2.1 Penatalaksanaan
Pengobatan terhadap parese nervus VII dapat
dikelompokkan dalam 3 bagian : 1,2
1.
Pengobatan
terhadap parese nervus fasialis
A.
Fisioterapi
1. Heat Theraphy, Face Massage, Facial
Excercise
Basahkan
handuk dengan air panas, setelah itu handuk diperas dan diletakkan dimuka
hingga handuk mendingin. Kemudian pasien diminta untuk memasase otot-otot wajah
yang lumpuh terutama daerah sekitar mata, mulut dan daerah tengah wajah.Masase
dilakukan dengan menggunakan krim wajah dan idealnya juga dengan menggunakan
alat penggetar listrik. Setelah itu pasien diminta untuk berdiri didepan cermin dan melakukan beberapa
latihan wajah seperti mengangkat alis mata, memejamkan kedua mata kuat-kuat,
mengangkat dan mengerutkan hidung, bersiul, menggembungkan pipi dan
menyeringai.
Kegiatan ini dilakukan
selama 5 menit 2 kali sehari.3
2. Electrical Stimulation
Stimulasi
energi listrik dengan aliran galvanic berenergi lemah.2 Tindakan ini
bertujuan untuk memicu kontraksi buatan pada otot-otot yang lumpuh dan juga
berfungsi untuk mempertahankan aliran darah serta tonus otot.9
B. Farmakologi
Obat-obatan
yang dapat diberikan dalam penatalaksanaan parese nervus fasialis antara lain:9
1.
Asam
Nikotinik
Pada
parese nervus fasialis yang dikarenakan iskemiaAsam nikotinik dan obat-obatan
yang bekerja menghambat ganglion simpatik servikal digunakan untuk memicu
vasodilatasi sehingga dapat meningkatkan suplai darah ke nervus fasialis.
2.
Vasokonstriktor,
Antimikroba
Obat
ini diberikan pada kelumpuhan nervus fasialis yang disebabkan oleh kompresi
nervus fasialis pada kanal falopi. Obat ini bekerja mengurangi bendungan ,
pembengkakkan, dan inflamasi pada keadaan diatas.
3.
Steroid
Obat
ini diberikan untuk mengurangi proses inflamasi yang menyebabkan Bell’s Palsy.
4.
Sodium
Kromoglikat
Diberikan
pada parese nervus fasialis jika dipikirkan adanya reaksi alergi.
5.
Antivirus
Baru-baru
ini antivirus diberikan dengan atau tanpa penggunaan prednisone secara
simultan.
C. Pengobatan Psikofisikal
Akupuntur, biofeedback, dan electromyographic
feedback dilaporkan dapat membantu pentembuhan Bell’s Palsy.9
2. Pengobatan Sekuele ( Gejala Sisa )
Pengobatan
terhadap gejala sisa yang dapat dilakukan antara lain:9
a.
Depresi
Pasien
dengan parese nervus fasialis memiliki ketakutan bahwa mereka memiliki penyakit
yang mengancam jiwa ataupun penyakit yang melibatkan pembuluh darah otak.
Konseling dan terapi kelompok yang melibatkan penderita dengan usia yang sama
terbukti efektif untuk mengatasi depresi tersebut.
b. Nyeri
Sebagian
pasien dengan Bell’s Palsy dan hampir seluruh pasien dengan Herpes Zooster
Cephalic merasakan nyeri. Nyeri ini dapat diatasi dengan analgesic
non-narkotik. Dapat diberikan steroid dengan dosis awal 1 mg/ kg BB/ hari dan
tapering off setelah 10 hari penggunaan.
c.
Perawatan
Mata
Secara
umum, Perawatan mata ditujukan untuk menjaga kelembaban mata agar tidak terjadi
keratitis dan kerusakan kornea. Pasien diminta untuk meengedipkan mata 2 sampai
4 kali permenit disamping penggunaan obat tetes mata.
3. Indikasi Untuk Operasi
Pada kasus dengan gangguan hantaran
berat atau sudah terjadi denervasi total, tindakan operatif segera harus
dilakukan dengan teknik dekompresi nervus fasialis transmastoid.1
2.2
DIAGNOSIS
BANDING
Tabel 3: Beberapa diagnosis banding berdasarkan Metode Kitten5
Kongenital
|
Möbius
syndrome
Myotonic
Dystrophy
|
Infeksi
dan idiopatik
|
Idiopathic
facial paralysis
Melkersson-Rosenthal
syndrome
Ramsay-Hunt
syndrome
Otitis media/mastoiditis
Necrotizing
otitis externa
Meningitis
Lyme disease
Tetanus
TB, HIV, EBV,
syphilis
|
Toksin
dan trauma
|
Head trauma
Temporal bone
trauma
Iatrogenic
injuries
Birth
trauma
|
Neoplasma
|
Parotid tumors
Facial
neuromas
Acoustic
neuromas
Cholesteatoma
Gliomas
Meningioma
Temporal bone
tumors
|
Endokrin
|
Diabetes
mellitus
Pregnancy
Hyper-thyroidism
|
Neurologi
|
Guillain-Barré
Multiple
sclerosis
Myasthenia
gravis
Stroke
|
Sistemik
|
Sarcoidosis
Amyloidosis
Hyperostoses
(Paget’s
disease, osteopetrosis)
|
2.3 Komplikasi
Setelah
kelumpuhan fasial perifer, regenerasi saraf yang rusak, terutama serat
otonom dapat sebagian atau pada arah yang salah. Serat yang terlindung mungkin
memberikan akson baru yang tumbuh ke dalam bagian yang rusak. Persarafan baru
yang abnormal ini, dapat menjelaskan kontraktur atau sinkinesis (gerakan yang
berhubungan) dalam otot-otot mimik wajah8.
Sindrom air mata buaya (refleks
gastrolakrimalis paradoksikal) tampaknya didasarkan oleh persarafan baru yang
salah. Di perkirakan bahwa serat sekretoris untuk kelenjar air liur tumbuh ke
dalam selubung Schwann dari serat yang cedera yang berdegenerasi dan pada
asalnya serat tersebut bertanggung jawab untuk
glandula lakrimalis8.
Referat Lengkap
Bagian 5
Bagian 6
Bagian 7