Siapa tak panik jika mendapatkan hasil positif saat menjalani tes
narkoba? Jika terbukti menyalahgunakan obat terlarang, risikonya memang
harus berurusan dengan penegak hukum.
Sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika memang merasa bukan pemakai atau pecandu. Namun kenyataannya, konsumsi obat-obatan tertentu bisa mempengaruhi hasil tes narkoba. Diperkirakan 5-10 persen hasil positif dalam tes narkoba adalah false positive akibat pengaruh obat-obatan.
Sebelum menjalani tes narkoba, dianjurkan untuk menyampaikan pada petugas obat-obatan apa saja yang sedang dikonsumsi. Ini berlaku untuk obat bebas yang dibeli sendiri, maupun obat yang diresepkan oleh dokter. Pastikan juga tidak mengonsumsi produk-produk ilegal.
Berikut ini beberapa jenis obat yang bisa memberikan false positive dalam tes narkoba, seperti dirangkum pada Selasa (6/1/2015).
Sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan jika memang merasa bukan pemakai atau pecandu. Namun kenyataannya, konsumsi obat-obatan tertentu bisa mempengaruhi hasil tes narkoba. Diperkirakan 5-10 persen hasil positif dalam tes narkoba adalah false positive akibat pengaruh obat-obatan.
Sebelum menjalani tes narkoba, dianjurkan untuk menyampaikan pada petugas obat-obatan apa saja yang sedang dikonsumsi. Ini berlaku untuk obat bebas yang dibeli sendiri, maupun obat yang diresepkan oleh dokter. Pastikan juga tidak mengonsumsi produk-produk ilegal.
Berikut ini beberapa jenis obat yang bisa memberikan false positive dalam tes narkoba, seperti dirangkum pada Selasa (6/1/2015).
1. Antibiotik
Sebuah artikel di jurnal Current Psychiatry pada Agustus 2006 menyebut amoxicillin dan sebagian besar antibiotik bisa memberikan hasil false positive dalam tes penyalahgunaan kokain. Begitu pula, antibiotika golongan quinolone bisa memberikan hasil false positive untuk heroin dan morfin.
2. Antidepresan
Beberapa jenis antidepresan memberikan hasil false positive pada
tes penyalahgunaan amphetamine. Antidepresan jenis benzodiazepines
misalnya, bisa memberikan hasil positif dalam tes amphetamine hingga 21
hari setelah dikonsumsi.
Dalam sebuah artikel di jurnal Psychiatry tahun 2009, Kecin M Nasky DO dan rekan-rekan melaporkan temuan tentang false positive terkait penggunaan antidepresan. Sebanyak 26 pasien yang terdeteksi positif dalam penelitian tersebut, sebenarnya mengonsumsi antidepresan sertraline atau Zoloft.
Dalam sebuah artikel di jurnal Psychiatry tahun 2009, Kecin M Nasky DO dan rekan-rekan melaporkan temuan tentang false positive terkait penggunaan antidepresan. Sebanyak 26 pasien yang terdeteksi positif dalam penelitian tersebut, sebenarnya mengonsumsi antidepresan sertraline atau Zoloft.
3. Antinyeri
Pereda nyeri seperti ibuprofen memberikan hasil false positive
pada tes penyalahgunaan penenang jenis barbiturates, benzodiazepine, dan
bahkan marijuana atau ganja. Hasil tes positif penyalahgunaan ganja
juga bisa ditemukan pada orang yang mengonsumsi pereda nyeri golongan nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs).
4. Obat flu dan pilek
Dekongestan atau pelega tenggorokan dan obat batuk pseudoepfedrine
bisa terdeteksi sebagai amphetamine dalam tes urine. Obat pilek
lainnya, promethazine juga bisa memberikan hasil positif pada tes urine
untuk mendeteksi amphetamine.
Sumber :detik.com
No comments:
Post a Comment