Monday, May 11, 2015

Referat Ablasio Retina (Bagian 5)

2.7 PENATALAKSANAAN
Prinsip dasar penanganan ablasio retina adalah:
1.      Melekatkan kembali retina yang terlepas
2.      Drainase cairan subretina
Dilakukan secara hati-hati dengan memasukan jarum halus ke sclera dn koroid ke dalam ruang subretinal dan lakukan drainase. SRF (Subretinal Fluid) drainase mungkin tidak dibutuhkan pada beberapa kasus.
3.      Untuk menangani aposisi korioretinal

Jenis operasi yang diapakai untuk menangani ablasio retina:

1.      Scleral Buckling
Tujuan dari sclera buckling adalah untuk menutup robekan retina yang bisa menyebabkan indentasi external sclera. Cryopexy transcleral digunakan untuk membuat adhesi permanen antara retina dan RPE (Retinal Pigmental Epithelium). Material buckling secara hati-hati diposisikan untuk menunjang robekan penyebab oleh imbrikasi skleral. Pemilihan teknik ini (mengelilingi, segmental, radial) tergantung jumlah dan posisi robekan retina, ukuran mata, dokternya,  dan temuan vitreoretinal (lattice degeneration, traksi vitreoretina, afakia).
Komplikasi dari sclera buckling ini adalah: mencetuskan miopia, diplopia akibat fibrosis atau terganggunya otot-otot ekstraokuler oleh eksplan, ekstruksi eksplan, dan kemungkinan peningkatan risiko vitreoretinopati proliferatif.
Gambar 2.5 : Skleral Buckling



2.      Pneumatic Retinopexy
Tujuan dari operasi ini adalah untuk menutup robekan retina menggunakan gelembung gas intraocular, sementara adhesi korioretina yang diinduksi oleh laser atau cryoterapi menutup robekan retina secara permanen. Pneumatic retinopexy diindikasikan untuk kasus ablasio retina dengan robekan superior.
Gas/udara diinjeksikan secara transkonjungtiva terus sampai ke pars plana. Berbagai macam gas yang dapat digunakan (seperti udara, SF6, C3F8). Untuk menutup/ menyumbat dan mendorong (tamponade) semua robekan retina, pasien harus mempertahankan posisi kepala tertentu selama beberapa hari untuk meyakinkan gelembung terus menutupi robekan retina.
Komplikasi dari pneumatic retinopexy adalah migrasi gas subretina, migrasi gas COA, endoftalmitis, katarak, dan ablasio berulang dari terbentuknya robekan retina yang baru. Keuntungan dari teknik ini adalah teknik ini  tidak menyebabkan perubahan refraksi  dan perubahan lensa lebih kecil daripada di vitrectomy.
Gambar 2.6: Pneumatic Retinopexy
.

3.      Primary vitrectomy
Tujuan utama dari primary vitrectomy ini adalah untuk memindahkan kembali adheren vitreous kortikal untuk robekan retina, drain langsung cairan subretina, tamponade robekan (menggunakan udara, gas, atau minyak silicon) dan membuat adhesi sekitar korioretinal tiap robekan retina dengan endolaser photocoagulation atau cryopexy.
Cara pelaksanaannya dengan membuat insisi kecil pada dinding bola mata dan kemudian memasukkan instrument hingga ke kavum vitreous melalui pars plana. Setelah itu dilakukan vitrektomi dengan vitreous cutter untuk menghilangkan berkas badan kaca (vitreous strands), membrane, dan perlekatan-perlekatan.

Gambar 2.7 : Vitrectomy


Komplikasi dari prosedur ini berupa sklerosis nucleus postvitrectomy (pada mata fakia), glaucoma, PVR, dan berulangnya kembali ablasio retina.

2.8 KOMPLIKASI
Penurunan ketajaman penglihatan dan kebutaan merupakan komplikasi yang paling umum terjadi pada ablasio retina. Penurunan penglihatan terhadap gerakan tangan atau persepsi cahaya adalah komplikasi yang sering dari ablasio retina yang melibatkan makula.
Jika retina tidak berhasil dilekatkan kembali dan pembedahan mengalami komplikasi, maka dapat timbul perubahan fibrotik pada vitreous (vitreoretinopati proliferatif, PVR). PVR dapat menyebabkan traksi pada retina dan ablasio retina lebih lanjut.
1.9    PROGNOSIS
Dengan berbagai tehnik yang ada 90-95% ablasio retina dapat diperbaiki tergantung dari tipe ablasio retinanya, lama terjadinya ablasio dan keterlibatan makula:
Prognosis baik ( mendekati 100%) pada :
·         Ablasio retina sirkumferensial
·         Ablasio retina dengan demarcation line
·         Ablasio retina dengan cairan subretinal yang minimal

Prognosis sedang (antara 85-95%)
·         Ablasio retina karena afakia
·         Ablasio retina totalis, ablasio  retina yang berhubungan dengan epitel non pigmen di pars plana.

Prognosis buruk (antara 30-50%)
·         Ablasio retina disertai ablasio koroid
·         Ablasio retina dengan robekan lebih dari 180o 

·         Ablasio retina dengan proliferasi periretinal massive



Referat Lengkap

No comments:

Post a Comment

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...