Difteri
Amelia R
Amelia R
1. Definisi
Difteri adalah infeksi akut yang
disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae. Infeksi biasnya terdapat pada
faring, laring, hidung, dan kadang pada kulit, konjungtiva, genitalia dan
telinga. Infeksi ini menyebabkan gejala-gejala local dan sistemik, efek
sistemik terutama karena eksotoksin yang dikeluarkan oleh mikroorganisme pada
tempat infeksi.
Difteri didapat melalui kontak
dengan karier atau seseorang yang sedang menderita difteri. Bakteri dapat
disebarkan melalui tetesan air liur akibat batuk, bersin atau berbicara.
Beberapa laporan menduga bahwa infeksi difteri pada kulit merupakan
predisposisi kolonisasi pada saluran nafas.
2. Epidemiologi
Difteri tersebar di
seluruh dunia, tetapi insiden penyakit ini menurun secara mencolok serta penggunaan
tosoid difteri secara meluas. Umumnya tetap terjadi pada individu-individu yang
berusia kurang dari 15 tahun (yang tidak mendapatkan
imunisasi primer). Bagaimanapun, pada setiap insiden menurut usia tergantung
pada kekebalan individu. Serangan difteri yang sering terjadi mendukung konsep
bahwa penyakit ini terjadi di kalangan penduduk miskin yang tinggal di tempat
berdesakan dan memperoleh fasilitas pelayanan kesehatan terbatas. Kematian umumnya terjadi
pada individu yang belum mendapatkan imunisasi.
Karier
manusia yang asimtomatik dilaporkan menjadi reservoar untuk C. diphteriae. Infeksi oleh C. diphteriae didapat melalui kontak dengan pembawa atau
penderita aktif dari penyakit ini. Bakteri ini bisa ditransmisikan melalui
droplet ketika batuk, bersin, atau berbicara.
Menurut
laporan WHO, difteri tersebar luas di seluruh dunia dan menjadi endemik di
beberapa daerah berkembang di dunia, termasuk Asia, Afrika, Amerikka Selatan,
dan daerah Mediterania. Epidemik terakhir dimulai pada 1900 di Federasi Rusia,
Ukraina dan beberapa daerah di Uni Soviet.
Penyakit
ini muncul terutama pada bulan-bulan dimana temperatur lebih dingin di negara
subtropis dan terutama menyerang anak-anak berumur di bawah 15 tahun yang belum
diimunisasi. Sering juga dijumpai pada kelompok remaja yang tidak diimunisasi.
Di negara tropis variasi musim kurang jelas, yang sering terjadi adalah infeksi
subklinis dan difteri kulit. Difteri merupakan penyebab kematian yang umum pada
bayi dan anak-anak. Pada tahun 2000 diseluruh dunia dilaporkan 30.000 kasus dan
3.000 orang diantaranya meninggal karena penyakit ini. Dilaporkan 10% kasus
difteri dapat menyebabkan kematian.
Penyakit ini juga dijumpai pada daerah pada
daerah padat penduduk dengan tingkat sanitasi rendah. Sejak ditemukannya vaksin
DPT (diphtheria, Pertusis dan tetanus) penyakit difteri mulai jarang dijumpai.
Vaksin imunisasi bakteri diberikan pada anak-anak untuk meningkatkan sistem
kekebalan tubuh agar tidak terserang penyakit tersebut. Anak-anak yang tidak
mendapatkan vaksin akan lebih rentan terhadap penyakit ini dibandingkan dengan
anak yang mendapatkan vaksin
3. Etiologi
Penyebab difteri adalah
Corynebacterium diphteriae ( basil Klebs-Loeffler) merupakan basil gram positif
tidak teratur, tidak bergerak, tidak membentuk spora dan berbentuk batang
pleomorfis. Organisme tersebut paling mudah ditemukan pada media yang mengandung
penghambat tertentu yang menghambat pertumbuhan organism lain
(telurit).koloni-koloni api corneybacterium diphteriae berwarna putih kelabu
pada medium Loffler. Pada media telurit dapat dibedakan tiga tipe koloni:
a. Koloni nitis
yang halus, bewarna hitam dan cembung
b.Koloni gafis yang bewarna kelabu
dan setengah kasar
c. Koloni intemedius berukuran
kecil,halus serta memiliki pusat berwarna hitam.
Tidak semua orang terinfeksi oleh kuman
ini akan menjadi sakit. Keadaan ini tergantung pada titer anti toksin dalam darah
seseorang. Titer anti toksin sebesar 0.03 satuan per cc darah dapat dianggap
cukup memberikan dasar imunitas.
Bagian lengkap
No comments:
Post a Comment