, yaitu pengeluaran sumbatan
sebum dengan komedo ekstraktor (sendok Unna). Sebum yang menyumbat folikel
tampak sebagai massa padat seperti lilin atau massa lebih lunak bagai nasi yang ujungnya
kadang berwarna hitam.
Pemeriksaan histopatologis memperlihatkan
gambaran yang tidak spesifik berupa sebukan sel radang kronis di sekitar
folikel sebasea dengan massa sebum di dalam folikel. Pada kista, radang sudah
menghilang di ganti dengan jaringan ikat pembatas massa cair sebum yang
bercampur dengan darah, jaringan mati, dan keratin yang lepas.
Pemeriksaan mikrobiologis terhadap jasad
renik yang mempunyai peran pada etiologi dan patogenesis penyakit dapat
dilakukan laboratorium mikrobiologi yang lengkap untuk tujuan penelitian, namun
hasilnya sering tidak memuaskan.
Pemeriksaan susunan dan kadar lipid
permukaan kulit (skin surface lipids) dapat pula dilakukan
untuk tujuan serupa. Pada akne vulgaris kadar asam lemak bebas (free fatty
acid) meningkat dan karena itu pada pencegahan dan pengobatan digunakan
cara untuk menurunkannya.
Diagnosis pasti menurut Orkins (1991)
- Penyakit pleomorfik dengan campuran dari komedo terbuka (“blackheads”), komedo tertutup (“white heads”), papula, pustula, nodul,dan mungkin luka bekas (scar)
- Sebagian besar menyerang remaja
- Umumnya paling banyak di muka, juga di punggung dan dada, lebih banyak di tengah-tengah (pusat)
Menurut Andrianto dan Sukardi (1988)
Diagnosis akne sebagai berikut :
- Harus dicari faktor penyebab atau pencetusnya termasuk umur penderita
§ Klinis
ditemukan adanya komedo dan lokalisasi yang khas.
DIAGNOSIS BANDING
- Erupsi akneiformis yang disebabkan oleh obat misalnya kortikosteroid, INH, barbiturat, yodida, bromida, difenilhidantoin, trimetadion, ACTH, dan lain-lainya. Klinis berupa erupsi papul-papul yang timbul diberbagai tempat pada kulit tanpa adanya komedo, timbul mendadak, dan kadang-kadang disertai demam. Dapat terjadi pada segala usia.
- True Akne lain, misalnya akne venenata dan akne komedonal oleh rangsangan fisis. Umumnya lesi monomorfi, tidak gatal, bisa berupa komedo atau papul, dengan tempat predileksi di tempat kontak zat kimia atau rangsangan fisisnya.
- Rosasea (dulu:akne rosasea). Merupakan penyakit peradangan kronik di aerah muka dengan gejala eritem, pustul, teleangiektasis dan kadang-kadang disertai hipertrofi kelenjar sebasea di hidung, pipi, dagu, dan dahi. Dapat disertai papul, pustul, dan nodulus, atau kista. Komedo tidak terdapat, faktor penyebab adalah makanan atau minuman panas.
- Dermatitis Perioral yang terjadi terutama pada wanita. Klinis berupa polimorfi eritema, papul, dan pustul disekitar mulut yang terasa gatal.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi
usaha untuk mencegah terjadinya erupsi (preventif) dan usaha untuk
menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif). Kedua usaha tersebut harus
dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini terjadi akibat pengaruh
berbagai faktor (multifaktorial), baik faktor internal dari dalam tubuh sendiri
(ras, familial, hormonal), maupun faktor eksternal (makanan, musim, stres) yang
kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita.
PENGOBATAN AKNE
Tujuan pengobatan akne adalah mencegah
timbulnya sikatrik serta mengurangi frekuensi dan kerasnya eksaserbasi akne,
untuk itu, selain diperlukan obat-obatan juga diperlukan kerjasama yang baik
antar si penderita dengan dokter yang merawatnya.
A.Nasehat Umum dan Dorongan Mental
- Penerangan
- pada penderita harus diterangkan bahwa akne disebabkan oleh tipe kulit dan perubahan hormon pada masa pubertas, yang menyebabkan timbulnya sebore dan bertambahnya produksi bahan tanduk di dalam saluran kelenjar palit karena reaksi kelenjar palit yang berlebihan terhadap kadar hormon sex yang normal.
- Sifat akne adalah kumat-kumatan dan kita hanya bisa mengurangi dan mengontrol aknenya dan bukan menyembuhkannya.
- Pengobatan akne didasrkan pada tipe, kerasnya, lokalisasi, dan macam lesi. Pengobatan membutuhkan waktu lama dan kemungkinan diseratai efek samping.
- 92% penderita akne akan memberikan respon terhadap pengobatan.
- Perawatan
1)
Perawatan di muka
Pemakaian sabun
bakteriostatik dan deterjen tidak dianjurkan, bahkan pemakaian sabun berlebihan
bersifat aknegenik dan dapat menyebabkan akne bertambah hebat (akne venenata).
Menurut Plewig Kligman
tak terbukti bahwa muka kurang di cuci akan bertambah hebat atau terlalu seing
mencuci muka ada gunanya. Mencuci muka hanya menghilangkan lemak yang ada
dipermukaan kulit, tetapi tidak mempengaruhi lemak yang ada di dalam folikel.
2)
Perawatan kulit kepala dan rambut
Seperti halnya
membersihkan muka, perawatan kulit kepala juga tidak berpengaruh terhadap akne.
Walaupun menurut banyak pengarang ketombe dan dermatitis seboroik lebih banyak
terdapat pada penderita akne, penyelidikan Plewig dan Kligman gagal membuktikan
hal itu. Pemakaian sampo yang mengandung obat untuk penderita akne dengan
ketombe, sebaiknya dilarang sebab dapat memperhebat akne dan ketombenya dapat
kumat kembali dalam beberapa minggu.
3)
Kosmetika dan bahan-bahan lain
Bahan-bahn yang bersifat
aknegenik lebih berpengaruh pada penderita akne. Bahan ini dapat membentuk
komedo lebih cepat dan lebih banyak pada kulit penderita akne. Sebaiknya pasien
dianjurkan untuk menghentikan pemakaian kosmetik yang tebal dan hanya memakai
kosmetik yang ringan, yang tidak berminyak serta tidak mengandung obat (non
medicated).
4)
Diet
Menurut teori yang baru
efek makanan terhadap akne diragukan oleh banyak penyelidik maka diet khusus
tidak dianjurkan pada penderita akne.
5)
Emosi dan faktor psikosomatik
Pada orang-orang yang
mempunyai predisposisi akne stress dan emosi dapat menyebabkan eksaserbasi atau
aknenya bertambah hebat. Perlu pula dianjurkan untuk tidak memegang-megang,
memijit dan menggosok akne, sebab dapat menyebabkan keadaan yang disebut “ akne
mekanika”.
B. Obat-obatan
Ada tiga hal yang penting pada pengobatan
akne:
- Mencegah timbulnya komedo : biasanya dipakai bahan-bahan pengelupasan kulit
- Mencegah pecahnya mikrokomedo atau meringankan reaksi keradangan.dalam hal ini, antibiotika mempunyai pengaruh.
- Mempercepat resolusi beradang.
Tiap-tiap bahan kimia
atau iritan fisik dapat menambah aliran darah, dapat mempercepat regresi lesi
yang beradang, karena dapat mempercepat hilangnya mediator perradangan dan
bahan-bahan toksik:
Iritan fisik:
· Sinar UV
· Cryo Slush: CO2 padat, nitrogen cair, dan
freon.
Iritan Kimiawi :
Resorsinol, sulfur,
fenol, asam salisilat dan lain-lain.
Pengobatan akne
memerlukan waktu yang lama berbulan-bulan bahkan sampai bertahun-tahun. Untuk
mengontrol penyakitnya dan mencegah terjadinya sikatrik. Akne ringan hanya
membutuhkan terapi topical, sedangkan penderita akne sedang dan berat
membutuhkan terapi oral dan topical. Penderita mungkin membutuhkan antibiotika
oral secara berkala selama 6 bulan, ssedangkan terapi topical diperlukan selama
perjalanan penyakit.
Pengobatan topikal
Pengobatan topical yang paling banyak
adalah benzoil peroksida, vitamin A asam, dan antibiotika topical.
Sulfur dan resorsinol telah dipakai selama
bertahun-tahun sebagai bahan yang mengadakan pengelupasan kulit (peeling) atau
mengeringkan jerawat. Sulfur sampai sekarang masih dipakai. Zat dapat bersifat
komedogenik dan komedolitik. Zat ini merupakan “ counter iritan” yang efektif.
Asam salisilat dalam propelen – glikol dan etil laktat mungkin juga berguna.
1. Tretinoin (vitamin A asam)
Tretinoin adalah suatu obat kerass yang
dapat menyebabkan eritema hebat dengan pengelupaan kulit, biasanya disertai
rasa seperti tersengat atau terbakar, pada permulaan, penderita dianjurkan
untuk memakai obat sekali sehari pada malam hari. Bila terjadi eritema dan
diskuamasi setelah lima hari obat dpat dipakai untuk dua kali sehari. Efeknya
tergantung pada konsentrasi, bahan dasar yang dipakai, jeniskulit yang diobati,
dan umur penderita. Pada umumnya hasil terapi baru tampak setelah 8 minggu
pengobatan.
Cara kerja tretinoin :
· Komedolitik: mencegah sel-sel tanduk
melekat satu sama lain dengan menghambat pembentukan tonofilamen dan mengurangi
ikatan antara sel-sel keratin
· Mempercepat pergantian sel epitel folikel
· Epitel folikel yang membentuk mikrokomedo
menjadi lebih permiabel, sehingga bahan-bahan toksik dapat lebih mudah keluar
dan komedo akan pecah.
· Sebagai “ counter-iritan”, karena
menyebabkan vaskularisasi bertambah dan membantu resorpsi papula dan nodul yang
sukar hilang.
Pada pemakaian tretinoin
dianjurkan :
a.
Menghindar dari sinar matahari
b.
Tidak mencuci muka terlalu sering
c.
Tidak memakai obat terlalu banyak
d.
Hati-hati pemakaian disudut mulut, hidung, dan mukosa.
Iso tretinoin. Disbanding
denga tretinoin, sifat komedogeniknya 80% dari tretinoin, anti-inflamasi lebih
baik dan kurang ritatif.
2. Benzoil peroksida
zat ini tidak saja membunuh bakteri,
melainkan juga menyebabkan deskuamasi dan juga timbulnya gumpalan di ddalm
folikel. Pada permulaan pengobatan, pasien merasa seperti terbakar. Gejala ini
akan berkurang dalam beberapa minggu. Sebaiknya dimulai dari dosis rendah
dahulu, kemudian lambat laun diganti dengan dosis tinggi. Efek samping pada
pemakaian lama adalah sensitisasi secara kontak (2,5 % dari kasus).
Cara kerja:
· Anti bakteri yang kuat
· Komedolitik
· “counter-iritan”
Dibanding dengan vitamin
A asam benzoil peroksida
a.
kurang menyebabkan iritasi dan rasa tak menyenangkan bagi penderita.
b.
Tidak menyebabkan bertambah hebatnya (flare-up) akne pada bulan pertama
pengobatan.
c.
Mengeringkan pustula lebih tepat daripada tretinoin.
d.
Pada bentuk komedo, kurang efektif dibandingkan dengan tretinoin.
Kombinasi vitamin A asam
dengan benzoil peroksida. Bila vitamin A asam dan benzoil peroksida digunakan
bersama-sama, diperoleh efek sinergistik, tetapi sayang keduanya tak dapat
dipakai bersama-sama dalam satu bahan dasar. Vitamin A asam dapat menyebabkan
kulit lebih permiabel sehingga meningkatkan konsentrasi benzoil peroksida dalam
jaringan.
Antibiotika topical
Pemakaian bahan
antimikroba dapat dibenarkan, bila mengurangi populasi C. Acnes atau hasil metabolismenya
seperti lipase atau porfirin. Tetapi tak satupun bahan-bahanyang memiliki efek
seperti ini terdapat dalam bentuk krem, larutan, jel, dan sabun.
Antibiotika yang sering
dipakai :
Clindamisin 1 %: relatif
stabil, kecuali pada beberapa kasus terjadi colitis pseudomembranosa.
Eritromisin 2 % : tidak
mengadakan iritasi dan dapat menyebabkan suatu dermatitis kontak.
Tetrasiklin 0,5 % -5 % :
sekarang jarang dipakai karena menyebabkan kulit berwarna kuning.
Aasam aseleik
Suatu dikarbosilisik yang
dapat mengurangi jumlah C. Acnes.
Efeknya :
§ Sama dengan benzoil peroksida, vitamin A
asam, eritromisi topical, tetrasiklin oral.
§ Mengurangi granula keratohialin pada
saluran pilosebasea
§ Sifat iritasinya lebih kecil dan dapt
ditolelir dengan baik
§ Mempunyai efek anti inflamasi
Asam-asam alfa hidroksi (AAAH)
Mekanisme kerja
Konsentrasi rendah :
mengurangi kohesi korniosit berguna untuk lesi yang tidak beradang.
Konsentrasi tinggi :
§ Epidermolisis subkorneal atap pustula
pecah.
§ Dermis : mensintesa kolagen baru.
Efek asam alfa hodroksi
tergantung pada macam, konsentrasi, vehikulum, waktu pajanan dan
kondisi-kondisi lain.
Pengobatan Oral
Antibiotika Oral
Karena obat-obat ini
digunakan dalam jangka waktu yang lama, toksisitasnya harus rendah. Dalam hal
ini, tetrasiklin merupakan antibiotika primer, sebab sudah diketahui aktivitas
dan toksisitasnya. Nampaknya eritromisin juga mempunyai efek terapi yang sama
dan cukup aman.
Indikasi primer
antibiotika oral adalah bentuk papulopustular sedang sampai berat akne
konglobata.
Antibiotika tak pernah
dipakai sendiri, tetapi bersama-sama dengan obat yang mengadakan pengelupasan
kulit.
a.
Tetrasiklin
Yang paling dikenal
adalah tetrasiklin HCL, doksisiklin, minosiklin.
§ Efektif terhadap Corynebakterium Acnes
invitro
§ Dapat menghambat lipase ekstra seluler
yang dikeluarkan oleh bakteri.
§ Terkonsentrasi pada tempat peradangan.
Dosis konvensional:
tetrasiklin 1 gram per hari diberikan setengah jam sebelum makan.
Minosiklin : diabsorbsi
lebih bagus dan tidak dipengaruhi oleh makanan, akan tetapi mahal. Dosis 50-100
mg perhari.
Dimiklosiklin 600 mg
perhari
b.
Eritromisin
Eritromisin adalah obat
pilihan untuk penderita yang sensitive terhadap tetrasiklin atau wanita hamil.
Eritromisin dan eritromisin
stearat adalah bentuk yang dapat diterima.
§ Mempunyai efek bakterisida terhadap C.
Acnes.
§ Tak menghambat lipase C. Acnes.
Dosis
: 1 gr / hari
c.
Linkomisin dan Klindamisin
Keduanya merupakan obat
yang paling baru dan sama efektivitasnya. Sering menyebabka colitis
pseudomembranosa.
Klindamisin :
§ Efektif untuk akne yang terbentuk kistik
§ Absorbsinya tak berpengaruh makanan
§ Dapat menghambat lipase C. Acnes.
d.
Trimetoprim
Obat ini sama efektif
dengan tetrasiklin, dapat diberikan pada penderita yang tidak respon / toleran
terhadap tetrasiklin dan eritromisin. Berguna untuk folikulitis gram negatif.
D.DS (Diamino Difenil Sulfon)
Seperti sulfonamida, DDS
dapat menghambat pemakaian PABA (Para Amino Benzoid Asid) oleh bakteri. Obat
ini hanya digunaka untuk akne dengan peradangan yang hebat, seperti akne
konglobata dan papulo pustula yang sukar diobati.
DDS tidak pernah dipakai
sendiri, biasanya bersama-sama dengan antibiotika dan obat yang dapat
mengadakan pengelupasan kulit.
Cara kerja DDS :
§ Anti inflamasi seperti kortikosteroid
§ Mustabilir lisosom.
§ Efek samping ; leukopeni,
agranulositosis, nausea, muntah, kepala pusing dan reaksi pada kulit.
Hormon
Kortikosteroid
Kortikosteroid intra
lesi berguna untuk lesi nodulokistik dan sinus pada akne konglobata. Cepat
mengurangi peradangan dan mencegah timbulnya sikatrik. Dipakai larutan dengan
konsentrasi 2,5 mg /ml dan menyuntikkan dapat diulangi tiap 1 sampai 2 minggu.
Estrogen dan pil antihamil
Diperlukan dosis
estrogen relatif besar sehingga dapat menimbulkan efek feminisasi pada
laki-laki dan gangguan menstruasi pada wanita. Hormon ini lebih baik diberikan
dalam bentuk pil antihormon yang mengandung estrogen dan progesterone terutama untuk
akne premenstrual. Kadang-kadang terlihat efek paradoksal dan terlihat pustula
bertambah pada bulan-bulan pertama sampai bulan kedua.
Anti androgen
Hormon ini dapat
mencegah kelenjar palit mengadakan reaksi terhadap[ testosteron, siproteron
asetat bersama-sama esrogen hanya digunakan pada wanita dengan akne dan sebore
yang hebat. Akne papulopustula yang resisten dan akne konglobata yang
refrakter.
Akhir-akhir ini sudah
diproduksi suatu pil antihamil dengan kadar estrogen rendah yang mengandung 2
mg siproteron asetat dan 35 mg etinilestradiol.
Efek sampingnya berupa
penurunan libido, lesu, nausea, peningkatan berat badan dan perdarahan tak
teratur.
Vitamin A
Bila diberikan peroral
bersama-sama dengan antibiotika oral dan topical, vitamin A asam sangat efektif
untuk akne bentuk nodul dan kistik yang hebat.
Diduga vitamin ini
mempengaruhi produksi atau metabolisme androgen.
Dosis : 50.000 – 100.000
Iu/hari
Isoretinoit
Suatu bentuk 13-cis/asam
retinoat digunakan untuk pengobatan akne bentuk kistik dan konglobata.
Pada kebanyakan kasus
obat ini memberikan remisi sempurna selama berbulan – bulan dan sampai
bertahun-tahun.
Dosis : 1 mg/kg/hari.
Efek samping : gangguan
selapu lendir dan kulit seperti keilitis, serosis dan perdarahan hidung.
Isoretinoit bersifat keratogenik.
Seng (Zink)
Efeknya belum diketahui
dengan pasti, tetapi diduga mempunyai efek inflamasi. Unsure ini berpengaruh
terhadap epitelisasi, aktiitas enzim pada metabolisme vitamin A, dan
memperbaiki gangguan kemotaksis leukosit.
Dosis : 3 ´ 200 mg/ hari.
Diuretika
Sering terjadi
eksaserbasi akne 7-10 hari sebelum menstruasi. Hal ini mungkin disebabkan
karena adanya retensi cairan sebelum menstruasi, yang disertai dengan hidrasi
dermis dan juga edema pada keratin. Kebanyakan penyelidik memberikan diuretika
satu minggu sebelum haid. Cuncliff dan William menganjurkan kuarng dari satu
minggu sebelum haid, tetapi Kligman sama sekali tidak menganjurkan pemberian
diuretika itu.
C. Tindakan Khusus
1.
Ekstraksi komedo
2.
Insisi dan drainase
3.
Eksisi
4. Krioterapi
5.
Injeksi kolagen
6.
Suntikan kortikosteroid dan intralesi
7.
Laser CO2
8.
Perbaikan jaringan parut
a.
Dermabrasi
b.
Pembedahan kimia
-
tretinoin
-
Asam Alfa Hidroksi berguna untuk menghaluskan sukatrik yang dangkal.
Menurut Adhi Djuanda
(1999) pengobata akne Sebagai berikut:
1. Topikal :
- Bahan – bahan iritasi misalnya :
-
resorsinol 3 %
-
Asam salisilat 3-5 %
-
Asam vit A 0,05 %
B.
Anti bakteri :
-
Tetrasiklin 1 %
-
Eritromoisin 1 %
-
Klindamisin 1 %
-
Peroksida benzoil 2,5 %
C.
Lain-lain :
-
Sulfur 4-20%
-
Kortikosteroid
-
Etil laktat 10% dalam gliserin 5-10 % dan etanol 80-85 %.
II. Sistemik
- Antibakteri :
-tetrasiklin 3-4 ´ 250 mg sehari (merupakan obat pilihan )
-Minosiklin : 2 ´ 50 mg sehari
-Kotrimoksasol : 2 gr
sehari, jika telah membaik diturunkan 1 gr sehari
-Linkomisin : 3 ´ 500 mg sehari
-Klindamisin : 4 ´ 150 mg sehari
B.
Hormonal :
-
Estrogen
-
Anti androgen
-
Kortikosteroid intra lesi
C
Retinoid dan Vit A :
-
Vitamin A 3 ´ 150.000 IU sehari
-
Retinoit 1-2 mg/kgBB sehari
C
Lain-lain :
-
Anti inflamasi non steroid (ibuprofen)
-
Dapson 2 ´ 100 mg
Dapson (DDS) = diamino
difenil sulfon mempunyai sifat anti radang sehingga dapat bermanfaat untuk
pengobatan akne nodulokistik/ konglobata. Kombinasi DDS dengan antibiotika
dapat mempercepat perbaikan lesi. Dosisnya, oral 2 ´ 100 mg/hari selam 4 minggu.
III. pengobatan lain
Misalnya
tindakan pengeluaran sebum oleh alat ekstraktor komedo atau bedah listrik,
bedah beku, dan suntikan intralesi.
IV. Perawatan kebersihan kulit dan diet
bagi yang memerlukan dapat dianjurkan.
PROGNOSIS
Umumnya prognosis penyakit baik, tetapi
sebagian penderita sering residif. Akne vulgaris umumnya sembuh sebelum
mencapai usia 30-40 an. Jarang terjadi akne vulgaris yang menetap sampai tua
atau mencapai gradasi sangat berat sehingga perlu rawat inap di rumah sakit.
Namun ada yang sukar diobati, mungkin ada faktor genetika. Bila banyak sikatrik
bisa dilakukan dermabrasi oleh yang ahli.
Acne Lengkap
No comments:
Post a Comment