2.1.3 Fisiologi
Retina
Retina berfungsi sebagai bidang di mana gambar ruang
luar terproyeksikan atau terfokuskan. Energi cahaya yang membentuk gambar itu
menimbulkan perubahan kimia dari rhodopsin yang banyak terkumpul di segmen luar
sel-sel reseptor. Dengan cara tertentu perubahan kimia tersebut menyebabkan pengaturan
keluar masuknya ion Na, K, Ca lewat “ion gate” sehingga menimbulkan perubahan
potensial pada membrane sel. Penjalaran perubahan potensial dinding membran sel
yang kemudian terjadi terus di sampaikan ke sel-sel bipolar dan ke sel-sel
Ganglion menerjemahkan potensial menjadi rentetan impuls saraf yang diteruskan
kea rah otak secara berantai lewat beberapa neuron lainnya.
Di
dalam retina diduga terdapat sel-sel khusus yang memantau kekuatan/jumlah
cahaya yang diterimanya. Bila cahaya berlebihan, maka sel itu memberikan
perintah lewat suatu busur reflex untuk penyempitan lobang pupil.
Rhodopsin,
derivat vitamin A, merupakan bahan dasar untuk proses perubahan cahaya ke
impuls listrik pada retina. Lapisan epitel pigmen di bawah retina sebagai
gudang zat ini, disamping memberikan nutrisi pada retina. Bila rhodopsin sudah
mengabsorbsi energy cahaya, rhodopsin segera terurai dalam waktu sepertriliun
detik. Penyebabnya adalah foto aktivasi
electron pada bagian retinal dari rhodopsin yang menyebabkan perubahan segera
pada bentuk cis dari retianal menjadi bentuk all-trans. Produk yang segera
terbentuk adalah batorhodopsin, kemudian menjadi lumirhodopsin, metarhodopsin
I, metarhodopsin II dan akan jadi produk pecahan terakhir menjadi scotopsin dan
all-trans retina. Metarhodopsin II (rhodopsin teraktivasi merangsang perubahan
elektrik dalam sel batang yang kemudian menjalarkan bayangan visual ke system
syaraf pusat. Perangan sel batang menyebabkan peningkatan negatifitas dari
potensial membrane yang merupakan keadaan hiperpolarisasi hal ini disebabkan
sewaktu rhodopsin yang ada di segmen luar batang terpapar cahaya dan mulai
terurai, terjadi penurunan konduktansi natrium ke dalam sel batang walaupun ion
ion natrium terus di pompa keluar dari segmen dalam. Berkurangnya ion ion ini
dalam sel sel batang menciptakan negatifitas di dalam membrane , dan semakin
banyak jumlah energy cahaya yang mengenai sel batang, maka semakin besar muatan
elektro negatifnya, semakin besar pula derajat hiperpolarisasinya.
Fotokimiawi kerucut
hampir sama persis dengan komposisi kimiawa rhodopsin dalam sel batang.
Perbedaaannya hanya terletak pada bagian protein, opsin, yang disebut fotopsin
dalam sel keucut berbeda dengan sel batang. Pigmen peka terhadap warna dari sel
kerucut merupakan kombinasi antara retinal dan
fotopsin. Pigmen warna ini
dinamakan sesuai dengan sifatnya, pigmen peka warna biru, pigmen peka warna
hijau, dan pigmen peka warna merah. Sifat absorbsi dari pigmen yang
terdapat di dalam ketiga macam kerucut itu menunjukkan bahwa puncak absorbsi
adalah pada panjang gelombang cahaya, berturut turut sebesar 445, 535, dan 570
nanometer. Panjang gelombang ini merupakan puncak sensitifitas cahaya untuk
setiap tipe kerucut, yang dapat mulai dipakai untuk menjelaskan bagaimana retina
dapat membedakan warna.
Referat Lengkap
No comments:
Post a Comment