Monday, May 4, 2015

Referat Ablasio Retina (Bagian 4)

2.6 DIAGNOSIS
2.6.1 ANAMNESIS
·          Sebagian besar pasien datang dengan keluhan melihat bayangan berupa photopsia, floater pada awal penyakit, diikuti dengan penyempitan lapangan pandangan perifer kemudian bila proses berlanjut pasien akan kehilangan lapangan penglihatan sentral.
·          Pada pasien ablasio retina regmatogenosa perlu pula ditanyakan adanya riwayat operasi mata seperti ektraksi katarak, afakia, myopia, trauma tumpul dll. Kelainan  sistemik pada pasien berupa hipertensi berat, eklampsia, atau gagal ginjal sering terjadi pada pasien dengan ablasio retina eksudatifa. Diabetes mellitus, retinopati prematuritas dan trauma tembus perlu juga dicari pada ablasio retina traksional.
Keluhan yang klasik dan sering dilaporkan adalah photopsia dan floaters sebesar 60 % setelah beberapa saat penderita mengeluh kehilangan lapang pandangan perifer kemudian berlanjut menjadi kehilangan penglihatan sentral.
·         Photopsia/ light flashes (kilatan cahaya)
Yaitu sensasi subjektif yang dikeluhkan penderita sebagai kilatan cahaya yang umumnya terjadi sewaktu mata digerakkan dalam keremangan cahaya atau dalam keadaan gelap. Keadaan ini disebabkan oleh tarikan pada vitreo retina di daerah perifer dan bisa terjadi pada orang normal jika terjadi cedera tumpul pada mata. Hal ini disebabkan oleh tarikan pada vitreo retina di daerah perifer.
·         Floaters.
Yaitu gerakan kekeruhan vitreous yang memberikan bayangan pada retina, (terlihat benda melayang-layang), yang terjadi karena adanya kekeruhan di vitreus oleh adanya darah, pigmen retina yang lepas atau
degenerasi vitreus itu sendiri. Kadang-kadang penderita merasa ada tabir atau bayangan yang datang dari perifer (biasanya dari sisi nasal) meluas dalam lapangan pandang. Tabir ini bergerak bersama-sama dengan gerakan mata dan menjadi lebih nyata.
Ada tiga bentuk floaters yang sering dijumpai yakni :
a.       Lingkaran besar ( Weiss ring )
b.      Cobwebs
c.       Bintik-bintik kecil.

·         Defek Lapang Pandangan.
Hilangnya lapangan pandang disebabkan oleh menyebarnya cairan sub retina ke daerah ekuator.
·         Penurunan visus
Pada pasien ablasio yang belum mengenai makula visus pasien bisa normal. Akan tetapi lama kelamaan akan mengalami penurunan sampai akhirnya visus menurun total (O) pada ablasio retina total.
·         Metamorfopsia.
Adalah terjadinya distorsi bergelombang dari objek yang dilihat pasien apabila ablasio retina sudah mengenai makula.
2.6.2 PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
1.      Pemeriksaan visus atau tajam penglihatan
Pada pasien ablasio retina dapat terjadi penurunan tajam penglihatan akibat terlibatnya makula lutea ataupun terjadi kekeruhan media penglihatan atau badan kaca yang menghambat sinar masuk.
Tajam penglihatan akan sangat menurun bila makula lutea ikut terangkat. Jika makula lutea tidak terlibat, penglihatan pasien tidak terganggu sehingga visus pasien bisa normal.

2.      Pemeriksaan lapangan pandang
Kelainan pada lapangan pandangan bisa terjadi pada ablasio yang telah lanjut. Pemeriksaan ini bisa juga mendeteksi lokasi dari ablasio retina. Apabila ablasio retina terjadi pada posterior ekuator biasanya keluhan penyempitan pada lapangan pandangan  belum ditemukan sampai terjadi defek pada kutup posterior dan makula. Pasien dengan defek lapangan pandangan pada bagian superior menandakan ablasio pada bagian inferior retina. Ablasio retina yang terjadi pada bagian anterior retina tidak bisa ditentukan dengan pemeriksaan lapangan pandangan.

3.   Pemeriksaan segmen anterior mata
Pemeriksaan ini dimulai dengan inspeksi mata pasien apakah ada tanda-tanda trauma pada segmen depan mata yang bisa dijadikan petunjuk adanya kemungkinan kelainan yang berhubungan dengan trauma yamg mencetuskan ablasio retina. Pemeriksaan selanjutnya dapat digunakan slit lamp. Segmen depan mata biasanya normal. Pemeriksaan tekanan intra okuler menurun pada ablasio retina regmatogenosa, normal pada ablasio retina traksional dan bervariasi pada ablasio retina eksudativa.
4.    Pemeriksaan pada segmen posterior mata
Kelainan pada segmen posterior berupa kelainan vitreus dan retina dapat dilakukan dengan menggunakan oftalmoskop.
Kelainan yang bisa ditemukan pada vitreous berupa :
·         Tobacco dust atau shafer sign yaitu sel berpigmen pada vitreus. Tanda ini patognomonis terjadi pada sebagian besar kasus robekan retina tanpa adanya riwayat operasi.
·         Membrane pada vitreus terutama pada proliferatif vitreoretinopathy
·         Darah didalam vitreous terutama di dalam ruangan retrohyaloid.

Kelainan yang ditemukan pada retina berupa :
·         Robekan retina bisa berbentuk tapal kuda bila terdapat pada segmen superior temporal, dan superior nasal. Lobang pada retina (hole) sering ditemukan pada kelainan pada segmen  superior temporal dan segmen inferior nasal
·         Konfigurasi retina biasanya berbentuk konveks (mencembung), retina yang lepas berwarna keabu-abuan, pucat, keruh, serta kehilangan bayangan konfigurasi pembuluh darah koroid. Jika terdapat akumulasi cairan bermakna pada ruang subretina, didapatkan pergerakkan undulasi retina ketika mata bergerak.
·         Pembuluh darah retina yang terlepas dari dasarnya berwarna gelap, berkelok-kelok, dan membengkok di tepi ablasio. Pada retina yang mengalami ablasio terlihat lipatan-lipatan halus. Suatu robekan pada retina terlihat agak merah muda karena terdapat pembuluh koroid di bawahnya.
·         Mungkin didapatkan debris terkait pada vitreous yang terdiri dari darah dan pigmen atau kelopak lubang retina (operkulum) dapat ditemukan mengambang bebas.

 
2.6.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.       Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan laboratorium digunakan untuk menentukan penyakit yang bisa menyebabkan ablasio retina (underlying diseases)  seperti hemoglobin dan slide darah tepi pada pasien dengan anemia sel sabit, pemeriksaan gula darah serologis, protein urin dan lain-lain.
b.      Pemeriksaan ultrasonografi (ocular B-Scan ultrasonografi).
Apabila retina tidak bisa dilihat karena adanya defek pada kornea seperti sikatrik, kekeruhan pada lensa (katarak) ataupun kekeruhan pada vitreus akibat adanya sel-sel radang ataupun membran(uveitis) dan perdarahan vitreus maka USG bisa membantu kita dalam menentukan adanya  ablasio retina, jenis ablasio dan faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya ablasio retina serosa seperti tumor pada koroid, sub retinal tumor ataupun perdarahan koroid.
c.       Amsler grid
Pada pemeriksaan amsler grid bisa ditemukan makropsia, mikropsia ataupun metamorfopsia akan membantu kita dalam menentukan ablasio retina yang sudah sampai ke macula.


2.7 DIAGNOSIS BANDING
1.      Retinoskisis
Retinoskisis dapat dibedakan dari ablasio retina dengan membandingkan permukaannya yang rata, biasanya tidak ditemukan perdarahan atau pigmen di dalam vitreus, selalu muncul dengan skotoma, Biasanya mengalami perbaikan dengan fotokoagulasi, tidak ada pergerakan cairan seperti pada ablasio retina.
2.      Tumor koroid
Tumor koroid disini termasuk melanoma malignan koroid, metastasis tumor ganas dari tempat lain, atau hemangioma koroid. Oftalmoskop direk sukar membedakan dengan ablasio karena adanya elevasi dari neurosensorik dan epitel pigmen retina. Akan tetapi dengan pemeriksaan lebih lanjut seperti ultrasonografi oftalmoskop indirek akan terlihat massa dalam koroid, tidak ditemukan robekan retina.
3.      Ablasio koroid
Sering terjadi setelah operasi katarak. Berbeda dengan ablasio retina cairan pada ablasio koroid ini terus ke anterior melewati ora serata sehingga pars plana dan ora serata terlihat lebih jelas dari biasanya.
4.      Perdarahan retrohyaloid massif
Biasanya terdapat pada pasien diabetes mellitus dimana darah akan masuk ke dalam rongga retrohyaloid membentuk membrane bullosa berwarna merah sehingga menyerupai retina akan tetapi bila dilihat lebih lanjut akan terlihat membran ini tidak mempunyai pembuluh darah seperti halnya retina.
5.      Subretinal Cysticerus
Pada subretinal cysticerus terlihat retina berwarna abu-abu, dengan cairan dalam kista yang menyerupai cairan subretinal akan tetapi di dalam cairan ini bisa terlihat parasit penyebabnya.
6.      Oklusi Retina sentralis
Pada funduskopi terlihat retina sangat pucat, putih sehingga menyerupai ablasio yang berwarna abu-abu, Perlu dicari tanda lain yang tidak terdapat pada ablasio retina seperti cattle track appearance atau cherry red spot.




Referat Lengkap

No comments:

Post a Comment

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...