Epistaksis
dr. Haitami, A.
2.1. Definisi
Epistaksis
adalah keluarnya darah dari hidung yang merupakan gejala atau manifestasi
penyakit lain, penyebabnya bisa lokal atau sistemik. Perdarahan bisa
ringan sampai serius dan bila tidak segera ditolong dapat berakibat fatal.
Sumber perdarahan biasanya berasal dari
bagian depan atau bagian belakang hidung.1,2
2.2. Epidemiologi
Epistaksis jarang terjadi pada bayi, namun terdapat
kecendrungan peningkatan insiden epistaksis seiring dengan pertambahan usia.
Epistaksis anterior lebih sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda,
sedangkan epistaksis posterior lebih sering terjadi pada usia yang lebih tua,
terutama pada laki-laki berusia 50an dengan penyakit hipertensi dan
arteriosklerosis. Epistaksis lebih sering terjadi pada musim dingin. Hal ini
mungkin disebabkan peningkatan kejadian infeksi pernafasan atas dan udara yang
lebih kering akibat pemakaian pemanas dan kelembaban lingkungan yang rendah.
Epistaksis juga sering terjadi pada iklim yang panas dengan kelembaban yang
rendah. Pasien yang menderita alergi, inflamasi hidung, dan penyakit sinus
lebih rentan terhadap resiko terjadinya epistaksis karena mukosanya lebih mudah
kering dan hiperemis yang disebabkan oleh reaksi inflamasi.
2.3. Anatomi Hidung
2.3.1.Kerangka hidung
Kerangka hidung berbentuk seperti tenda dengan dua os
nasale yang bersatu pada garis tengah dan berartikulasio di superior dengan pars
nasalis os frontalis dan processus “ ascending’’ maxilla di
lateral. Tulang menyususn sepertiga superior hidung sedangkan dua pertiga
bagian bawah merupakan tulang rawan.
Kartilago nasi lateralis superior dan bawah.septum membagi hidung kedalam dua
ruangan yang disebut vestibulum. Seperti sisi lateral hidung, septum terdiri dari
kartilago di anterior dan tulang di posterior.9
2.3.2. Hidung Interna
Lubang luar yang menuju ke sisi dalam hidung dinamai nares, sementara
lubang posterior dari hidung ke nasopharink dinamai choana. Tepat setelah
nares, terdapat area kulit yang dinamai vestibulum dan berlapis yang mengandung
bulu hidung atau vibrise yang penting secara klinik karena folikel rambut ini
dapat terinfeksi.4
Permukaan medial tiap
ruang lingkup dibentuk oleh septum nasi. Sering septum berdeviasi, yang
menyebabkan terjadinya obstruksi saluran pernafasan nasal.4Sisi
lateral tiap cavitas nasalis terdiri dari sejumlah struktur yang penting secara
klinik. Biasanya ada tiga konvolusi mukosa yang tegas yang dinamai concha.
Fungsinya untuk meningkatkan luas permukaan hidung dan dinamai menurut
lokasinya yaitu inferior, medialis, superior dan suprema. Diantara concha
terdapat lekukan pada dinding hidung (meatus). Pada meatus inferior terdapat
muara atau ostium duktus nasolakrimalis. Meatus medius terletak diantara konka
media dan dan dinding lateral rongga hidung. Pada meatus media terdapat muara
sinus frontal, sinus maksila dan sinus etmoid anterior. Pada meatus superior
yang merupakan ruang diantara konka superior dan konka media terdapat muara
sinus etmoid posterior dan sinus sphenoid.2,9
Gambar
1. Dinding Lateral Kavum Nasi 5
2.3.3. Anatomi Vaskuler
Vaskularisasi
Vaskularitas berasal
dari system carotis interna dan eksterna.4 Arteri carotis interna
bercabang menjadi arteri oftalmika yang kemudian bercabang lagi menjadi arteri
etmoidalis anterior dan posterior.3 Cabang etmoidalis anterior dan
posterior menyuplai sinus palatina mayor, sinus frontalis dan etmoidalis serta
atap hidung. Sedangkan arteri stenopalatina dan arteri palatina mayor merupakan
cabang terminal dari arteri karotis eksterna yang menyuplai darah pada concha,
meatus dan septum nasalis. Semua pembuluh darah hidung saling berhubungan
melalui anastomosis. Suatu pleksus vaskuler disepanjang bagian anterior septum kartilaginosa
menggabungkan anastomosis ini dan dikenal sebagai Little Area atau Pleksus
Kiesselbech. Karena ciri vaskularnya dan kenyataan bahwa daerah ini
merupakan subjek trauma fisik dan lingkungan berulang maka merupakan lokasi
epistaksis tersaring4.
Gambar 2. Anatomi vaskular yang
memperdarahi septum nasal.
Referat Lengkap
No comments:
Post a Comment