Monday, July 20, 2015

Difteri (Bagian 1)

Difteri
Amelia R
1.    Definisi
        
         Difteri adalah infeksi akut yang disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae. Infeksi biasnya terdapat pada faring, laring, hidung, dan kadang pada kulit, konjungtiva, genitalia dan telinga. Infeksi ini menyebabkan gejala-gejala local dan sistemik, efek sistemik terutama karena eksotoksin yang dikeluarkan oleh mikroorganisme pada tempat infeksi.
         Difteri didapat melalui kontak dengan karier atau seseorang yang sedang menderita difteri. Bakteri dapat disebarkan melalui tetesan air liur akibat batuk, bersin atau berbicara. Beberapa laporan menduga bahwa infeksi difteri pada kulit merupakan predisposisi kolonisasi pada saluran nafas.

2.    Epidemiologi

Difteri tersebar di seluruh dunia, tetapi insiden penyakit ini menurun secara mencolok serta penggunaan tosoid difteri secara meluas. Umumnya tetap terjadi pada individu-individu yang berusia kurang dari 15 tahun (yang tidak mendapatkan imunisasi primer). Bagaimanapun, pada setiap insiden menurut usia tergantung pada kekebalan individu. Serangan difteri yang sering terjadi mendukung konsep bahwa penyakit ini terjadi di kalangan penduduk miskin yang tinggal di tempat berdesakan dan memperoleh fasilitas pelayanan kesehatan terbatas. Kematian umumnya terjadi pada individu yang belum mendapatkan imunisasi.
Karier manusia yang asimtomatik dilaporkan menjadi reservoar untuk C. diphteriae. Infeksi oleh C. diphteriae  didapat melalui kontak dengan pembawa atau penderita aktif dari penyakit ini. Bakteri ini bisa ditransmisikan melalui droplet ketika batuk, bersin, atau berbicara.
Menurut laporan WHO, difteri tersebar luas di seluruh dunia dan menjadi endemik di beberapa daerah berkembang di dunia, termasuk Asia, Afrika, Amerikka Selatan, dan daerah Mediterania. Epidemik terakhir dimulai pada 1900 di Federasi Rusia, Ukraina dan beberapa daerah di Uni Soviet.
Penyakit ini muncul terutama pada bulan-bulan dimana temperatur lebih dingin di negara subtropis dan terutama menyerang anak-anak berumur di bawah 15 tahun yang belum diimunisasi. Sering juga dijumpai pada kelompok remaja yang tidak diimunisasi. Di negara tropis variasi musim kurang jelas, yang sering terjadi adalah infeksi subklinis dan difteri kulit. Difteri merupakan penyebab kematian yang umum pada bayi dan anak-anak. Pada tahun 2000 diseluruh dunia dilaporkan 30.000 kasus dan 3.000 orang diantaranya meninggal karena penyakit ini. Dilaporkan 10% kasus difteri dapat menyebabkan kematian.
Penyakit ini juga dijumpai pada daerah pada daerah padat penduduk dengan tingkat sanitasi rendah. Sejak ditemukannya vaksin DPT (diphtheria, Pertusis dan tetanus) penyakit difteri mulai jarang dijumpai. Vaksin imunisasi bakteri diberikan pada anak-anak untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar tidak terserang penyakit tersebut. Anak-anak yang tidak mendapatkan vaksin akan lebih rentan terhadap penyakit ini dibandingkan dengan anak yang mendapatkan vaksin

3.    Etiologi
         Penyebab difteri adalah Corynebacterium diphteriae ( basil Klebs-Loeffler) merupakan basil gram positif tidak teratur, tidak bergerak, tidak membentuk spora dan berbentuk batang pleomorfis. Organisme tersebut paling mudah ditemukan pada media yang mengandung penghambat tertentu yang menghambat pertumbuhan organism lain (telurit).koloni-koloni api corneybacterium diphteriae berwarna putih kelabu pada medium Loffler. Pada media telurit dapat dibedakan tiga tipe koloni:
a. Koloni nitis yang halus, bewarna hitam dan cembung
b.Koloni gafis yang bewarna kelabu dan setengah kasar
c. Koloni intemedius berukuran kecil,halus serta memiliki pusat berwarna hitam.
         Tidak semua orang terinfeksi oleh kuman ini akan menjadi sakit. Keadaan ini tergantung pada titer anti toksin dalam darah seseorang. Titer anti toksin sebesar 0.03 satuan per cc darah dapat dianggap cukup memberikan dasar imunitas.

Bagian lengkap





No comments:

Post a Comment

Related Post

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...