Monday, April 13, 2015

Referat Ablasio Retina (Bagian 1)


Ablasio Retina

Amelia, R


2.1  ANATOMI DAN FISIOLOGI RETINA
       Retina adalah selembar tipis jaringan saraf yang semitransparan, dan multilapis yang melapisi bagian dalam dua per tiga  posterior dinding bola mata, membentang dari papil saraf optic ke depan sampai Oraserata dengan tepi tidak rata. Retina mempunyai ketebalan 0,1 mm pada ora serrata dan 0,56 mm pada kutup posterior. Pada dewasa, ora serrata berada 6,5 mm di belakang garis Schwalbe pada sisi temporal dan 5,7 mm pada sisi nasal.

2.1.1 Embriologi dan Histologi        
Retina berasal dari bagian dalam cawan optic yang timbul dari bagian cefal tabung neural embrio. Bagian luar cawan ini akan menjadi satu lapisan epitel pigmen. Sel bakal retina tersebut terus berkembang dari satu jenis sel embrional akhirnya menjadi 5 jenis sel yang tersusun teratur.
1.    Sel  - sel reseptor , Berupa sel batang dan kerucut.
Sel kerucut (cones) paling banyak terdapat di bagian sentral  yang dinamakan sebagai daerah macula lutea. Pada sentral macula lutea, yaitu daerah fovea sentralis yang tidak tercampuri sel-sel batang. Besar macula lutea 1-2 mm, daerah ini daya penglihatannya paling tajam terutama di fovea sentralis. Struktur macula lutea :
a.         Tidak ada sel saraf
b.         Sel sel ganglion sangat banyak di pinggir
c.         Lebih banyak sel kerucut daripada sel batang. Pada fovea sentralis hanya terdapat sel kerucut.

Fungsi sel kerucut adalah untuk photoptic vision ( melihat warna, cahaya intensitas tinggi dan penglihatan sentral / ketajaman penglihatan ), persepsi detail dan warna pada cahaya yang cukup terang. Pada cahaya yang remang-remang sel kerucut ini kurang berfungsi. Didalam sel kerucut terdapat 3 macam pigmen yang masing-masing peka terhadap sinar merah, hijau, biru. Pigmen yang peka terhadap sinar merah, spectrum
absorbsinya luas, 575 mA. Pigmen yang peka terhadap sinar hijau mempunyai frekuensi maksimal 540 mA, sedang  pigmen yang peka terhadap sinar biru frekuensi absorbsi maksimalnya 430 mA. 

Sel-sel batang lebih banyak di bagian perifer terutama di sekitar macula. Fungsinya adalah untuk penglihatan di tempat gelap, untuk scotoptic vision, yaitu untuk melihat cahaya dengan intensitas rendah, tidak dapat melihat warna, untuk penglihatan perifer dan orientasi ruangan.
2.    Sel-sel bipolar
Yaitu penghubung dari sel sel reseptor dengan sel ganglion. Bentuknya ada yang khusus menyambungkan satu sel reseptor kerucut dengan sel ganglion dan ada pula bercabang banyak yang menghubungkan beberapa sel batang ke satu sel ganglion.
3.    Sel ganglion
Sel ganglion menyampaikan impuls ke arah otak. Aksonnya panjang meliputi lapisan permukaan retina, yang terus berkumpul di saraf optic dan selanjutnya sampai di badan genikulatum lateral untuk bersinaps di sini dengan sel sel saraf yang melanjutkan impuls visual kekorteks ke daerah fissure calcarina lobus oksipitalais.
4.    Neuron Lainnya : sel Horizontal dan sel amakrin
Diduga berfungsi mengatur atau menggabungkan dan menyaring aliran impuls dari masing-masing sel saraf sebelumnya.
5.    Sel Muller
Bukan sel saraf tapi fungsinya penting sebagai membentuk system kerangka penunjang jaringan retina. Membran limitasi interna dan eksterna adalah bagian yang dibentuknya. Sel muller berfungsi sebagai depot glikogen yang penting untuk energi sel  lainnya.

Histologi neuroretina terdiri atas 9 lapisan, 10 dengan lapisan epitel pigmen yaitu (dari dalam keluar)
1.      Lapisan membran limitan interna
Lapisan membran limitan interna merupakan lapisan paling dalam yang membatasi retina dengan vitreus.
2.      Lapisan serat saraf dari sel ganglion
Lapisan serat saraf dari sel ganglion mengandung akson-akson sel ganglion yang nantinya melewati lamina kribosa menuju ke nervus optikus.
3.      Lapisan sel ganglion
Lapisan sel ganglion terdiri dari badan sel ganglion. Ganglion terdiri dari dua tipe yaitu midget ganglion cell dan polysynaptic ganglion cell. Midget ganglion cell terdapat pada makula, sedangkan polysynaptic ganglion cell terdapat pada bagian perifer   
4.      Lapisan flexiform dalam
Lapisan flexiform dalam mengandung sambungan sel ganglion dengan sel bipolar dan sel amakrin.
5.      Lapisan inti dalam
Lapisan inti dalam mengandung badan sel bipolar, amakrin, dan horizontal.
6.      Lapisan flexiform luar
Lapisan flexiform luar mengandung sambungan antara fotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.
7.      Lapisan inti luar sel fotoreseptor
Lapisan inti luar sel fotoreseptor terdiri dari inti sel batang dan kerucut.
8.      Lapisan membran limitan eksterna
Lapisan membran limitan eksterna merupakan membran yang dilewati oleh sel batang dan kerucut.
9.      Lapisan fotoreseptor
Lapisan fotoreseptor terdiri dari sel fotoreseptor batang dan kerucut yang merupakan end organ penglihatan. Sel batang terdiri dari rhodopsin dan berfungsi untuk penglihatan perifer serta penglihatan pada iluminasi yang rendah (scotopic vision). Sementara itu, sel kerucut lebih berespon pada penglihatan sentral (photopic vision) serta warna.
10.  Epitel pigmen retina
Epitel pigmen retina merupakan lapisan terluar yang terdiri dari selapis sel berpigmen. Lapisan ini melekat dengan lamina basalis (membran Bruch) dari koroid. Epitel pigmen retina bertanggung jawab untuk fagositosis segmen luar fotoreseptor, transportasi vitamin, mengurangi hamburran sinar, serta menjadi sawar selektif antara koroid dan retina.
 
Gambar 2.1 : Lapisan retina


Di tengah-tengah retina bagian posterior terdapat makula dengan diameter 5,5-6 mm. Secara klinis, makula  merupakan daerah yang dibatasi cabang pembuluh darah retina temporal, sedangkan secara histologi merupakan bagian retina yang ketebalan lapisan sel gangglionnya lebih dari satu lapis. Secara anatomis, makula merupakan daerah berdiameter 3 mm yang mengandung pigmen lutel kuning xantofil.
Struktur makula lutea:
  1. Tidak ada serat saraf;
  2. Sel-sel ganglion sangat banyak dipinggir-pinggirnya, tetapi di makula sendiri tidak ada;
  3. Lebih banyak kerucut daripada batang. Di fovea sentralis hanya terdapat kerucut.
              
Gambar 2.2 : Makula
                     
Pada makula, terdapat fovea dengan diameter 1,5 mm. Pada daerah ini, terdapat penipisan lapisan inti luar akibat akson-akson sel fotoreseptor yang berjalan miring (lapisan Henle). Pada fovea tidak ditemukan sel batang sedangkan sel kerucutnya tebal, berbeda dengan retina bagian perifer yang lebih banyak ditemukan sel batang. Di tengah fovea, 4 mm dari diskus optikus, terdapat foveola yang berdiameter 0,25 mm.
Gambar 2.3: Anatomi Fovea                                      
                 
 
2.1.2 Vaskularisasi Retina
Pembuluh darah retina berasal dari cabang arteri optalmika sedangkan pembuluh darah venanya akan mengalir menuju vena sentralis retina. Retina menerima perdarahan dari 2 sumber, yaitu:
a.         Koriokapilaris
Koriokapilaris berasal dari arteri siliaris posterior berevis, cabang dari arteri oftalmika. Pembuluh darah ini berada tepat diluar membran Bruch, memperdarahi 1/3 luar retina, yaitu lapisan inti lapisan epitel pigmen retina, fotoreseptor, membran limitan eksterna, dan lapisan inti luar. Fovea sepenuhnya diperdarahi oleh koriokapilaris.
b.         Cabang arteri sentralis retina
Arteri sentralis retina merupakan cabang dari arteri oftalmika. Arteri ini masuk melalui cup disk optik dan kemudian memiliki empat cabang yaitu superior-nasal, superior-temporal, inferior-nasal, dan inferior temporal. Arteri-arteri tersebut merupakan end artery, tidak memiliki anastomose. Percabangan arteri sentralis retina ini memperdarahi 2/3 dalam retina.

Gambar 2.4: Vaskularisasi retina



Referat Lengkap

No comments:

Post a Comment

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...