Monday, June 15, 2015

Syok Kardiogenik (bagian 1)

Syok Kardiogenik
Amelia, R , dkk
2.1 Definisi

            Syok kardiogenik adalah gangguan yang disebabkan oleh penurunan curah jantung sistemik pada keadaan volume intravaskuler yang cukup, dan dapat mengakibatkan hipoksia jaringan. Syok dapat terjadi karena difungsi ventrikel kiri yang berat, tetapi dapat pula terjadi pada keadaan dimana fungsi ventrikel kiri cukup baik. Hipotensi sistemik umumnya menjadi dasar diagnosis. Nilai cut off untuk tekanan darah sistolik yang sering dipakai adalah <90 mmHg.
            Syok kardiogenik didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik <90mmHg selama >1 jam dimana:
·         Tak respon terhadap pemberian cairan saja,
·         Sekunder terhadap disfungsi jantung, atau,
·         Berkaitan dengan tanda-tanda hipoperfusi atau indeks kardiak <2,2 l/menit/m2 dan tekanan baji kapiler paru >18 mmHg
Termasuk dipertimbangkan dalam definisi ini adalah :
·         Pasien dengan tekanan darah sistolik meningkat >90 mmHg dalam 1 jam setelah pemberian obat inotropik, dan
·         Pasien yang meninggal dalam 1 jam hipotensi, tetapi memenuhi kriteria lain syok kardiogenik.
2.2 Epidemiologi
            Penyebab syok kardiogenik terbanyak adalah infark miokard akut, di mana terjadi kehilangan sejumlah besar miokardium akibat terjadinya nekrosis. Insiden syok kardiogenik sebagai komplikasi sindrom koroner akut bervariasi. Hal ini berhubungan dengan definisi syok kardiogenik dan kriteria sindrom koroner akut yang dipakai sangat beragam pada berbagai penelitian.
            Syok kardiogenik terjadi pada 2,9% pasien angina pektoris tak stabil dan 2,1% pada IMA non ST-elevasi. Median waktu perkembangan menjadi syok pada pasien ini adalah 76 – 94 jam. Syok lebih sering dijumpai sebagai komplikasi IMA dengan elevasi ST dari pada tipe lain dari sindrom koroner akut.
2.3 Etiologi
Komplikasi mekanik akibat infark miokard akut dapat menyebabkan terjadinya syok. Di antara komplikasi tersebut adalah : ruptur septal ventrikel, ruptur atau disfungsi otot papilaris dan ruptur miokard yang keseluruhan dapat mengakibatkan timbulnya syok kardiogenik tersebut.

Hal lain yang sering menyebabkan terjadinya syok kardiogenik adalah takiaritmia atau bradiaritmia yang rekuren, dimana biasanya terjadi akibat disfungsi ventrikel kiri, dan dapat timbul bersamaan dengan aritmia supraventrikuler ataupun ventrikular.
Syok kardiogenik juga dapat timbul sebagai manifestasi tahap akhir dari disfungsi miokard yang progresif, termasuk akibat penyakit jantung iskemia, maupun kardiomiopati hipertrofik dan restriktif.
Picard MH et al, melaporkan, abnormalitas struktural dan fungsional jantung dalam rentang lebar ditemukan pada pasien syok kardiogenik akut. Mortalitas jangka pendek dan jangka panjang dikaitkan dengan fungsi sitolik ventrikel kiri awal dan regurgitasi dini tanpa dipengaruhi nilai fraksi ejeksi ventrikel kiri pada awal (baseline) atau adanya regurgitasi mitral.
Syok kardiogenik diakibatkan oleh kerusakan bermakna pada miokardiumventrikel kiri yang ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel kiri, yang mengakibatkan gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran oksigen ke jaringan. Penyebab dari syok kardiogenik dibagi dalam :
1. Gangguan ventrikular ejection
a. Infark miokard akut
b. Miokarditis akut
c. Komplikasi mekanik :
·         Regurgitasi mitral akut akibat ruptur atau disfungsi otot papilaris
·         Ruptur septum interventrikulorum
·         Ruptur free wall
·         Aneurisma ventrikel kiri
·         Stenosis aorta yang berat
·         Kardiomiopati
·         Kontusio miokard
2. Gangguan ventrikular filling
a. Tamponade jantung
b. Stenosis mitral
c. Miksoma pada atrium kiri
d. Trombus ball valve pada atrium
e. Infark ventrikel kanan


Bagian lengkap
 

No comments:

Post a Comment

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...