Parese Nervus Fasialis
Haitami, A, dkk
Parese nervus fasialis ( N VII ) merupakan
kelumpuhan otot-otot wajah dimana pasien tidak atau kurang dapat menggerakkan
otot wajah, sehingga wajah pasien tidak simetris. Hal ini tampak sekali ketika
pasien diminta untuk menggembungkan pipi dan mengerutkan dahi.1
2.2
Anatomi
Nervus Fasialis
Nervus fasialis merupakan saraf cranial terpanjang
yang berjalan di dalam tulang. Nervus ini terdiri dari 3 komponen, yaitu:4
a. Serabut
motorik, mempersarafi m.stapedius dan venter posterior m.digastrikus, serta otot
wajah, kecuali m.levator palpebra superior.
b. Serabut
sensoris, mempersarafi 2/3 anterior lidah untuk mengecap, melalui n.korda
timpani.
c. Serabut
parasimpatis, mempersarafi glandula lakrimalis, glandula submandibula dan
glandula lingualis.
Sebenarnya N.fasialis ini hanya terdiri dari serabut
motorik saja. Namun pada perjalanannya ke tepi, nervus intermedius bergabung
dengan nervus ini. Nervus intermedius tersebut tersusun oleh serabut
sekretomotorik untuk glandula salivatorius dan serabut yang menghantarkan
impuls pengecap dari 2/3 bagian depan lidah.4
Inti serabut motorik nervus fasialis terletak di
bagian ventrolateral tegmentum pontis. Akarnya menuju ke dorsomedial dulu,
kemudian melingkari inti nervus abdusens dan setelah itu membelok ke
ventrolateral kembali untuk meninggalkan permukaan lateral pons. Di tempat itu,
N.fasialis berdampingan dengan nervus oktavus dan nervus intermedius, dan
ketiganya masuk kedalam liang os petrosum melalui meatus akustikus internus.4
Gambar
1
Nervus fasialis keluar dari os petrosum kembali dan
tiba di kavum timpani. Kemudian nervus turun dan sedikit membelok ke belakang
dan keluar dari tulang tengkorak melalui foramen stilomastoideum. Saat turun
dan membelok ke belakang, di kavum timpani, nervus bergabung dengan ganglion
genikulatum. Ganglion ini merupakan sel induk dari serabut penghantar impuls
pengecap, yang dinamakan korda timpani. Juluran sel-sel tersebut yang menuju ke
batang otak disebut nervus intermedius. Di samping itu, ganglion tersebut
memberikan cabang-cabangnya ke ganglion otikum dan sfenopalatinum yang
menghantarkan impuls sekretomotorik untuk kelenjar lendir. Liang os petrosum
yang mengandung nervus fasialis dinamakan akuaduktus faloppi atau kanalis
fasialis. Di kanalis tersebut, nervus fasialis memberikan cabang untuk muskulus
stapedius dan lebih jauh sedikit, menerima serabut-serabut korda timpani.
Berkas saraf ini menuju ke tepi atas gendang telinga dan membelok ke depan.
Melalui kanalikulus anterior, saraf keluar dari tengkorak dan tiba di bawah
muskulus pterigoideus eksternus. Disitu, korda timpani bergabung dengan nervus
lingualis yang merupakan cabang dari nervus mandibularis. Korda timpani
menghantarkan impuls pengecap dari dua pertiga bagian lidah.4
Jadi,
anastomosis cabang-cabang nervus fasialis, antara lain:
Tabel
1
Sebagai saraf motorik, nervus fasialis keluar dari
foramen stilomastoideum dan memberikan cabag-cabang ke otot stilohioid dan
venter posterior muskulus digastrikus dan otot oksipitalis. Pangkal sisanya
menuju ke glandula parotis, dan bercabang-cabang lagi untuk mensarafi otot
wajah dan platisma.4
Dalam perjalanan di dalam tulang temporal, nervus
fasialis dibagi dalam 3 segmen, yaitu:6
a. Segmen
labirin, terletak di antara akhir kanal akustik internus dan ganglion
genikulatum. Panjang segmen ini 2 – 4 mm.
b. Segmen
timpani (segmen vertikal), terletak di antara bagian distal ganglion
genikulatum dan berjalan kearah posterior telinga tengah, kemudian naik kearah
tingkap lonjong (fenestra ovalis) dan stapes, lalu turun dan kemudian terletak
sejajar dengan kanal semisirkularis horizontal. Panjang segmen ini kira-kira 12
mm.
c. Segmen
mastoid (segmen vertical), mulai dari dinding medialdan superior kavum timpani.
Perubahan posisi dari segmen timpani menjadi segmen mastoid disebut segmen
pyramidal atau genu eksterna. Bagian ini merupakan bagian paling posterior dari
nervus VII, sehingga mudah terkena trauma pada saat operasi. Selanjutnya segmen
ini berjalan kea rah kaudal menuju foramen stilomastoid. Panjang segmen ini 1,5
– 2 mm.
Nukleus fasialis juga
menerima impuls dari talamus yang mengarahkan yang mengarahkan gerakan ekspresi
emosional pada otot-otot wajah. Juga ada hubungan dengan gangglion basalis.
Jika bagian ini atau bagian lain dari sistem piramidal menderita penyakit
penyakit, mungkin terdapat penurunan atau hilangnya ekspresi wajah (hipomimia
atau amimi).8
Referat Lengkap
No comments:
Post a Comment