Monday, April 20, 2015

Referat Ablasio Retina (Bagian 2)

2.1.3 Fisiologi Retina
Retina berfungsi sebagai bidang di mana gambar ruang luar terproyeksikan atau terfokuskan. Energi cahaya yang membentuk gambar itu menimbulkan perubahan kimia dari rhodopsin yang banyak terkumpul di segmen luar sel-sel reseptor. Dengan cara tertentu perubahan kimia tersebut menyebabkan pengaturan keluar masuknya ion Na, K, Ca lewat “ion gate” sehingga menimbulkan perubahan potensial pada membrane sel. Penjalaran perubahan potensial dinding membran sel yang kemudian terjadi terus di sampaikan ke sel-sel bipolar dan ke sel-sel Ganglion menerjemahkan potensial menjadi rentetan impuls saraf yang diteruskan kea rah otak secara berantai lewat beberapa neuron lainnya.
Di dalam retina diduga terdapat sel-sel khusus yang memantau kekuatan/jumlah cahaya yang diterimanya. Bila cahaya berlebihan, maka sel itu memberikan perintah lewat suatu busur reflex untuk penyempitan lobang pupil.  
Rhodopsin, derivat vitamin A, merupakan bahan dasar untuk proses perubahan cahaya ke impuls listrik pada retina. Lapisan epitel pigmen di bawah retina sebagai gudang zat ini, disamping memberikan nutrisi pada retina. Bila rhodopsin sudah mengabsorbsi energy cahaya, rhodopsin segera terurai dalam waktu sepertriliun detik.  Penyebabnya adalah foto aktivasi electron pada bagian retinal dari rhodopsin yang menyebabkan perubahan segera pada bentuk cis dari retianal menjadi bentuk all-trans. Produk yang segera terbentuk adalah batorhodopsin, kemudian menjadi lumirhodopsin, metarhodopsin I, metarhodopsin II dan akan jadi produk pecahan terakhir menjadi scotopsin dan all-trans retina. Metarhodopsin II (rhodopsin teraktivasi merangsang perubahan elektrik dalam sel batang yang kemudian menjalarkan bayangan visual ke system syaraf pusat. Perangan sel batang menyebabkan peningkatan negatifitas dari potensial membrane yang merupakan keadaan hiperpolarisasi hal ini disebabkan sewaktu rhodopsin yang ada di segmen luar batang terpapar cahaya dan mulai terurai, terjadi penurunan konduktansi natrium ke dalam sel batang walaupun ion ion natrium terus di pompa keluar dari segmen dalam. Berkurangnya ion ion ini dalam sel sel batang menciptakan negatifitas di dalam membrane , dan semakin banyak jumlah energy cahaya yang mengenai sel batang, maka semakin besar muatan elektro negatifnya, semakin besar pula derajat hiperpolarisasinya. 
Fotokimiawi kerucut hampir sama persis dengan komposisi kimiawa rhodopsin dalam sel batang. Perbedaaannya hanya terletak pada bagian protein, opsin, yang disebut fotopsin dalam sel keucut berbeda dengan sel batang. Pigmen peka terhadap warna dari sel kerucut merupakan kombinasi antara retinal dan
fotopsin. Pigmen warna ini dinamakan sesuai dengan sifatnya, pigmen peka warna biru, pigmen peka warna hijau, dan pigmen peka warna merah. Sifat absorbsi dari pigmen yang terdapat di dalam ketiga macam kerucut itu menunjukkan bahwa puncak absorbsi adalah pada panjang gelombang cahaya, berturut turut sebesar 445, 535, dan 570 nanometer. Panjang gelombang ini merupakan puncak sensitifitas cahaya untuk setiap tipe kerucut, yang dapat mulai dipakai untuk menjelaskan bagaimana retina dapat membedakan warna.


Referat Lengkap

No comments:

Post a Comment

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...