Showing posts with label Surgery. Show all posts
Showing posts with label Surgery. Show all posts

Thursday, December 4, 2014

Benda Asing (Corpus Alienum) di Esophagus


Definisi  
Benda asing esophagus adalah benda yang tajam ataupun tumpul atau makanan yang tersangkut dan terjepit di esophagus  karena tertelan, baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
Peristiwa tertelan dan tersangkutnya benda asing merupakan masalah utama anak usia 6 bulan sampai 6 tahun, dan dapat terjadi pada semua umur pada tiap lokasi di esophagus, baik di tempat penyempitan fisiologis maupun patologis dan dapat pula menimbulkan komplikasi fatal akibat perforasi.

Etiologi dan Faktor Predisposisi 
Secara klinis masalah yang timbul akibat benda asing esophagus dapat dibagi dalam golongan anak dan dewasa. Penyebab pada anak antara lain, anomaly congenital termasuk stenosis congenital, web, fistel trakeoesofagus, dan pelebaran pembuluh darah.
Faktor predisposisi antara lain :
1.      Belum tumbuhnya gigi molar untuk dapat menelan dengan baik.
2.      Koordinasi proses menelan dan sfingter laring yang belum sempurna pada kelompok usia 6 bulan sampai 1 tahun.
3.      Retardasi mental
4.      Gangguan pertumbuhan dan penyakit-penyakit neurologic lain yang mendasarinya.
5.      Pada orang dewasa tertelan benda asing sering dialami oleh pemabuk atau pemakai gigi palsu yang kehilangan sensasi rasa (tactile sensation) dari palatum, pada pasien gangguan mental dan psikosis.
Faktor predisposisi lain ialah adanya penyakit-penyakit esophagus yang menimbulkan gejala disfagia kronis, yaitu esofagitis refluks, striktur pasca esofagitis korosif, akhalasia, karsinoma esophagus atau lambung, cara mengunyah yang salah dengan gigi palsu yang kurang baik pemasangannya, mabuk (alkoholisme) dan intoksikasi (keracunan).

Epidemiologi
Mati lemas karena sumbatan jalan napas (suffocation) akibat tertelan atau teraspirasi benda asing, merupakan penyebab ketiga kematian mendadak pada anak dibawah umur 1 tahun dan penyebab kematian keempat pada anak usia 1-6 tahun (National Safety Council 1984). Morbiditas dan mortalitas yang tinggi tergantung pada komplikasi yang terjadi. Benda asing di esophagus sering ditemukan di daerah penyempitan fisiologis esophagus. Benda asing yang bukan makanan kebanyakan tersangkut di servikal esophagus, biasanya di otot krikofaring atau arkus aorta, kadang-kadang di daerah penyilangan esophagus dengan bronkus utama kiri pada sfingter kardio esophagus.70% dari 2394 kasus benda asing esophagus ditemukan di daerah servikal, dibawah sfingter kriko faring, 12 % didaerah hipofaring dan 7,7% didaerah esophagus torakal. Dilaporkan 48% kasus benda asing yang tersangkut di daerah esofagogaster menimbulkan nekrosis tekanan atau infeksi lokal. Pada orang dewasa benda asing yang tersangkut dapat berupa makanan atau bahan yang tidak dapat dicerna seperti biji buah-buahan, gigi palsu, tulang ikan, atau potongan daging yang melekat pada tulang. 

Patogenesis  
Ketika benda asing masuk ke esophagus, dapat membentuk suatu peradangan pada esophagus dan menimbulkan suatu efek trauma pada esophagus. Kemudian menimbulkan suatu edema yang menimbulkan rasa nyeri. Efek lebih lanjut adalah terjadi penumpukan makanan, rasa penuh di leher dan kemudian dapat menganggu system pernapasan sebagai akibat trauma yang juga mempengaruhi trakea, dimana trakea memiliki jarak yang dekat dengan esophagus.

 Diagnosis
Ditegakkan berdasarkan anamnesis, gambaran klinis, dengan gejala dan tanda, pemeriksaan radiologic dan endoskopik. Tindakan endoskopik dilakukan untuk diagnostic dan terapi.
Diagnosis tertelan benda asing, harus dipertimbangkan pada setiap anak dengan rasa tercekik (choking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging), batuk, muntah. Gejala ini diikuti dengan disfagia, berat badan menurun, demam, gangguan pernafasan. Harus diketahui dengan baik ukuran, bentuk dan jenis benda asing, dan apakah mempunyai bagian yang tajam. 

Manifestasi Klinis
Gejala sumbatan tergantung pada ukuran, bentuk, jenis benda asing, lokasi tersangkutnya komplikasi yang timbul dan lama tertelan. Mula-mula timbul nyeri didaerah leher, kemudian timbul rasa tidak enak didaerah substernal atau nyeri di punggung. Terdapat rasa tercekik, Gejala permulaan benda asing esophagus adalah rasa nyeri di daerah leher bila benda asing tersangkut di servikal.  Bila benda asing tersangkut di esophagus distal, timbul rasa tidak enak di substernal atau nyeri di punggung. Gejala disfagia bervariasi tergantung, pada ukuran benda asing, disfagia lebih berat bila telah terjadi edema mukosa yang memperberat sumbatan sehingga timbul rasa sumbatan esophagus yang persisten, gejala yang lain adalah odinofagia, hipersalivasi, regurgitasi dan muntah, kadang-kadang mudah berdarah.
Nyeri di punggung menunjukkan adanya tanda perforasi atau mediastinitis. Gangguan napas dengan gejala dispneu, stridor dan sianosis terjadi akibat penekanan trakea atau benda asing. 

Pemeriksaan Fisik
Terdapat kekakuan local pada leher bila benda asing terjepit akibat edema yang timbul progresif. Bila benda asing ireguler menyebabkan perforasi akut, didapatkan tanda-tanda pneumo-mediastinum, emfisema leher dan pada auskultasi terdengar suara getaran di daerah pre cordial dan inter scapula.
Bila terjadi mediastinitis, tanda efusi pleura unilateral atau bilateral dapat dideteksi. Perforasi langsung ke rongga pleura dan pneumothoraks jarang terjadi tetapi dapat timbul sebagai komplikas tindakan endoskopi.
Pada anak-anak terdapat gejala nyeri atau batuk, disebabkan oleh aspirasi ludah atau minuman. Pada pemeriksaan fisik ditemukan ronkhi, wheezing,demam, abses leher atau tanda empisema subkutan. Tanda lanjut, berat badan menurun dan gangguan pertumbuhan. Benda asing yang terdapat di daerah servikal esophagus dan bagian distal krikofaring, dapat menimbulkan obstruksi saluran napas dengan stridor karena menekan dinding trakea bagian (posterior trachea esophageal party wall)

Komplikasi
Laserasi mukosa perdarahan, perforasi local dengan abses leher atau mediastinitis. Perforasi dapat menyebabkan selulitis local, dan fistel esofagus. Benda asing bulat atau tumpul dapat menimbulkan perforasi sebagai akibat sekunder dari inflamasi kronik dan erosi. Jaringan granulasi disekitar benda asing timbul bila benda asing berada di seofagus dalam waktu yang lama.
Gejala dan tanda perforasi esophagus servikal dan torakal oleh karena benda asing atau alat, antara lain emfisema subkutis atau mediastinum, krepitasi di daerah leher atau dada, pembengkakan leher, kaku leher, demam dan menggigil, gelisah, nadi dan pernapasan cepat, nyeri yang menjalar ke punggung, retrosternal dan epigastrium. Bila terjadi perforasi ke pleura dapat menimbulkan pneumothoraks atau pyotoraks. 

Pemeriksaan Penunjang
  1. Pemeriksaan radiologi berupa foto polos esofagus servikal  dan torakal anteroposterior dan lateral harus dilakukan pada semua pasien yang diduga tertelan benda asing.
  2. Esofagogram pakai barium enema dilakukan untuk benda asing radiolusen akan memperlihatkan filling defect persistent.Pemeriksaan ini sebaiknya tidak dilakukan untuk benda asing radioopak, karena densitas pada bahan asing sama dengan zat kontras, sehingga akan menyulitka penilaian ada tidaknya benda asing.
  3. Xeroradiografi dapat menunjukkan gambaran penyangatan (enhancement) pada daerah pinggir benda asing.
  4. CT Scan dapat menunjukkan gambaran inflamasi dan jaringan lunak
  5. MRI dapat memperlihatkan semua gambaran semua keadaan patologik esophagus.
Penatalaksanaan 
Dilakukan esofagoskopi dengan memakai cunam yang sesuai agar benda asing tersebut dapat dikeluarkan. Kemudian dilakukan esofagoskopi ulang untuk menilai kelainan-kelainan esofagus yang telah ada sebelumnya. Untuk benda asing tajam yang tidak bisa dilakukan dengan esofagoskopi harus segera dilakukan pembedahan sesuai lokasi benda asing tersebut, yautu servikotomi, torakotomi atau esofagotomi. 
Bila dicurigai perforasi kecil, segera dipasang pipa nasogaster agar pasien tidak menelan dan diberikan antibiotic dan analgetik berspektrum luar selama 7-10 hari agar tidak terjadi sepsis. Benda asing tajam yang telah masuk ke dalam lambung dapat menyebabkan perforasi di pylorus. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi sebaik-baiknya untuk mendapatkan tanda perforasi dini. Bila letak benda asing menetap selama 2x24 jam maka benda asing tersebut harus dikeluarkan secara pembedahan (laparatomi).

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...