2.6 DIAGNOSIS
2.6.1 ANAMNESIS
·
Sebagian besar pasien
datang dengan keluhan melihat bayangan berupa photopsia, floater pada awal
penyakit, diikuti dengan penyempitan lapangan pandangan perifer kemudian bila
proses berlanjut pasien akan kehilangan lapangan penglihatan sentral.
·
Pada pasien ablasio
retina regmatogenosa perlu pula ditanyakan adanya riwayat operasi mata seperti
ektraksi katarak, afakia, myopia, trauma tumpul dll. Kelainan sistemik pada pasien berupa hipertensi berat,
eklampsia, atau gagal ginjal sering terjadi pada pasien dengan ablasio retina
eksudatifa. Diabetes mellitus, retinopati prematuritas dan trauma tembus perlu
juga dicari pada ablasio retina traksional.
Keluhan yang klasik dan sering dilaporkan adalah
photopsia dan floaters sebesar 60 % setelah beberapa saat penderita mengeluh
kehilangan lapang pandangan perifer kemudian berlanjut menjadi kehilangan
penglihatan sentral.
·
Photopsia/ light
flashes (kilatan cahaya)
Yaitu sensasi
subjektif yang dikeluhkan penderita sebagai kilatan cahaya yang umumnya terjadi sewaktu mata digerakkan dalam
keremangan cahaya atau dalam keadaan gelap. Keadaan ini disebabkan oleh tarikan
pada vitreo retina di daerah perifer dan bisa terjadi pada orang normal jika
terjadi cedera tumpul pada mata. Hal ini disebabkan
oleh tarikan pada vitreo retina di daerah perifer.
·
Floaters.
Yaitu gerakan
kekeruhan vitreous yang memberikan bayangan pada retina, (terlihat benda melayang-layang), yang terjadi karena
adanya kekeruhan di vitreus oleh adanya darah, pigmen retina yang lepas atau
degenerasi vitreus itu sendiri. Kadang-kadang penderita merasa ada tabir atau bayangan yang datang dari perifer (biasanya dari sisi nasal) meluas dalam lapangan pandang. Tabir ini bergerak bersama-sama dengan gerakan mata dan menjadi lebih nyata.
degenerasi vitreus itu sendiri. Kadang-kadang penderita merasa ada tabir atau bayangan yang datang dari perifer (biasanya dari sisi nasal) meluas dalam lapangan pandang. Tabir ini bergerak bersama-sama dengan gerakan mata dan menjadi lebih nyata.
Ada
tiga bentuk floaters yang sering dijumpai yakni :
a. Lingkaran
besar ( Weiss ring )
b.
Cobwebs
c.
Bintik-bintik kecil.
·
Defek Lapang Pandangan.
Hilangnya
lapangan pandang disebabkan oleh menyebarnya cairan sub retina ke daerah
ekuator.
·
Penurunan visus
Pada
pasien ablasio yang belum mengenai makula visus pasien bisa normal. Akan tetapi
lama kelamaan akan mengalami penurunan sampai akhirnya visus menurun total (O)
pada ablasio retina total.
·
Metamorfopsia.
Adalah terjadinya distorsi bergelombang dari objek
yang dilihat pasien apabila ablasio retina sudah mengenai makula.
2.6.2 PEMERIKSAAN OFTALMOLOGI
1.
Pemeriksaan
visus atau tajam penglihatan
Pada
pasien ablasio retina dapat terjadi penurunan tajam penglihatan akibat
terlibatnya makula lutea ataupun terjadi kekeruhan media penglihatan atau badan
kaca yang menghambat sinar masuk.
Tajam
penglihatan akan sangat menurun bila makula lutea ikut terangkat. Jika makula
lutea tidak terlibat, penglihatan pasien tidak terganggu sehingga visus pasien
bisa normal.
2.
Pemeriksaan
lapangan pandang
Kelainan pada
lapangan pandangan bisa terjadi pada ablasio yang telah lanjut. Pemeriksaan ini
bisa juga mendeteksi lokasi dari ablasio retina. Apabila ablasio retina terjadi
pada posterior ekuator biasanya
keluhan penyempitan pada lapangan pandangan
belum ditemukan sampai terjadi defek pada kutup posterior dan makula.
Pasien dengan defek lapangan pandangan pada bagian superior menandakan ablasio
pada bagian inferior retina.
Ablasio retina yang terjadi pada bagian anterior
retina tidak bisa ditentukan dengan pemeriksaan lapangan pandangan.
3. Pemeriksaan segmen anterior mata
Pemeriksaan
ini dimulai dengan inspeksi mata pasien apakah ada tanda-tanda trauma pada
segmen depan mata yang bisa dijadikan petunjuk adanya kemungkinan kelainan yang
berhubungan dengan trauma yamg mencetuskan ablasio retina. Pemeriksaan
selanjutnya dapat digunakan slit lamp. Segmen
depan mata biasanya normal. Pemeriksaan tekanan intra okuler menurun pada
ablasio retina regmatogenosa, normal pada ablasio retina traksional dan
bervariasi pada ablasio retina eksudativa.
4. Pemeriksaan
pada segmen posterior mata
Kelainan
pada segmen posterior berupa kelainan vitreus dan retina dapat dilakukan dengan
menggunakan oftalmoskop.
Kelainan
yang bisa ditemukan pada vitreous berupa :
·
Tobacco dust atau
shafer sign yaitu sel berpigmen pada vitreus. Tanda ini patognomonis terjadi
pada sebagian besar kasus robekan retina tanpa adanya riwayat operasi.
·
Membrane pada vitreus
terutama pada proliferatif
vitreoretinopathy
·
Darah didalam vitreous
terutama di dalam ruangan retrohyaloid.
Kelainan yang ditemukan pada retina
berupa :
·
Robekan retina bisa
berbentuk tapal kuda bila terdapat pada segmen superior temporal, dan superior
nasal. Lobang pada retina (hole) sering ditemukan pada kelainan pada
segmen superior temporal dan segmen
inferior nasal
·
Konfigurasi retina
biasanya berbentuk konveks (mencembung), retina yang lepas berwarna
keabu-abuan, pucat, keruh, serta kehilangan bayangan konfigurasi pembuluh darah
koroid. Jika terdapat
akumulasi cairan bermakna pada ruang subretina, didapatkan pergerakkan undulasi
retina ketika mata bergerak.
·
Pembuluh
darah retina yang terlepas dari dasarnya berwarna gelap, berkelok-kelok, dan
membengkok di tepi ablasio. Pada retina yang mengalami ablasio terlihat
lipatan-lipatan halus. Suatu robekan pada retina terlihat agak merah muda
karena terdapat pembuluh koroid di bawahnya.
·
Mungkin
didapatkan debris terkait pada vitreous yang terdiri dari darah dan pigmen atau
kelopak lubang retina (operkulum) dapat ditemukan mengambang bebas.
2.6.3 PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.
Pemeriksaan
laboratorium
Pemeriksaan laboratorium digunakan
untuk menentukan penyakit yang bisa menyebabkan ablasio retina (underlying
diseases) seperti hemoglobin dan slide
darah tepi pada pasien dengan anemia sel sabit, pemeriksaan gula darah
serologis, protein urin dan
lain-lain.
b.
Pemeriksaan
ultrasonografi (ocular B-Scan ultrasonografi).
Apabila
retina tidak bisa dilihat karena adanya defek pada kornea seperti sikatrik,
kekeruhan pada lensa (katarak) ataupun kekeruhan pada vitreus akibat adanya
sel-sel radang ataupun membran(uveitis) dan perdarahan vitreus maka USG bisa
membantu kita dalam menentukan adanya
ablasio retina, jenis ablasio dan faktor-faktor yang menyebabkan
timbulnya ablasio retina serosa seperti tumor pada koroid, sub retinal tumor
ataupun perdarahan koroid.
c. Amsler
grid
Pada pemeriksaan amsler grid bisa
ditemukan makropsia, mikropsia ataupun metamorfopsia akan membantu kita dalam
menentukan ablasio retina yang sudah sampai ke macula.
2.7 DIAGNOSIS BANDING
1. Retinoskisis
Retinoskisis dapat
dibedakan dari ablasio retina dengan membandingkan permukaannya yang rata,
biasanya tidak ditemukan perdarahan atau pigmen di dalam vitreus, selalu muncul
dengan skotoma, Biasanya mengalami perbaikan dengan fotokoagulasi, tidak ada
pergerakan cairan seperti pada ablasio retina.
2. Tumor
koroid
Tumor koroid disini
termasuk melanoma malignan koroid, metastasis tumor ganas dari tempat lain,
atau hemangioma koroid. Oftalmoskop direk sukar membedakan dengan ablasio
karena adanya elevasi dari neurosensorik dan epitel pigmen retina. Akan tetapi
dengan pemeriksaan lebih lanjut seperti ultrasonografi oftalmoskop indirek akan
terlihat massa dalam koroid, tidak ditemukan robekan retina.
3. Ablasio
koroid
Sering terjadi setelah
operasi katarak. Berbeda dengan ablasio retina cairan pada ablasio koroid ini
terus ke anterior melewati ora serata sehingga pars plana dan ora serata
terlihat lebih jelas dari biasanya.
4. Perdarahan
retrohyaloid massif
Biasanya terdapat pada
pasien diabetes mellitus dimana darah akan masuk ke dalam rongga retrohyaloid
membentuk membrane bullosa berwarna merah sehingga menyerupai retina akan
tetapi bila dilihat lebih lanjut akan terlihat membran ini tidak mempunyai
pembuluh darah seperti halnya retina.
5.
Subretinal
Cysticerus
Pada subretinal cysticerus terlihat retina
berwarna abu-abu, dengan cairan dalam kista yang menyerupai cairan subretinal
akan tetapi di dalam cairan ini bisa terlihat parasit penyebabnya.
6. Oklusi
Retina sentralis
Pada funduskopi
terlihat retina sangat pucat, putih sehingga menyerupai ablasio yang berwarna
abu-abu, Perlu dicari tanda lain yang tidak terdapat pada ablasio retina
seperti cattle track appearance atau cherry red spot.
Referat Lengkap
No comments:
Post a Comment