2.7 PENATALAKSANAAN
Prinsip
dasar penanganan
ablasio retina adalah:
1. Melekatkan
kembali retina yang terlepas
2. Drainase
cairan subretina
Dilakukan
secara hati-hati dengan memasukan jarum halus ke sclera dn koroid ke dalam
ruang subretinal dan lakukan drainase. SRF (Subretinal Fluid) drainase mungkin
tidak dibutuhkan pada beberapa kasus.
3. Untuk
menangani aposisi korioretinal
Jenis
operasi yang diapakai untuk menangani ablasio retina:
1. Scleral
Buckling
Tujuan dari sclera buckling adalah untuk menutup
robekan retina yang bisa menyebabkan indentasi external sclera. Cryopexy
transcleral digunakan untuk membuat adhesi permanen antara retina dan RPE (Retinal Pigmental Epithelium). Material buckling secara hati-hati diposisikan
untuk menunjang robekan penyebab oleh imbrikasi skleral. Pemilihan teknik ini
(mengelilingi, segmental, radial) tergantung jumlah dan posisi robekan retina,
ukuran mata, dokternya, dan temuan
vitreoretinal (lattice degeneration,
traksi vitreoretina, afakia).
Komplikasi
dari sclera buckling ini adalah: mencetuskan miopia, diplopia akibat fibrosis atau terganggunya otot-otot ekstraokuler
oleh eksplan, ekstruksi
eksplan, dan kemungkinan peningkatan risiko vitreoretinopati proliferatif.
Gambar 2.5 : Skleral Buckling |
2. Pneumatic
Retinopexy
Tujuan dari operasi ini adalah
untuk menutup robekan retina menggunakan gelembung gas intraocular, sementara adhesi korioretina yang diinduksi oleh laser
atau cryoterapi menutup robekan retina secara permanen.
Pneumatic retinopexy diindikasikan
untuk kasus ablasio retina dengan robekan superior.
Gas/udara diinjeksikan secara
transkonjungtiva terus sampai ke pars plana. Berbagai macam gas yang dapat
digunakan (seperti udara, SF6, C3F8). Untuk menutup/ menyumbat dan mendorong
(tamponade) semua robekan retina, pasien harus mempertahankan posisi kepala
tertentu selama beberapa hari untuk meyakinkan gelembung terus menutupi robekan
retina.
Komplikasi dari pneumatic
retinopexy adalah migrasi gas subretina, migrasi gas COA, endoftalmitis, katarak,
dan ablasio berulang dari terbentuknya robekan retina yang baru. Keuntungan dari teknik ini adalah teknik ini tidak menyebabkan perubahan refraksi dan perubahan lensa lebih kecil
daripada di vitrectomy.
Gambar 2.6: Pneumatic Retinopexy |
.
3. Primary
vitrectomy
Tujuan utama dari
primary vitrectomy ini adalah untuk memindahkan kembali adheren vitreous
kortikal untuk robekan retina, drain langsung cairan subretina, tamponade
robekan (menggunakan udara, gas, atau minyak silicon) dan membuat adhesi sekitar
korioretinal tiap robekan retina dengan endolaser photocoagulation atau
cryopexy.
Cara
pelaksanaannya dengan membuat insisi kecil pada dinding bola mata dan kemudian
memasukkan instrument hingga ke kavum vitreous melalui pars plana. Setelah itu
dilakukan vitrektomi dengan vitreous cutter untuk menghilangkan berkas badan
kaca (vitreous strands), membrane, dan perlekatan-perlekatan.
Gambar 2.7 : Vitrectomy |
Komplikasi
dari prosedur ini berupa sklerosis nucleus postvitrectomy (pada mata fakia),
glaucoma, PVR, dan berulangnya kembali ablasio retina.
2.8
KOMPLIKASI
Penurunan ketajaman penglihatan dan kebutaan merupakan
komplikasi yang paling umum terjadi pada ablasio retina. Penurunan penglihatan
terhadap gerakan tangan atau persepsi cahaya adalah komplikasi yang sering dari
ablasio retina yang
melibatkan makula.
Jika retina tidak berhasil dilekatkan kembali dan
pembedahan mengalami komplikasi, maka dapat timbul perubahan fibrotik pada
vitreous (vitreoretinopati proliferatif, PVR). PVR dapat menyebabkan traksi
pada retina dan ablasio retina lebih lanjut.
1.9 PROGNOSIS
Dengan berbagai tehnik yang ada 90-95% ablasio
retina dapat diperbaiki tergantung dari tipe ablasio retinanya, lama terjadinya
ablasio dan keterlibatan makula:
Prognosis baik ( mendekati 100%) pada :
·
Ablasio retina
sirkumferensial
·
Ablasio retina dengan demarcation line
·
Ablasio retina dengan
cairan subretinal yang minimal
Prognosis sedang (antara 85-95%)
·
Ablasio retina karena
afakia
·
Ablasio retina totalis,
ablasio retina yang berhubungan dengan
epitel non pigmen di pars plana.
Prognosis buruk (antara 30-50%)
·
Ablasio retina disertai
ablasio koroid
·
Ablasio retina dengan
robekan lebih dari 180o
·
Ablasio retina dengan proliferasi periretinal massive
Referat Lengkap
No comments:
Post a Comment