Monday, April 27, 2015

Referat Ablasio Retina (Bagian 3)

2.2 DEFINISI
Ablasio retina adalah suatu kelainan pada mata yang disebabkan karena terpisahnya lapisan neuroretina dari lapisan epitel pigmen retina sehingga terdapat cairan di dalam rongga subretina atau karena adanya suatu tarikan pada retina oleh jaringan ikat atau membran vitreoretina.
Ablasio retina adalah suatu penyakit dimana lapisan sensorik dari retina lepas. Lepasnya bagian sensorik retina ini biasanya hampir selalu didahului oleh terbentuknya robekan atau lubang di dalam retina. Ablasio retina juga diartikan sebagai terpisahnya koroid di daerah posterior mata yang disebabkan oleh lubang pada retina, sehingga mengakibatkan kebocoran cairan. Ablasio retina lebih besar kemungkinannya pada orang yang menderita rabun jauh (miopia) dan pada orang tua, dimana akan terjadi perubahan degeneratif pada retina dan vitetrous.

2.3  EPIDEMIOLOGI
Secara epidemiologi, ablasio retina regmatogenosa terjadi pada 1 orang dari 10.000 populasi setiap tahunnya. Selain itu, ablasio ini bisa terjadi pada kedua mata pada 10% pasien. Kemungkinan ini akan meningkat pada pasien yang memiliki miopia yang tinggi atau telah menjalani operasi katarak, terutama jika operasi ini mengalami komplikasi kehilangan vitreous.
Insiden ablasio retina lebih sering pada usia 40-70 tahun, tetapi bisa terjadi pada anak-anak dan remaja dengan penyebab lebih banyak karena trauma. Dari segi jenis kelamin terjadi pada 60% laki-laki dan 40% perempuan.
Traksi vitreoretinal yang dinamik akan menyerang orang usia 45-65 tahun pada populasi umum namun dapat terjadi lebih cepat pada orang dengan miopia tinggi dan pada mata yang mempunyai faktor predisposisi untuk terjadi ablasi retina seperti trauma, uveitis pasca retinitis, dan retina yang memperlihatkan degenerasi di bagian perifer. Apabila mata yang satu sudah mengalami traksi, dalam kurun waktu 6 bulan hingga 2 tahun mata yang lain dapat mengalami traksi.
 
2.4  ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO
2.4.1    Ablasio retina regmatogenosa
Biasanya berhubungan dengan robekan retina (lubang atau
robek)
yang mana menyebabkan cairan subretinal (SRF) merembes dan
memisahkan retina sensoris dari pigmen
epitel. Penyebab pasti ablasio ini belum diketahui dengan pasti. Diduga ada beberapa faktor predisposisi, yaitu:
1.      Usia, kondisi ini sering pada usia 40-60 tahun
2.      Jenis kelamin, sering pada laki-laki
3.      Myopia, sekitar 40% kasus retina regmatogenesa adalah myopia
4.      Afakia, kasus ini lebih sering terjadi pada afakia dibanding fakia
5.      Degenerasi retina, ini dapat menjadi faktor predisposisi ablasio retina karena:
a.       Degenerasi molecular (lattice degeneration)
b.      Retinoschisis didapat
c.       Gumpalan pigmen fokal
6.      Trauma
7.      Senile posterior vitreous detachment (PVD)

2.4.2        Ablasio retina eksudatif
Hal ini terjadi karena retina didorong oleh neoplasma atau akumulasi cairan di bawah retina diikuti lesi inflamasi atau vaskular. Penyebab umum yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1.      Penyakit sistemik. Ini termasuk: toxaemia dari kehamilan, hipertensi ginjal, diskrasia darah dan polyarteritis nodosa.
2.      Penyakit mata. Ini termasuk:
a.     Radang seperti penyakit Harada, ophthalmia simpatik,scleritis posterior, dan selulitis orbital
b.    Penyakit vaskular seperti retinopati serosa sentral dan retinopati eksudatif Coats
c.     Neoplasma misalnya, melanoma ganas dan koroid retinoblastoma (tipe exophytic)
d.    Hipotoni mendadak karena perforasi dan operasi intraokular.
 
2.4.3        Ablasio retina traksi
Hal ini terjadi karena retina secara mekanis ditarik jauh dari bantalannya oleh kontraksi dari jaringan fibrosa dalam vitreous (vitreoretinal band tractional).
Hal ini berhubungan dengan kondisi berikut:
a.       Retraksi pasca-trauma dengan jaringan parut terutama diikuti oleh cedera penetrasi.
b.      Retinopati diabetik proliferatif.
c.       Retinitis proliferans post hemorrhagic.
d.      Retinopati prematuritas. 
e.    Retinopati sel sabit.



2.5 PATOGENESIS
Pada ablasio retina terjadi pemisahan retina sensorik yaitu lapisan fotoreseptor dengan lapisan epitel pigmen retina dibawahnya. Terdapat tiga jenis utama ablasio retina yang masing-masing mempunyai patogenesis yang berbeda yaitu :
2.5.1 Ablasio Retina Regmatogenosa
Bentuk tersering dari ketiga jenis ablasio retina dengan karakteristik pemutusan total (full-thickness), berbentuk tapal kuda,  lubang atropi bundar atau robekan sirkumferensial anterior (dialisis retina). Berasal dari bahasa Yunani “regma” yang berarti robek. Robekan retina pada ablasio retina  jenis ini disebabkan pengaruh antara traksi antara vitreo retina dan retina perifer yang dipredisposisi oleh faktor degenerasi.
Predisposisi degenerasi retina perifer :
  1. Lattice degeneration : Ditemukan pada 40% penderita ablasio retina  dengan myopia tinggi usia muda , sinroma marfan, stickies synd, Ehlers-Danlos synd yang semuanya merupakan faktor resiko terjadinya ablasio retina
  1. Snail track degeneration
  2. Degenerasi retinoskisis
  3. White-without pressure
 Traksi vitreoretinal dinamis diinduksi oleh gerakan mata yang cepat terutama pada  PVD (Posterior Vitreous Detachement), afakia dan miopia. Setelah robekan retina terbentuk, cairan vitreous merembes dan memisahkan retina sensoris dari pigmen epitel. Cairan subretinal (SRF) akhirnya terakumulasi, dan cenderung tertarik ke bawah

2.5.2 Ablasio Retina Traksi
Ablasio retina akibat traksi adalah jenis tersering kedua yang terutama disebabkan oleh beberapa kelainan  seperti:
·         Retinopati diabetik proliferatif
·         Retinopati prematuriti
·         Trauma tembus segmen posterior
 Kelainan diatas menyebabkan adanya gaya-gaya traksi yang secara aktif menarik retina sensorik menjauhi epitel pigmen dibawhnya disebabkan oleh adanya membran vitreosa, epiretina atau subretina yang terdiri dari fibroblas sel glia atau sel epitel pigmen retina. Traksi ini menyebabkan terlepasnya lapisan sensorik retina dengan RPE. Pada awalnya pelepasan mungkin terbatas di sepanjang arkade-arkade vaskular, tetapi dapat terjadi perkembangan sehingga kelainan melibatkan retina mid perifer dan macula.

2.5.3 Ablasio Retinopati Eksudatif
Ablasio retina eksudatif paling jarang terjadi dibandingkan Ablasio Retina Traksi dan regmatogenosa. Penyebabnya adalah gangguan pada pigmen epitel retina sehingga cairan dari koroid masuk ke dalam ruang sub retina. 
Ablasio jenis ini dapat terjadi walaupun tidak ada pemutusan retina atau traksi vitreo retina. Hal ini disebabkan berbagai keadaan seperti tumor koroid (melanoma, haemangioma) dan metastasenya, inflamasi intraokuler seperti penyakit Harada dan Skleritis posterior, iatrogenik termasuk operasi pada ablasio retina sebelumnya, fotokoagulasi pan retinal. Neovaskuler subretinal yang berhubungan dengan retinal telangiektasi dan neovaskuler koroid bisa juga menyebabkan kelainan pada RPE.

Referat Lengkap

No comments:

Post a Comment

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...