DEFINISI
Tinea
pedis adalah dermatofitosis pada kaki, terutama pada sela-sela jari kaki dan
telapak kaki.
SINONIM
Athlete’s fooft, ringworm of the foot, kutu
air
ETIOLOGI
Tinea
pedis disebabkan oleh Trichophyton rubrum
sedangkan tinea interdigitalis disebabkan
oleh Trichophyton mentagrophytes dan Epidermophyton floccosum.
EPIDEMIOLOGI
Tinea
pedis terdapat di seluruh dunia, khususnya negara-negara yang berhubungan
dengan iklim dan budaya mengenakan kaos kaki dan sepatu tertutup sepanjang masa.
Di Indonesia, tinea pedis tidak banyak dilihat, kecuali pada populasi tertentu
yang menggunakan sepatu tertutup dan kaos kaki, misalnya pada olahragawan dan
anggota tentara/polisi.
GEJALA
KLINIS
Tinea
pedis terdiri atas beberapa macam tipe klinis, dan yang dibahas di bawah ini
adalah yang sering ditemukan.
1.
Tinea pedis yang
tersering dilihat adalah bentuk interdigitalis.
Di antara jari IV dan V terlihat fisura yang dilingkari sisik halus dan tipis.
Kelainan ini dapat meluas ke bawah jari (subdigital) dan juga ke sela jari kaki
yang lain. Oleh karena daerah ini lembab, maka sering dilihat maserasi. Aspek
klinis maserasi berupa kulit putih dan rapuh. Bila bagian kulit yang mati ini
dibersihkan, maka akan terlihat kulit baru, yang pada umumnya juga yang telah
diserang oleh jamur. Bentuk klinis ini dapat berlangsung bertahun-tahun dengan
menimbulkan sedikit keluhan atau tanpa keluhan sama sekali. Pada suatu ketika
keluhan ini dapat disertai infeksi sekunder oleh bakteri sehingga terjadi
selulitis, limfangitis, lemfadenitis, dan dapat pula terjadi erisipelas, yang
disertai dengan gejala-gejala umum. (CONANT dkk, 1971)
2. Bentuk
lain ialah yang disebut moccasin foot (Tipe papuloskuamosa
hiperkeratotik menahun). Pada seluruh kaki, dari telapak, tepi sampai punggung
kaki terlihat kulit menebal dan bersisik; eritema biasanya ringan dan terutama
terlihat pada bagian tepi lesi. Di bagian tepi lesi dapat pula dilihat papul
dan kadang-kadang vesikel. (CO-NANT dkk., 1971).
3.
Pada bentuk subakut terlihat vesikel, vesiko-pustul
dan kadang-kadang bula. Kelainan ini dapat mulai pada daerah sela jari,
kemudian meluas ke punggung kaki atau telapak kaki. Isi vesikel berupa cairan
jernih yang kental. Selain pecah, vesikel tersebut meninggalkan sisik yang
berbentuk lingkaran yang disebut koleret. Infeksi sekunder dapat terjadi juga
pada bentuk ini, sehingga dapat menyebabkan selulitis, limfangitis dan
kadang-kadang menyerupai erisipelas. Jamur terdapat pada bagian atap vesikel.
Untuk menemukannya, sebaiknya diambil atap vesikel atau bula untuk diperiksa
secara sediaan langsung atau untuk dibiak (CONANT dkk, 1971)
Tinea pedis banyak
terlihat pada orang yang dalam kehidupan sehari-hari banyak bersepatu tertutup
disertai perawatan kaki yang buruk dan para pekerja dengan kaki yang selalu atau
sering basah. Penderita biasanya orang dewasa. Di Indonesia, penyakit ini tidak
begitu sering dilihat di Poliklinik Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin di pelbagai
Kota Besar.
PATOGENESIS
Tinea pedis bentuk intertriginosa
merupakan suatu keadaan yang saling mempengaruhi dermatofit (Tricophyton rubrum dan Tricophyton mentagrophytes), beberapa
spesies bakteri (Micrococcus sedentarius, Brevibacterium epidermidis,
Corynebacterium minutissimum dan spesies negatif-Gram seperti Pseudomonas dan
Proteus) dan spesies Candida meskipun jarang. Infeksi dermatofit ringan disebut
dermatofitosis simpleks, dapat timbul pada sela jari-jari kaki karena
lingkungan yang tertutup. Infeksi jamur akan menimbulkan kerusakan stratum
korneum sehingga memungkinkan untuk tumbuhnya bakteri residen dan terjadi
maserasi, rasa gatal dan bau busuk pada daerah tersebut. Infeksi campuran
antara dermatofit dan bakteri disebut dermatofitosis kompleks.
Infeksi jamur superfisial
ringan dapat berkembang menjadi lebih berat pada keadaan kelembaban yang tinggi
dan oksklusif, dan bakteri oportunistik akan berkembang sehingga jamur akan
sulit ditemukan. Syarat terjadinya tinea pedis kompleks diperlukan tiga
komponen yaitu jamur, bakteri dan suasana oksklusif.
M.
sendentarius ditemukan bersamaan dengan pitted keratolysis dan mengeluarkan bau
tajam yang berasal dari produksi campuran sulfur. Produksi sulfur juga terdapat
pada C. Minutissimun dan B.
Epidermidis, dan campuran sulfur ini bersifat fungisidal sehingga jamur
ditemukan.
DIAGNOSIS
Diagnosis
dermatofitosis biasanya dapat ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, pemeriksaan
sediaan langsung dengan KOH 10-20% dan biakan. Berbeda dengan tinea korporis
dan tinea kruris, diagnosis tinea pedis lebih sulit karena pemeriksaan kerokan
kulit dan kultur sering tidak ditemukan jamur.
Adanya
penyakit kulit yang menyerupai tinea pedis, dapat mempersulit diagnosis tinea
pedis. Hal ini disebabkan pada tinea pedis yang disertai peradangan, hifa sulit
ditemukan pada pemeriksaan mikroskopis.
Dapat disimpulkan bahwa bakteri turut memegang peranan pada gambaran klinik dan
gejala tinea pedis.
DIAGNOSIS
BANDING
Kadang-kadang perlu dibedakan dengan
penyakit lain di kaki, terutama bila hanya ditemukan 1 tipe tinea pedis pada
pasien.
- Kandidosis interdigitalis
Menurut
Emmons, lesi interdigital bila disertai paronikia mungkin disebabkan oleh Candida albicans Rook menyatakan bahwa
pada kandidosis maserasi dan pengelupasan epidermis lebih banyak.
- Retensi keringat
Lesi
dermatosis yang disebabkan oleh retensi keringat berbentuk vesikel-vesikel pada
telapak kaki dan jari-jari yang akan bertambah buruk bila menggunakan sepatu
tertutup. Bila kelainan ini terdapat pada anak-anak prepubertas, maka diagnosis
lebih condong ke arah retensi keringat. Tidak ditemukan hifa atau artrospora dapat
memperkuat diagnosis.
- Dermatitis kontak alergik
Dermatitis
kontak alergik dapat menyebabkan gatal disertai eritema, vesikel skuamasi
terutama pada jari-jari, punggung dan kaki. Biasanya disebabkan karena kontak
dengan sepatu karet, cat dan salap. Kelainan pada kulit telapak kaki jarang
ditemukan. Hifa tidak ditemukan pada pemeriksaan kerokan kulit.
- Dermatitis atopik
Dermatitis
atopik dapat menyebabkan skuamasi yang kering disertai gatal di sela jari dan
bagian dorsal pedis. Lesi-lesi hiperkeratotik menahun identik dengan lesi oleh
dermatofit. Tipe papulo skuamosa sulit dibedakan dengan keratosis plantaris
kongenital dan psoriasis. Bila ditemukan hiperkeratosis yang menonjol disertai
pembentukan kalus, kelainan ini mungkin tidak hanya disebabkan oleh penyakit
jamur saja.
- Skabies pada kaki
PENATALAKSANAAN
Umum
Hilangkan
faktor predisposisi. Berhubung penyakit ini sering rekuren maka faktor
predisposisi perlu dihindari. Kaos kaki yang dipakai dipilih kaos kaki yang
menyerap keringat dan diganti tiap hari. Kaki harus bersih dan kering. Hindari
memakai sepatu tertutup, sepatu sempit, sepatu olahraga dan sepatu plastik,
terutama yang digunakan sepanjang hari. Kaki dan sela jari kaki dijaga agar
selalu kering, terutama sesudah mandi dapat diberikan bedak dengan atau tanpa
anti jamur.
Khusus
Pengobatan
tinea pedis dengan peradangan akut yang biasanya karena infeksi sekunder oleh
bakteri dapat diberi antibiotik sistemik, antara lain eritromisin atau
penisilin semisintetik. Pengobatan lokal berupa kompres.
Obat
topikal baru, yaitu ketoconazol 2% telah dicoba oleh Greer dan Orleans (1987),
memberi respons klinik baik pada semua tipe tinea pedis bahkan pada tinea pedis
tipe papuloskuamosa kronis. Kesembuhan klinik terdapat pada 83% kasus dan
pemeriksaan mikologik negatif pada 80%. Selain diberikan obat topikal anti
jamur, dapat pula diberikan obat peroral bila lesi luas atau menyeluruh dan
kronis residif.
- Pengobatan farmakologik tinea pedis bervariasi bergantung pada tipe dan keparahan infeksi. Bentuk tinea pedis vesikobulosa dan interdigitalis menunjukkan respon baik terhadap kebanyakan anti jamur topikal. Oleh karena terdapat infeksi campuran, derivat imidazol topikal sering dianjurkan karena obat ini aktif terhadap dermatofit yang sering terlibat dalam tinea pedis, demikian juga terhadap beberapa ragi, jamur saprofit dan bakteri positif gram. Obat ini umumnya digunakan 2X per hari selama sekurang-kurangnya 2 minggu, meskipun pengobtan selama 4 minggu mungkin diperlukan. Ketokonazol topikal juga efektif terhadap tinea pedis dan obat pilihan lain untuk tinea pedis interdigitalis adalah tofnaftat. Sering terjadi kekambuhan pada tinea pedis, sehingga perlu diberikan beberapa langkah pencegahan dan kebersihan.
- Penggunaan bedak antijamur yang ditaburkan pada kaki dan dalam sepatu, serta kaos kaki dapat mengurangi pertumbuhan jamur. Tindakan nonfarmakologi yang penting ialah pencucian kaki setiap hari, diikuti dengan pengeringan dengan baik daerah sela jari. Pasien dianjurkan dan dipesan untuk mencegah penularan atau ia harus menghindari pemakaian sandal/sepatu yang tertutup dan tidak bertelanjang kaki ke fasilitas umum.
PROGNOSIS
Persistensi
dan eksaserbasi akan sering terdapat, bila terdapat infeksi subklinis Trichophyton mentagrophytes varian interdigitale.